Ada suasana khas Malang yang terasa akhir-akhir ini. Anak muda usia akhir belasan, terlihat jalan berkelompok menuju kampus-kampus. Barisan motor ramai memenuhi halaman parkir café, juga antrean panjang di kasir-kasir warung dan rumah makan mengular.
Yup! Ini adalah masa-masa Malang menyambut dan melayani mahasiswa baru dari berbagai daerah. Remaja-remaja yang mencoba terpisah pelukan orang tuanya ini terlihat ada dimana-mana. Setelah beberapa minggu lalu disibukkan dengan pekan orientasi kampus masing-masing, mereka kini sibuk kuliah dan menata hidup di masa depan.
Teman baru, lingkungan baru, tempat tinggal baru, tempat belajar baru, udara dengan suhu yang baru juga tentu gaya hidup baru. Masa ini adalah masa dimana persimpangan terasa sangat menyenangkan. Senang yang rumit lebih tepatnya. Di antara banyak keadaan baru dan waktu, serta kejaran berbagai tuntutan adaptasi yang tak mau menunggu. Masa dimana banyak jalur terbuka di depan mata. Berbagai gemerlap memesona. Kawan, organisasi dan cinta. Semua minta jatah ikut berkontribusi, untuk sebuah kesuksesan, ketiganya datang silih berganti. Berebut menempati dinding hati.
Menjadi mahasiswa memang salah satu titik awal dimana nyali diuji. Ditantang untuk mandiri tanpa harus selalu menunggu tangan lain yang membantu tegak berdiri. Orang tua dan saudara jauh di seberang sana. Tak banyak waktu untuk mampu berbagi cerita, termasuk masa-masa berat dalam meraih cita-cita. Ini adalah masa peralihan, dimana kesungguhan dipertaruhkan, nama baik diteguhkan, dan mimpi diuji dengan berbagai cobaan.
Memilih Circle Tepat
Memulai langkah sebagai mahasiswa adalah tentang memilih iklim yang tepat untuk menghabiskan waktu. Kuliah, tak lagi menjadi kegiatan utama. Seorang mahasiswa perlu kegiatan ekstra yang dapat mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki.
Sebuah universitas biasanya dilengkapi dengan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Banyak bidang bisa dipilih, mulai dari seni, olahraga hingga bela diri. Hati-hati, banyak tawaran ini menjadi gerbang utama habitat awal dimana mahasiswa akan melejitkan potensi atau justru memadamkan bakat.
Kultur yang hidup di dalam organisasi tak bisa dipandang sebelah mata. Karena dari kawanlah, mahasiswa akan belajar. Memililah yang baik dan buruk. Mencontoh yang sesat atau membawa manfaat.
Sebuah UKM, biasanya akan menjadi tempat memoles bakat menjadi maksimal. Tak hanya memberikan tambahan latihan dan juga banyak ilmu serta teknik baru, UKM akan membuka banyak peluang dan ruang kompetisi. Baik nasional maupun internasional. Prestasi mulai dikumpulkan dan narasi hidup mulai dituliskan.
Selain UKM, organisasi pengkaderan bisa menjadi salah satu wadah aktualisasi. Mahasiswa akan belajar tentang manajemen organisasi, kepemimpinan hingga dasar-dasar politik. Bergabung dengan lembaga pengkaderan, membentuk diri kita menjadi manusia organisatoris yang belajar banyak tentang kepemimpinan.
Biasanya, lembaga pengkaderan akan mengidentifikasi sosok-sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan untuk dimaksimalkan potensinya. Di sini, awal muncul calon-calon pemimpin masa depan.
Gaya Hidup Baru
Cantik dengan kekayaan alam serta udara yang segar, juga kelengkapan fasilitas yang lengkap membuat Malang menjadi salah satu kota pelajar idaman. Di sini, wajah-wajah lugu bertransisi. Jadi lebih pintar, bahkan goodlooking dan modis. Anak-anak desa jadi anak kota. Perjalanan dalam proses lalu mengubah mengubah diri, seperti kupu-kupu yang bertransisi.
Pilihan circle untuk menghabiskan waktu, menjadi warna pilihan bagaimana kehidupan mahasiswa akan ditampilkan. Tak hanya di dalam kampus, ruang aktualisasi di luar kampus juga menghadirkan banyak pilihan. Bagi mereka yang berangkat dari keluarga sederhana, Malang menawarkan sangat banyak jalan kemandirian.
Mulai dari kerja paruh waktu di outlet maupun café, hingga menjadi content creator secara freelance. Singkat kata, siapa yang mau berusaha, di sana jalan keluar selalu ada.
Kuliah Bukan Puncak Cita-cita
Berhasil menjadi seorang mahasiswa bukanlah cita-cita terakhir. Euforianya tak boleh diperingati di awal saja, karena menjadi mahasiswa artinya meraih cita-cita di step pertama. Masih ada check point kedua, ketiga, keempat, kelima demikian seterusnya. Ini lantaran, menyandang predikat sebagai mahasiswa artinya menyandang predikat sebagai aktor intelektual. Sebuah tanggung jawab yang tidak main-main.
Di dalamnya ada amanah dari orang tua, keluarga, sekolah, pemerintah (terutamana bagi yang melanjutkan dengan beasiswa), hingga diri sendiri untuk terus berkomitmen mengejar dan mewujudkan mimpi. Ini adalah awal perjalanan, yang membutuhkan banyak energi, semangat dan ketegaran hati. Juga dukungan penuh dari kawan, kolega dan keluarga.
Cerita baru saja dimulai. Segera pilih circleyang membuat nyaman. Cari teman yang tidak hanya satu tujuan, tapi juga memegang satu nilai yang sama. Pastikan juga seluruh kegiatan yang menghabiskan waktu, adalah salah satu “multivitamin” untuk mimpi-mimpi itu.
Mimpi tentang hal yang lebih baik dari sisi ekonomi, sosial dan tentu saja spiritual dari pada yang telah lalu. Pastikan mereka yang ada di sekitar, adalah cendana yang menyebarkan wangi, beringin yang mengajarkan kekokohan, dan angin yang mengajarkan ketulusan meniupkan kesejukan.
Mahasiswa dari luar kota, perlu dan harus merasa bahwa Malang menjadi rumah keduanya. Rumah yang kemudian akan sangat ia rindukan saat harus pulang ke kampung halaman saat sedang liburan. Ritme kuliah, makanan-makanan khas dengan harga murah, kehidupan organisasi serta lingkungan tinggal sementara di perantauan akan menjadi cerita indah.
Tapi ini hanya jika, mahasiswa menjadi versi terbaik dirinya saat mengumpulkan ilmu di kampus tercinta. Selamat datang di Malang Raya mahasiswa baru 2022. Biar Malang Raya membingkai perjuangan untuk mimpi-mimpimu mewujud sempurna.(*)