Malang Posco Media, SURABAYA – Penjabat (Pj.) Gubernur Jatim Adhy Karyono, Rabu pagi, telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024.
BLT dicairkan untuk 4.209 buruh dari empat pabrik rokok lintas wilayah Surabaya dan sekitarnya. Masing-masing buruh mendapat BLT sebesar Rp 1.031.145. Pembagian digelar di halaman PT HM Sampoerna Surabaya, didampingi Kepala Urusan External PT. HM Sampoerna Arief Triastika dan Kadinas Sosial Jatim Restu Novi Widiani.
“Hari ini kami melaksanakan pengembalian cukai dari pemerintah kepada yang berhak menerima. Salah satu yang paling berhak adalah buruh pabrik, petani tembakau, dan orang miskin lainnya,” ungkap Adhy.
Dikatakan Adhy, tahun 2024 Jatim memperoleh alokasi DBHCHT Rp 2,77 triliun. Anggaran ini bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang didasarkan Permenkeu Nomor 6 Tahun 2024 dan Pergub Jatim Nomor 84 Tahun 2023.
“Pemerintah tetap menjalankan kewajibannya dan diserahkan kepada provinsi dan kabupaten, jumlahnya banyak tapi yang kembali Rp 2,77 triliun,” tuturnya.
Besaran BLT DBHCHT tahun ini, kata Adhy, nilanya sama dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 13,8 miliar. Hanya saja tahun ini penerimanya lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
“Uang yang didapatkan itu kemudian dibagi rata maka setiap orang dapatnya senilai satu juta sekian itu,” katanya.
Adhy menjelaskan, tahun ini total penerimanya se-Jatim mencapai 13.469 orang. Kali ini jumlah yang disalurkan 4.209 buruh pabrik dari empat perusahaan di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Sedangkan tahun 2023 penerimanya 9.259 orang masing-masing menerima Rp 300.000 dan disalurkan sebanyak lima kali.
“Berbeda dari tahun kemarin karena tahun ini kami ingin berbagi kepada lebih banyak buruh pabrik rokok di Jatim,” katanya.
Sementara itu, Restu Novi Widiani melaporkan bahwa penyaluran BLT DBHCHT tahun ini menyasar buruh pabrik rokok yang tersebar di 114 perusahaan di 22 Kabupaten/Kota. “Selanjutnya penyaluran dilakukan di wilayah perusahaan masing-masing, di Malang, Pasuruan, dan Bojonegoro karena di daerah itu banyak sekali buruh pabrik” katanya. (has)