spot_img
Wednesday, July 3, 2024
spot_img

Menuju Wisata Halal Kelas Dunia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Baru-baru ini CrescentRating kembali merilis Global Muslim Travel Index (GMTI). Kali ini Indonesia meraih prestasi sebagai rangking kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022. Itu artinya, Indonesia naik dua peringkat dari tahun sebelumnya. Capaian itu menunjukkan besarnya potensi serta daya saing wisata halal Indonesia di kancah global. Sementara posisi pertama diraih Malaysia, Arab Saudi peringkat ketiga, Turki peringkat keempat dan Uni Emirat Arab berada di posisi kelima.

Pencapaian wisata halal Indonesia ke posisi kedua dalam The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022 menunjukkan kepercayaan wisatawan global yang semakin meningkat. Tentu saja prestasi ini perlu disyukuri dengan mempertahankan kepercayaan masyarakat global dan terus memperbaiki berbagai kendala yang dihadapi selama ini.

Jika melihat besarnya potensi yang dimiliki bangsa ini, sebenarnya Indonesia mampu mengungguli Malaysia dalam mengembangkan wisata halal. Dalam konteks ini, pengembangan wisata halal harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat harus saling bersinergi untuk menggali potensi wisata halal yang memiliki prospek cerah di masa mendatang.

Strategis ke Depan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa industri wisata halal bukan hanya diminati oleh negara yang berpenduduk mayoritas muslim. Banyak negara non-muslim yang dinilai sukses memanfaatkan peluang ini. Korea Selatan, Thailand, dan Jepang adalah sederet negara dengan minoritas muslim yang berhasil mengembangkan wisata halal.

Mengingat semakin ketatnya kompetisi industri wisata halal di pasar global, maka Indonesia perlu melakukan berbagai terobosan agar potensi wisata halal yang begitu besar ini tidak jatuh ke tangan negara lain. Sekali lagi, Indonesia perlu berbenah dan memperbaiki segala kendala yang menghambat pengembangan wisata halal ke depan.

Jika mau lebih serius, ke depan Indonesia bisa menempati rangking pertama sebagai tujuan wisata halal terbaik dunia. Setidak-tidaknya ada tiga langkah strategis. Pertama, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Sinergitas ini diyakini akan mempercepat upaya Indonesia menjadi kiblat wisata halal dunia.

Pemerintah daerah harus mendorong pelaku industri wisata halal yang ada di daearhnya untuk terus memperbaiki fasilitas dan layanan. Daerah-daerah yang sudah berhasil seperti Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatera bisa menjadi daerah percontohan bagi daerah lain dalam membangun wisata halal.

Kedua, perbaikan infrastruktur. Infrastruktur yang memadai juga menjadi modal penting dalam memajukan industri pariwisata halal. Tentu saja bukan sekadar infrastruktur jalan, tetapi fasilitas yang ramah bagi wisatawan muslim seperti tempat ibadah (mushalla) juga harus tersedia. Pemerintah daerah dan pelaku wisata perlu membangun berbagai fasilitas yang menunjang kebutuhan wisatawan.

Ketiga, manfaatkan teknologi digital. Di era industri 4.0 teknologi menjadi kunci untuk mengembangkan wisata halal. Dalam melakukan promosi, pemasaran, dan membangun merek (branding) kita bisa memanfaatkan media digital. Teknologi digital memungkinkan informasi bisa menyebar secara masif. Segala bentuk informasi wisata halal yang disajikan secara digital akan memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi tersebut.

Keempat, pelayanan prima (service excellence). Pelayanan juga perlu menjadi perhatian. Service excellence ini meliputi ketersediaan hotel dan restoran yang menyajikan makanan halal yang memang menjadi kebuthan wisatawan muslim. Dengan begitu, wisatawan muslim yang datang ke Indonesia tidak memiliki kendala terkait makanan halal dan fasilitas yang memang menjadi kebutuhan dasar bagi mereka.

Lovelock dan Wirtz (2004) menyatakan, service excellence adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan, pemenuhan kebutuhan, dan mewujudkan kepuasannya agar mereka selalu loyal.

Dengan beberapa strategi tersebut, kita berharap semoga di masa mendatang industri wisata halal Indonesia menjadi lebih baik lagi dan mampu mengungguli Malayasia yang tahun ini berada di posisi pertama. Hal ini bukan hal yang mustahil jika kita mau lebih serius menggali potensi yang ada. Semoga.

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img