MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Sejak pasca Idulfitri dan kini menjelang hari raya Iduladha, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Malang mulai merangkak naik. Sejumlah komoditi seperti cabai mengalami kenaikan harga cukup signifikan. Hal ini mulai dikeluhkan masyarakat, termasuk pedagang di pasar-pasar tradisional.
Plt Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang menganggap perubahan ini masih tergolong wajar. Kepala Disperindag Agung Purwanto menyampaikan sejumlah komoditi utama masih terbilang stabil. Sedangkan untuk ketersediaan stok diklaim mencukupi hingga beberapa bulan kedepan.
“Harga stabil untuk kebutuhan pokok utama. Hanya telur yang naik sedikit, kalau cabai masih wajar ada kenaikan karena faktor cuaca,” ujar Agung, Sabtu (4/6).
Faktor cuaca yang tidak menentu di musim pancaroba, kata Agung menyebabkan panen petani cabai berkurang. Hal seperti ini menurutnya sudah biasa dihadapi masyarakat. Sementara untuk daging sapi, masih terbilang stabil ditengah maraknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Untuk daging masih stabil tidak terpengaruh PMK. Dagung yang ada di pasaran masih aman dikonsumsi,” katanya.
Diketahui dari data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (SISKAPERBAPO) di Kabupaten Malang, harga dagung sapi di angka Rp 118 ribu perkilogram. Angka tersebut naik turun sejak sebulan lalu di angka Rp 120 ribu perkilogram. Harga cabai di pasaran untuk cabai keriting Rp 52.200 naik tinggi jika dibandingkan bulan lalu di angka Rp 35 ribu hingga Rp 38 ribu. Pun dengan cabai rawit dari semula Rp 25 ribu kini menjadi Rp 68 ribu perkilogram.
Sementara untuk ketersediaan bahan pokok, Agung menyebut masih aman dan mencukupi hingga tiga bulan kedepan. Mengingat, tidak ada kelangkaan stok bahan pokok di Kabupaten Malang.
“Kalau kondisi ketersediaan masih cukup sampai dua atau tiga bulan masih aman,” sebutnya.
Selama ini, Disperindag terus melakukan pemantauan. Ia mengaku adanya kenaikan di komoditi tertentu hasil kebijakan nasional tak mampu banyak mengintervensi. Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat untuk upaya menstabilkan harga.
“Kalau seperti migor itu faktor nasional. Untuk yang lain jika ada yang berlebih stoknya kita ada komunikasi dengan daerah lain, mana yang tinggi di masing-masing kabupaten akan dioper ke yang membutuhkan agar stabil,” tambahnya.
Di sejumlah pasar, diketahui memang mulai ada peningkatan harga bahan pokok. Seperti halnya yang terjadi di Pasar Gondanglegi. Salah satu pedagang, Endah menuturkan kenaikan harga ini memang terjadi pada sebulan terakhir. Bahkan, setiap harga bahan pokok yang berada di kiosnya masih belum mengalami penurunan yang signifikan.
“Semuanya naik, cabai merah kecil dulu cuma Rp 20.000 saja sekarang naik tiga kalinya menjadi Rp 60.000 per kilo. Bawang merah, awalnya Rp 20.000 juga sekarang menjadi Rp 40.000. Kondisi ini berat mungkin dari petaninya yang mulai merasa kesulitan,” kata Endah.
Kondisi berat seperti mengakibatkan para pembeli mengurangi jumlah besaran bahan pokok yang dibutuhkan. Biasanya masyarakat masih sempat membeli beberapa kilo cabai untuk kebutuhan warung atau kebutuhan harian.
“Dulu masih ada yang beli kiloan, tetapi sekarang ya dikurangi. Gak tau kenapa, lha wong saya ambil di pasar Induk Gadang juga mengalami kenaikan,” imbuhnya.(tyo/ggs)