Stok di Pasar Terbatas, Warga Rela Menunggu Berjam-jam
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Polemik minyak goreng kemasan harga tinggi dan minyak goreng curah yang langka masih terjadi. Di Karangploso, terjadi antrean panjang warga membeli minyak goreng curah murah yang dijual distributor di Desa Ngijo Karangploso, Senin (11/4).
Bahkan, warga rela mengantre berjam-jam hingga antrean mengular ke pinggir jalan. Minyak goreng itu dijual di sebuah toko bernama Tigor. Berdasarkan pantauan Malang Posco Media, sekitar pukul 9.00 pagi antrean panjang masih terjadi. Hingga pukul 11.00 belum berkurang.
Warga yang datang dari beberapa desa di Karangploso. Di antaranya dari Tawangargo dan Ngijo, bahkan ada dari kecamatan Singosari. Mereka membawa jiringen dengan berbagai ukuran. Mulai ukuran kecil hingga yang berkapasitas 14 liter. Pihak penyedia juga melayani pembelian beserta jirigen berukuran maksimal lima liter dengan harga minyak beserta jirigen dibandrol Rp 78 ribu.
Yuni, salah satu pembeli asal Losawi Karanglo Singosari rela mengantre sekitar satu jam untuk membeli satu jirigen minyak curah dengan harga Rp 78 ribu. Dia datang ke lokasi sekitar pukul 11.00 dan baru mendapatkan minyak goreng sekitar pukul 12.00.
“Kurang lebih satu jam. Beli lima liter. Karena mumpung ada, di pasar sulit dan mahal juga,” kata Yuni saat ditemui usai mengantre. Ia mendapati harga minyak goreng di pasaran untuk kualitas sedang dengan kemasan dibanderol Rp 20 ribu per liter. Sedangkan untuk curah selalu kosong.
Hal serupa diungkapkan, Mujiana, warga asal Desa Tawangargo Kecamatan Karangploso yang mengantre sejak pukul 9.00 hingga dua jam lamanya. Ia yang merupakan seorang pedagang gorengan mengaku selama ini kesulitan mendapatkan minyak goreng harga murah.
“Kalau cari di pasar jarang ada, saya jualan gorengan sama nasi, jadi kalau minyak mahal untungnya berkurang banyak,” ujarnya. Mujiana membeli minyak goreng curah dengan total sekitar 14 liter senilai Rp 222 ribu.
“Di pasar yang kemasan Rp 25 ribu, curah sekarang sulit, kalau mahal harus bayar dua kali lipat modal,” tambahnya. Ia berharap semoga pemerintah segera memberikan solusi atas permasalahan minyak goreng ini.
Pemilik CV. Toko Tigor, Toni Suryahartanto mengatakan penjualananya dibuka sejak pukul 7.00 pagi. Pihaknya membatasi pembeli hanya untuk konsumen bukan untuk penjual minyak. Para pembeli diberi tanda tinta pada jari tangan untuk mencegah pembeli antre berulang atau pembelian ganda.
“Untuk syaratnya membawa KTP, dijual Rp 14 ribu per liter. Untuk perkilonya Rp 15.500. Tergantung pasokan dari Jakarta,” katanya. Suplai minyak goreng yang dijual didapat dari distributor asal Sidoarjo PT Mega Surya Mas.
Ia mengaku mendapat suply sekitar 36 ton untuk sehari. Sedangkan hari berikutnya masih menunggu informasi lanjutan dari pemasok. Hingga pukul 12.00 tersisa lima ton minyak.
“Pembelinya tidak karuan, sampai dijaga polisi. Untuk antisipasi kita batasi pengusaha mikro dan kecil supaya merata,” imbuhnya, sembari berharap agar pasokan minyak goreng murah kali ini bermanfaat bagi warga. (tyo/ggs)