MALANG POSCO MEDIA- Polisi mengusut kasus konvoi oknum pesilat rusuh di Sukun, Minggu (7/8) lalu. Penyidik Polresta Malang Kota periksa enam saksi. Untuk cegah kejadian serupa, polisi mengumpulkan semua elemen masyarakat.
“Kami dalami lagi terkait permasalahan ini. Masih kami kembangkan, belum ada tersangka,” kata Kasatreskrim Polresta Malang Kota, AKP Bayu Febrianto Prayoga.
Seperti diberitakan sebelumnya, konvoi sejumlah oknum pesilat ricuh di Jembatan Sukun hingga Jalan S Supriadi Kota Malang, Minggu (7/8) dini hari.
Hingga Senin (8/8) kemarin, sebanyak enam orang saksi dimintai keterangan oleh polisi. Bayu menjelaskan, saat ini masih ada tiga korban yang harus mendapatkan perawatan di RSSA Malang. Dua di antaranya anggota salah satu perguruan silat. Seorang lagi pengguna jalan yang saat kejadian melintasi kawasan tersebut.
“Kondisi ketiga korban yang dirawat terus berangsur membaik. Ini juga hal yang penting dalam proses kami melakukan pendalaman,” lanjutnya.
Selain korban luka, Bayu mengatakan total ada tiga motor rusak. Tiga motor itu sudah diamankan, dijadikan barang bukti sementara selama proses pendalaman.
Di sisi lain, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan pihaknya telah melakukan mediasi dengan beberapa pihak. Yakni antara pengurus perguruan silat yang terlibat, perwakilan warga di lokasi kejadian dan Aremania. Itu untuk merespons provokasi melalui media sosial. Sehingga tidak ada aksi lanjutan.
“Kami akan menindak tegas apabila ada konvoi-konvoi. Selain itu, jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Kemudian tidak mengibarkan, membentangkan dan menggunakan atribut perguruan pencak silat di luar agenda yang diikuti,” jelasnya.
Hal itu lantaran karena adanya simbol-simbol dari perguruan silat tertentu yang memancing tindakan yang tidak diinginkan. Selain itu atribut bisa memicu psikologi massa, di mana rasa solidaritas dan keberanian muncul saat bersama-sama dengan golongannya.
Perwira menengah yang akrab disapa Buher ini berharap perguruan silat memberikan informasi kepada kepolisian apabila menyelenggarakan kegiatan. Tujuannya menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
“Kemarin itu kami tidak mendapatkan informasi atau tembusan apapun. Peserta dari luar kota, seperti Pasuruan, Nganjuk dan lainnya. Saat kembali dari acara di Sumberpucung Kabupaten Malang, mereka ricuh di Kota Malang,” lanjutnya.
Buher juga mengajak Aremania serta seluruh perguruan silat, membantu menjaga kondusivitas Kota Malang. “Jangan ada lagi kerusuhan, jangan ada lagi kericuhan. Kami berharap perguruan silat, Aremania dan seluruh warga Kota Malang ikut untuk menjaga kondusivitas. Agar Kota Malang selalu aman, damai dan tenteram,” jelasnya. (rex/van)