spot_img
Saturday, July 27, 2024
spot_img

Tuntaskan Penanganan Stunting, Inflasi, Penurunan Angka Pengangguran dan Kemiskinan Ekstrem

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Capaian Program dan Realiasi APBD Kota Batu Triwulan 1

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Kinerja Pemkot Batu pada Triwulan I menorehkan hasil yang cukup memuaskan. Hal itu dinilai dari kinerja capaian program dan realisasi APBD Kota Batu Tahun 2024 yang telah dilaksanakan pada Triwulan I maupun sampai saat ini.

Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai memaparkan untuk realiasi belanja OPD dalam APBD Kota Batu tahun 2024 per 8 Mei mencapai Rp 255,6 miliar atau 20,75 persen dari target Rp 1,2 triliun. Dengan mencatatkan BKAD menjadi OPD dengan serapan tertinggi disusul Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.

- Advertisement -

“Untuk serapan tertinggi adalah BKAD sebesar Rp 38,2 miliar dari target Rp 138 miliar. Kemudian disusul Dinas Pendidikan dengan Rp 36,7 miliar dari target Rp 241,1 miliar dan Dinkes dengan realiasi Rp 23,4 miliar dari target Rp 108,7 miliar,” ujar Aries kepada Malang Posco Media, Selasa (14/5) kemarin.

Ia memaparkan BKAD menjadi OPD dengan realiasi tertinggi untuk belanja pegawai atau gaji. Kemudian Dinas Pendidikan karena memang mandatori, sehingga beberapa program untuk peningkatan pendidikan harus sudah berjalan seperti program angkutan gratis. 

“Selanjutnya untuk Dinas Kesehatan juga masuk tertinggi karena penanganan stunting secara rutin dengan turun langsung kepada balita terindikasi stunting untuk memberikan bantuan agar sesuai kondisi dengan melibatkan ahli psikologi untuk turut serta dalam penanganan stunting,” bebernya.

Pencegahan stunting dilakukan mulai saat anak dalam kandungan dengan pendampingan dan pemberian makanan sehat, sampai saat tumbuh kembang anak melalui posyandu. Dalam pelaksanaannya dibantu kader kesehatan. Jika ada anak terindikasi stunting akan segera dilaporkan dan mendapatkan perhatian khusus hingga pertumbuhannya normal kembali.

“Bahkan pemerintah melibatkan ahli psikologi untuk mengetahui keluarga dan kondisi balita stunting. Sehingga kita mengetahui betul kebutuhan dan melakukan intervensi yang tepat sesuai kondisi masing-masing balita stunting,” imbuhnya.

Kemudian selama Triwulan I, Pemkot Batu juga telah menuntaskan berbagai program prioritas seperti penanganan inflasi, pelayanan publik, penurunan angka pengangguran, kemiskinan ekstrem dan kinerja keuangan daerah.

“Untuk penanganan inflasi yang telah kami lakukan yaitu memastikan secara menyeluruh harga kebutuhan pokok di Kota Batu sudah stabil. Namun inflasi tetap harus dijaga dengan memberikan berbagai bantuan sosial baik kepada disabilitas, lansia, veteran dan keluarga pra sejahtera,” bebernya.

Selain itu, juga secara rutin melakukan pemantauan harga, menjaga pasokan, operasi pasar murah, penggunaan BTT dan mengoptimalkan kelancaran distribusi pangan. Bahkan saat libur Lebaran kami berhasil menjaga stabilitas harga dan inflasi daerah.

“Tentunya hal ini tidak mudah karena daerah kami adalah daerah wisata. Sehingga kami memberikan subsidi harga sembako pada operasi pasar murah di desa/ kelurahan menjadi salah satu kunci sehingga masyarakat dapat membeli kebutuhan pokok,” papar Aries.

Terkait pelayanan publik, nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kota Batu mencapai 85,51 persen. Angka ini dicapai dengan berbagai terobosan antara lain dengan menerapkan sistem pelayanan terintegrasi, reformasi perizinan peraturan berusaha, perubahan paradigma birokrasi dan juga pengawasan penyelesaian perizinan.

“Pada pelaksanannya kami juga menerima masukan dari masyarakat sebagai prioritas bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan publik,” imbuhnya.

Sedangkan untuk penurunan pengangguran juga menjadi fokus pembahasan, mengingat Kota Batu merupakan daerah dengan penurunan angka pengangguran yang sangat signifikan. Bahkan menjadi yang terbaik dibanding 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur, dari 8,43 persen di Tahun 2022 menjadi 4,52 persen di Tahun 2023.

“Program di Tahun 2024 terkait hal ini Pemerintah Kota Batu akan melaksanakan program padat karya, job fair, membangun kawasan UMKM di Kecamatan Junrejo dan pelayanan antar kerja,” imbuhnya.

Intervensi kemiskinan, Kota Batu merupakan daerah dengan angka kemiskinan terendah di Jawa Timur sebesar 3,31 persen dengan zero angka kemiskinan ekstrem. Kolaborasi berbagai OPD menjadi kunci penurunan angka kemiskinan baik bidang sosial, pemberdayaan, pertanian dan ketahanan pangan serta kesehatan.

Sementara untuk realiasi Pendapatan pada APBD Kota Batu hingga 8 Mei terbilang cukup tinggi yakni mencapai 34,3 persen atau Rp 355 miliar dari target Rp 1 triliun. Pendapatan itu terbagi atas realiasi PAD sebesar Rp 70,2 miliar atau 22,9 persen dari target Rp 281,2 miliar. Sedangkan dari Pendapatan Transfer terealisasi Rp 284,8 miliar atau 38,2 persen dari target Rp 743,3 miliar. (eri/lim)

- Advertisement - Pengumuman
- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img