MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga memuji penataan pasar rakyat Kota Malang. Khususnya Pasar Oro-Oro Dowo yang sudah memiliki sertifikat pasar sehat dan SNI. Kondisinya bersih dan nyaman untuk berbelanja.
Kamis (9/3) kemarin, Wamendag mengunjungi Pasar Oro-Oro Dowo untuk memantau harga sembako jelang Ramadan, termasuk Minyakita yang disubsidi pemerintah.
“Saya kagum sekali dengan Pasar Oro-Oro Dowo. Sistem pembayaran sudah pakai QRIS semua. Bersih juga. Ini benar-benar salah satu pasar rakyat terbaik yang pernah saya kunjungi,” kata Jerry usai berkunjung ke Pasar Oro-Oro Dowo.
Tidak hanya itu yang membuatnya kagum, saat mengecek harga sembako khususnya minyak goreng bersubsidi Minyakita, HET (Harga Eceran Tertinggi) sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 14 ribu per liter.
Dijelaskannya lagi kestabilan harga bahan pokok harus segera dipantau secara rutin. Hingga saat ini menurut pantauannya, harga dan stok bahan kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadan memang masih relatif stabil.
“Dan kita juga mau lihat bagaiamana kondisi atau iklim perdagangan di Kota Malang. Makanya ini kita juga ajak Dagangan, salah satu mitra Kementerian Perdagangan untuk program Digitalisasi Pasar dalam menjaga ketersediaan pasokan (supply) bahan pokok,” tegasnya.
Jerry melanjutkan, Dagangan bisa membantu menjaga produk supplier dengan harga yang terjangkau sehingga pedagang pasar, toko sembako, dan warung mendapat keuntungan dan manfaat lebih. Program sinergi seperti ini akan dimaksimalkan untuk meningkatkan daya saing pedagang.
Selain itu Jerry juga akan memastikan Kota Malang dan wilayah Malang Raya secara umum akan memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Hal ini melihat potensi-potensi perdagangan dan produksi pertanian yang ada.
“Setiap kali saya berkunjung ke daerah saya lihat kondisi produksi pertaniannya juga. Bagaimana perekonomian dan situasi dagangnya. Dan memang kita sedang kembangkan sistem resi gudang,” jelas Jerry.
Sitem ini memungkinkan petani memiliki keuntungan langsung lebih besar dari hasil pertaniannya tanpa harus dipotong melalui tengkulak. Karena selama ini, usai panen, petani biasanya harus langsung menjual dan harga pasti turun karena panen. Kebanyakan dari petani akan menjualnya ke tengkulak dan mereka bisa saja tidak untung besar. Maka dari itu kiat ciptakan sistem resi gudang.
“Misal saat panen dan harga komoditinya turun, hasil panen mereka bisa disimpan di gudang. Ketika harga naik bisa dijual. Begitu disimpan akan ada resi. Resi ini bisa diberikan ke bank untuk jadi jaminan pinjaman,” pungkas Jerry. (ica/aim)