MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Dinas Perikanan Kabupaten Malang terus berupaya membangkitkan ekonomi pembudidaya di desa. Salah satunya melalui program permodalan bibit dan lahan tambak. Setelah sukses dua desa di tahun 2022, Tahun ini, dua desa lain tengah dikembangkan untuk mendapatkan permodalan.
Kepala Dinas Perikanan, Victor Sembiring mengungkapkan, upaya mendukung budidaya ikan air tawar yang potensial sudah berlangsung sejak tahun 2021 lalu. Yakni di Desa Pandanajeng, Kecamatan Tumpang, yang menuai hasil positif hingga total perolehan panen raya mencapai 10 ton ikan nila. Dilanjutkan di tahun 2022 ada dua desa yakni Bangelan, Kecamatan Wonosari dan Desa Sananrejo Turen. Dimana, Sananrejo baru saja panen raya dan mendulang untung.
“Tahun ini ada dua desa lagi yang akan dilakukan pengembangan. Ada di Desa Sumberngepoh, Lawang, dan Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak,” ujar Victor.
Dirinya optimis kembali menuai sukses panen raya lantaran pengembangan terbaru di Desa Sananrejo Turen mendapatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Dikembangkan oleh kelompok budidaya Sanare Fish Farm, bantuam seluas 2.250 meter persegi mengasilkan 10 ton 500 kilogram ikan nila. Sedangkan sebelumnya hasil hampir sama didapat dari lahan dengan luas dua kali lipat. “Sekarang mereka sudah mengembangkan setengah hektar yaitu di Desa Sananrejo. Rencananya mengembangkan satu hektar lagi juga di Sananrejo. Mudah-mudahan itu bisa terwujud, juga dengan pendampingan,” jelasnya.
Secara keseluruhan, total ada lima desa yang dikembangkan dalam waktu tiga tahun. Ia tak menutup kemungkinan bahwa jika ditemukan potensi yang sejenis di desa lain, pohaknya tak segan memberikan dukungan permodalan. Tentunya melalui prosedur anggaran pemerintah daerah. “Kami akan terus mengembangkan sesuai dengan kecukupan dana yang ada di kami dan potensi wilayahnya. Ketika di sana ada air yang cukup, kita akan kembangkan,” tambah mantan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan itu.
Mengenai pemasaran hasil budidaya warga, Victor menyebut masih berada di pasar lokal. Diakuinya permintaan lokal masih terbilang banyak. Meski begitu, beberapa hasil unggulan dinilao sudah layak menembus pasar yang lebih luas. Lebih-lebih dengan adanya surplus ketersediaan ikan yang bisa dipasarkan. “Penjualan saat ini lokal saja masih kurang-kurang. Kalau ikan itu jik pasarnya sudah jenuh, kita akan ubah menjadi olahan. Itu sudah terjadi di ikan hasil laut. Bisa juga diterapkan ke yang lainnya untuk menambah nilai jual,” imbuhnya.(tyo/nug)