MALANG POSCO MEDIA – Siapa yang tidak mengenal ZARA, perusahaan fashion yang berpusat di Spanyol milik seorang pria bernama Amancio Ortega ini terkenal dengan dengan sebuah gagasan “Fast Fashion.” Istilah fast fashion yang akhirnya menjadi corporate value bagi ZARA ini ternyata memang sangat layak dilabelkan kepadanya.
Bagaimana tidak, kemampuannya untuk menghadirkan design-design baru hasil dari Run Way di Paris Prancis hanya dalam waktu 1 bulan ini (padahal secara umum industri Fashion yang lain butuh waktu paling cepat 6 bulan untuk menjadikan hasil Run Way Fashion itu di rak toko) menjadi nilai unggul dari seluruh produk ZARA yang tidak tertandingi hingga saat ini.
Tidak hanya itu, untuk memastikan corporate value yang dimilikinya, ZARA melaunching model busananya 2 kali dalam sebulan padahal secara umum industri fashion melaunching 2 kali dalam setahun. ZARA juga memproduksi 1.000 design per bulan yang sekaligus menjadi salah satu valuenya bahwa model busana yang ia jual di satu toko dengan toko yang lain berbeda, yang dijual antara satu negara dengan negara lain berbeda.
Hal ini bukan hanya membuat pola permainan baru dalam industri fashion, banyak customer yang pada akhirnya jatuh hati pada seluruh produk-produk fashion yang dilaunching dan dijual di seluruh outletnya ZARA karena design dan modelnya pasti berbeda setiap saat.
Well manage dan Well Organize yang dilakukam oleh sang Founder Amancio Ortega ini sekaligus menjadi ZARA yang berpusat di Spanyol ini menjadi perusahaan Fashion terbesar di dunia dengan konsep fast fashionnya.
Hal yang sama juga di lakukan oleh produsen dan reteller sepatu Nike, perusahaan apparel yang sempat jatuh karena pandemi Covid-19 ini menunjukkan keunggulan pengelolaan bisnisnya di kuartal kedua tahun 2020.
Pada akhir tahun 2020 Nike mengumumkan pemasukan sebesar 11,2 US Dollar naik 9 persen dari kuartal tahun sebelumnya, Net income Nike naik menjadi 12 persen dan saham Nike melonjak luar biasa menjadi 7,7 persen bahkan tertinggi sepanjang sejarah perjalanan Nike dan mejadikan Nike nilai pasar yang sangat fantastis yakni 228 miliar USD.
John Donahoe sang CEO Nike mengatakan “pandemi global mengafirmasi bahwa perilaku konsumen berubah secara cepat, dan memberikan peluang bagi kami untuk mengakselerasi proses transformasi kami”, lebih lanjut ia mengatakan “kami berpindah dari legacy yaitu model wholesale distribution ke model yang dapat memberikan pelanggan kita pengalaman belanja yang lebih premium.’’
Nike mewujudkan strategi memberikan pengalaman belanja yang lebih premium kepada customer tersebut dengan tiga cara, yakni; pertama, Going direct to customers, selama hampir tiga tahun terakhir ini Nike telah banyak menghentikan kerjasama dengan para wholesalenya seperti Amazon.
Mereka paham betul bahwa di era digital marketing seperti ini dia juga memiliki peluang yang besar untuk langsung menjual produknya kepada customer. “Kami memilih partner yang lebih sedikit yang sama seperti kami, memiliki visi untuk menciptakan pengalaman belanja yang konsisten, terkoneksi dan modern”, kata John Donahoe dalam sebuah wawancara.
Kedua, Double down on digital, menurut data yang mereka release, penjualan Nike melalui kanal digital tumbuh hingga 84 persen, bahkan para manager di perusahaan Nike menyampaikan bahwa penjualan melalui kanal digital berpotensi untuk menjadi “the majority of nike business.”
Ketiga, Build experiential stores.Nike membangun sebuah store di New York city yang diberi nama dengan House Of Inovation, store ini diciptakan agar pelanggan benar-benar mengalami sendiri secara lagsung sensasi dan inovasi yang mereka ciptakan. Nike juga membangun 200 Nike live, yakni storenya yang berskala lebih kecil di bagian Amerika utara yang menjadi pusat dari penjualan mereka.
Menurut Global vice president Nike direct store Cathy Spark tujuan membuat Nike live adalah menjadikan Nike sebagai bagian dari komunitas, turut membantu membangun komunitas, membantu meningkatkan aktivitas olah raga dan membantu anggota untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Apa yang dilakukan oleh ZARA dan Nike adalah contoh nyata bagaimana sebuah corporate bisnis atau kita para pelaku bisnis untuk selalu mencari cara dan membuat keunggulan dalam seluruh proses bisnis yang dijalankan. Setidaknya ada lima hal pelajaran yang bisa kita ambil dari ZARA dan Nike untuk membangun keunggulan dalam bisnisnya. Yakni lima pelajaran yang menyebabkan mereka bisa terus bertumbuh dan berkembang menjadi entitas bisnis yang memberikan layanan terbaik dan pengalaman terbaik bagi customernya.
Lima pelajaran membangun keunggulan bisnis itu antara lain adalah; Pertama, Selalu bergerak, mengambil keputusan dan tindakan terdepan dan tercepat dari pesaingnya. Menurut catatan Nike selalu bergerak tiga langkah lebih maju daripada pesaingnya.
Begitu juga dengan ZARA yang selalu menjadi terdepan dan tercepat dalam memproduksi design dan baju yang dijual di toko-toko mereka di seluruh penjuru dunia. Nike dan ZARA meneropong peluang dengan sangat tajam dan mengeksekusi semua gagasan dan inovasinya dengan gagah berani.
Kedua, Penyerangan adalah pertahanan yang terbaik. Sang CEO Nike John Danahoe menyampaikan bahwa hasil positif yang kuat yang didapatkan Nike selama masa yang dinamis ini menunjukkan kekuatan yang diperoleh dengan tetap mengambil posisi menyerang.
Pada saat krisis seperti sekarang ini kebanyakan orang akan mengambil posisi untuk mencari aman dan fokus pada bertahan, akan tidak bagi Nike, mereka terus melakukan gebrakan dan penetrasi pasar meskipun dalam kondisi krisis seperti sekarang ini.
Ketiga, Mencurahkan perhatian terbesarnya untuk pelanggan. ZARA dan Nike selalu menjadikan pelanggannya sebagai objek untuk melakukan riset secara terus menerus dan berkelajutan. Bahkan ZARA menjadikan seluruh pegawainya yang ada menjadi juru surveyor untuk mengumpulkan data mengenai keinginan pelanggan dan trend fashion yang diharapkan oleh pelanggan. Maka tidak heran jika setiap design dan model baju yang diproduksi oleh ZARA selalu diminati dan laris di pasaran.
Keempat, Memilih mitra bisnis secara strategis. ZARA dan Nike sangat selektif mencari mitra dalam seluruh proses bisnisnya. Mereka mencari mitra yang benar-benar se-visi dan memiliki pemahaman yang sama terkait memenuhi keinginan pelanggan.
Kelima, Mengoptimal transformasi digital sebagai platform penjualan dan bisnis, ZARA bahkan mampu memproduksi 1.000 design per bulan yang itu didapatkan dari kecepatan informasi yang diberikan oleh para pegawainya di seluruh toko yang ada di semua negara dengan platform digital.
Menjaga keunggulan dalam bisnis adalah sebuah tindakan dan behaviour yang mutlak dilakukan oleh semua para pelaku bisnis. Karena dengan menjaga keunggulan dalam bisnis maka sama saja kita telah menjaga pundi-pundi uang kita.(*)