MALANG POSCO MEDIA – Jangan panik panas ekstrem. Gelombang panas alias Heatwave belum sampai ke Indonesia. Namun demikian Rabu (26/4) hari ini bakal terasa terik matahari. Karena itu tetaplah ngadem di tempat yang tepat. (baca grafis) Hal tersebut karena wilayah Indonesia berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan yang luas.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Taufiq Hermawan mengatakan jangan terkait informasi cuaca panas ekstrem dari Heatwave yang telah melanda beberapa negara Asia.
Ia menyebutkan beberapa negara-negara di Asia Selatan mengalami dampak dari Heatwave. Itu sejak pekan lalu. Taufiq mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima dari Badan Meteorologi di Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos, sempat melaporkan suhu panas lebih dari 40 derajat Celcius.
“Kemudian ada fenomena, suhu maksimum harian terpanas, terjadi di Kota Kumarkhali di Distrik Kusthia, Bangladesh. Suhu panas di wilayah tersebut mencapai 51,2 derajat Celcius, Senin (17/4) lalu,” bebernya.
Namun dari hasil penggalian data yang dilakukan pihaknya, ditemukan bahwa di wilayah Jawa Timur tercatat suhu maksimum harian 35,4 derajat Celcius. Data tersebut diperoleh petugas dari pemantauan yang dilakukan di Stasiun Geofisika Karangkates, Senin (24/4) lalu.
Wilayah Jawa Timur diapit Laut Jawa di sebelah utara dan Samudera Hindia yang luas di sebelah selatan. Ini juga mempengaruhi tingkat suhu yang ada di wilayah daratan, yang dalam hal ini wilayah Jawa Timur.
“Dalam sepekan terakhir, suhu maksimum di wilayah Jawa Timur berkisar antara 33 hingga 35 derajat Celcius. Apabila dilihat dari hasil pemantauan yang dilakukan, angka tersebut masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” urainya.
Taufiq menjelaskan, suatu kondisi dikatakan gelombang panas alias Heatwave, apabila memenuhi dua hal. Yakni, secara karakteristik geografis dan secara indikator statistik suhu kejadian.
Pertama, gelombang panas umumnya terjadi di wilayah yang berada pada lintang menengah hingga lintang tinggi. Selain itu, berdekatan dengan daratan yang luas seperti wilayah kontinental dan sub-kontinental.
Kemudian secara indikator statistik suhu kejadian, menurut Badan Meteorologi Dunia (WMO) gelombang panas atau Heatwave, didefinisikan sebagai periode cuaca dengan kenaikan suhu lebih dari 5 derajat Celcius, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum di suatu lokasi, dan terjadi selama lima hari berturut-turut atau lebih.
“Sementara itu wilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas karena secara keseluruhan, tercatat suhu maksimum harian di Indonesia mencapai 37,2 derajat Celcius di stasiun pengamatan BMKG Ciputat, pekan lalu,” ujarnya.
Kondisi panas yang dirasakan masyarakat Jawa Timur, khususnya Malang Raya dikatakannya masih dalam batas wajar. Mengingat, beberapa daerah juga sudah mulai mengalami transisi dari musim penghujan ke musim kemarau.
Taufiq menjelaskan beberapa waktu terakhir beredar informasi mengenai kondisi suhu udara yang panas, dan dikaitkan dengan fluktuasi nilai indeks UV (ultraviolet). Namun secara umum, pola harian indeks UV berada pada kategori Low di pagi hari, dan mencapai puncaknya di kategori High hingga Very High sampai dengan Extreme.
Hal itu terjadi, ketika intensitas radiasi matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12.00 sampai pukul 15.00 waktu setempat. Kemudian indeks UV akan bergerak turun dan kembali ke kategori Low di sore hari.
Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi (kemiringan dan ketinggian) suatu tempat. Selain itu juga ada pengaruh posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.
“Tinggi rendahnya indeks UV, tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti disampaikan, secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena gelombang panas,” jelas Taufiq.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, ia mengimbau masyarakat tidak panik. Khususnya dalam menyikapi informasi yang beredar mengenai gelombang panas tersebut.
“Kami menyarankan untuk mengonsumsi air putih cukup sesuai kebutuhan tubuh, agar tidak mengalami dehidrasi. Selain itu sebaiknya menggunakan pakaian tertutup atau tabir surya apabila beraktivitas di luar ruangan,” tandasnya. (rex/van)