MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Pencemaran air menjadi permasalahan bagi lingkungan. Di Kota Batu Indeks Kualitas Air (IKA) tercatat cukup memprihatinkan. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu mencatat IKA di Kota Batu mencapai 53 persen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Aris Setiawan menjelaskan, IKA di Kota Batu mencapai 53 persen berdasarkan uji laboratorium selama enam bulan sekali. Dengan uji laboratorium diambil di 18 titik pantau.
“Artinya kondisi tersebut kian mencemaskan mengingat air menjadi kebutuhan penting dalam kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi, Kota Batu merupakan wilayah titik nol Sumber Brantas yang airnya digunakan untuk kebutuhan air minum,sport tourisme, irigasi pertanian dan perikanan masyarakat di 14 kota dan kabupaten di Jawa Timur dan lain lain,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.
Ia menerangkan buruknya IKA karena kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah dan limbah rumah tangga langsung ke sungai. Selain itu limbah pupuk kimia pertanian juga menyumbang pencemaran air.
“Kami juga ada temuan kebocoran akibat instalasi pengolah limbah perhotelan yang buruk sehingga mencemari lingkungan. Artinya hotel ikut menyumbang buruknya indeks kualitas air dan tanah,” bebernya.
Selama pemantauan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perhotelan, Aries mengatakan bahwa petugas menemukan 18 pengelola usaha melanggar aturan karena kedapatan membuang limbahnya langsung ke sungai. Sehingga mereka dijatuhi sanksi administrasi oleh DLH.
“Sementara ini kami sanksi administrasi. Jika tidak ada pembenahan, maka akan kami naikkan ke penegakan hukum,” tegas mantan Camat Batu ini.
Untuk meningkatkan IKA, Pemkot tidak berdiam diri. Sejauh ini, Pemkot Batu terus meningkatkan kualitas lingkungan hidup dengan menanam pohon dan tata kelola persampahan dari hulu sampai hilir.
“Selain itu, Pemkot juga mendorong kampung proiklim seperti di Kelurahan Dadaprejo sebagai Kampung Proiklim percontohan nasional. Lewat Kampung Proiklim ada ruang terbuka hijau, tiap rumah menanam pohon, pengelolaan sampah terpadu dan melakukan mitigasi bencana,” paparnya.
Berbeda dengan IKA yang dinilai buruk, untuk indeks kualitas udara dan tanah cukup bagus di Kota Batu. Dari hasil pengukuran indeks kualitas udara 83,33 persen. Sedangkan untuk indeks kualitas tanah 75 persen. Dengan total indeks kualitas lingkungan hidup meliputi udara, tanah dan air mencapai 70,23 persen atau secara keseluruhan kualitas lingkungan di Kota Batu dinilai bagus. (eri/nug)