MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kota Malang mulai menjalankan beberapa strategi untuk pengendalian inflasi, terutama menghadapi Hari Raya Iedul Fitri. Kondisi inflasi di Kota Malang saat ini berada di angka 0,5 secara month to month (mtm) di atas rata rata provinsi Jawa Timur dan nasional. Angka ini memang terbilang tinggi, namun secara year to year tergolong masih rendah.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengungkapkan salah satu upaya yang mulai dilakukan adalah mengaktifkan kembali Warung Tekan Inflasi (WTI) di sejumlah pasar rakyat. Dalam warung tersebut, terdapat berbagai komoditi yang mengalami inflasi dan dijual dengan harga dibawah pasar. Strategi ini, diyakini Wahyu akan efektif. Sebab berkaca pada pembukaan pertama WTI pada akhir tahun lalu terbukti mampu menurunkan harga bahan pokok dengan cepat.
“Kami baru buka 5 hari saja, waktu itu sudah bisa menekan angka inflasi. Karena WTI kami ini berbeda dengan WTI daerah lain. Kami membuat WTI ini ada di lingkungan pasar, sehingga secara langsung bisa mempengaruhi harga-harga di pasar. Otomatis kan pedagang di dalam pasar juga akan menyesuaikan dengan harga yang ada di WTI. Nah ini sangat ampuh sekali,” tegas Wahyu kepada Malang Posco Media Kamis (14/3) kemarin.
Efektifitas WTI ini pun sebenarnya juga telah mendapat apresiasi dari Kemendagri RI, Bapanas RI hingga Bank Indonesia. Dijelaskan Wahyu, terjangkaunya harga komoditi ini karena mendapat subsidi dari pemerintah. Seperti beras, minyak goreng, telur ayam dan bawang-bawangan. Sumbernya diambilkan dari Belanja Tidak Terduga (BTT)
Untuk pasokan bahan pokok tersebut, Wahyu juga telah meminta kepada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang untuk bekerjasama dengan daerah penghasil bahan pokok yang memiliki harga lebih rendah.
“Jadi mana saja daerah penghasil komoditi tersebut yang mempunyai harga jual rendah, kami akan beli dari sana, dan selanjutnya dijual di WTI dengan harga di bawah rata-rata. Supaya bisa mempengaruhi harga pasaran,” tambahnya.
Selain WTI, Wahyu menyampaikan pihaknya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) juga tetap mengagendakan pemantauan pasar secara langsung, operasi pasar hingga pasar murah. Intervensi seperti ini juga dinilai efektif untuk mengendalikan harga bahan pokok.
Kemudian, Wahyu melanjutkan, pihaknya juga segera melakukan intervensi dengan memanfaatkan BTT untuk subsidi transportasi sehingga bisa menekan harga dari produsen kepada konsumen.
“Yang diajukan oleh Diskopindag itu Rp 1 miliar. Nanti kami akan melihat rinciannya seperti apa, nanti akan kami hitung lagi. Karena kan saat ini harganya cenderung naik untuk komoditi tertentu tadi,” sebut dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi menambahkan, untuk operasional Warung Tekan Inflasi, akan digelar selama bulan Ramadan atau hingga harga bahan bahan pokok sudah mengalami penurunan. Pihaknya segera melengkapi komoditi yang ada di Warung Tekan Inflasi dengan kerjasama antar daerah. (ian/aim)