MALANG POSCO MEDIA – Malang sebagai kota pariwisata dan pendidikan tak akan ada matinya. Ratusan PTN dan PTS yang tersebar di Malang Raya sampai kapanpun akan menjadi pilihan ideal bagi calon mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di kota dingin ini. Karena itu, sangat menarik gagasan yang disampaikan Ketua Masyarakat Jatim di Palangkaraya Arief Budiatmo yang mengusulkan agar dibuka jalur penerbangan Malang-Palangkaraya. Sebab banyak putra-putri mereka yang menempuh pendidikan di Kota Malang.
Usulan itu disampaikan Arief kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan Misi Dagang ke Palangkaraya. Menariknya usulan itu pun kemudian langsung direspon cepat Dinas Perhubungan Provinsi Jatim yang mempunyai otoritas mengelola Bandara Abd Saleh di Malang.
Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim pun telah berkoordinasi dengan Lion Air. Kabid Perkeretaapian dan Jaringan Transportasi Dishub Jatim Joko Pitoyo ST MT.K saat mendampingi Kadishub Jatim Nyono MT mengatakan sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak, termasuk dengan maskapai yang bisa melayani jalur itu (Malang-Palangkaraya). Penegasan itu disampaikan Joko Pitoyo di kantornya kepada Malang Posco Media, Senin (19/12).
Bagi Pemda di Malang Raya, khususnya Pemkab Malang gagasan ini perlu direspon dengan cepat. Sebab bila usulan ini bisa terwujud maka akan sangat menguntungkan bagi pemerintah daerah setempat. Sebab akses menuju bandara yang selama ini masih dikeluhkan sering rusak dan rawan kecelakaan bisa segera menemukan solusinya.
Jalan raya Pakis yang nyaris terus menerus berlubang dan rusak karena kontur tanahnya yang rawan memang butuh penanganan serius. Perbaikan infrastruktur jalan poros menuju bandara Abd Saleh ini butuh campur tangan provinsi dan pusat. Karena itu Pemkab Malang pun sudah mengusulkan jalan di wilayah ini menjadi jalan nasional.
Selain itu, bila akses jalan ini diperbaiki dengan maksimal, maka wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia yang ingin menikmati indahnya Bromo pun bisa memilih jalur ini. Karena jalur Pakis menuju Poncokusumo merupakan jalur terdekat dari Kota Malang untuk ke wisata Bromo yang juga tak bakal habis pesona keindahannya.
Relasi Malang-Kalimantan ini sangat layak diseriusi. Karena kedua wilayah ini punya potensi untuk terus saling terkait. Kalimantan punya sumberdaya alam melimpah, punya SDM yang butuh pengembangan diri dan keilmuan yang tinggi untuk membangun wilayahnya. Apalagi ke depan pusat pemerintahan serta Ibu Kota Negara baru juga bakal berdiri megah di Kalimantan.
Coba didata, setiap kampus pasti ada mahasiswa Kalimantan. Jumlahnya tidak hanya ratusan. Bisa mencapai ribuan. Perkumpulan mahasiswa Kalimantan pun tersebar di Malang. Dan mahasiswa Kalimantan yang kuliah di Malang dikenal dari kalangan high alias kaya raya. Rata-rata orang tua mereka bahkan membeli aset rumah untuk anak-anak mereka. Karena kalau dihitung secara ekonomi, biaya kos juga mahal maka mereka pun memutuskan lebih efektif membeli rumah untuk tempat tinggal anaknya saat kuliah. Dan rumah itu bisa dijadikan investasi ke depannya. Kalau pun dijual lagi nilainya sudah fantastis.
Itu relasi dari mahasiswa asal Kalimantan yang menempuh pendidikan di Malang. Relasi ekonomi lainnya misalnya, dari produk produk UMKM. Bila jalur ini dibuka, maka akan merangsang pengusaha UMKM baik di Malang Raya dan Kalimantan yang akan bersinergi lebih intens dan efektif. Apa yang bisa dijual di Kalimantan, bisa dikirim dari Malang. Begitu sebaliknya, apa yang bisa dijual di Malang dikirim pengusaha UMKM dari Kalimantan.
Bila jalur Malang – Palangkaraya terwujud, maka bisa dipastikan jalur-jalur lain pun bakal segera menyusul. Karena Kalimantan menyimpan potensi. Begitu pun dengan Malang yang kaya potensi. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana eksekusi ide yang sudah dilontarkan itu sehingga benar-benar bisa diwujudkan.
Kalau dari prospek bisnis, mungkin Palangkaraya kalah strategis dengan Balikpapan. Tapi yang sekarang muncul adalah kebutuhan riil masyarakat di Palangkaraya yang membutuhkan akses ke Malang dengan mudah. Ini sudah modal utama bagi peluang bisnis yang bila dikelola dengan baik akan sangat menjanjikan. Kini tinggal bagaimana eksekusi idenya.
Teori ekonomi memang mengatakan semakin tinggi permintaan semakin tinggi harga penjualannya. Namun teori itu bisa juga hanya ilusi kalau kemudian tak ada yang menjual jasa dan layanannya. Banyak yang membutuhkan, tapi tak ada yang melayani. Baik swasta maupun pemerintah. Saat ini bisnis yang sukses sangat tergantung dengan kebutuhan pembelinya. Semakin pengusaha bisa memenuhi beragam kebutuhan masyarakat, maka semakin sukses dan lancar usahanya.
James Gwee pakar marketing dan bisnis pernah mengatakan, sales itu tak semata-mata menjual produk. Sales tak hanya bercerita soal produk kepada calon pembelinya. Tapi Sales itu mencari tahu apa persoalan klien atau calon pembelinya. Cari tahu apa kebutuhannya kemudian penuhi dan layanilah dengan baik kebutuhannya. Marketing itu menyelesaikan persoalan dan masalah. Marketing memenuhi kebutuhan! Palangkaraya sudah menawarkan kebutuhan. Bagaimana Pemprov Jatim dan Malang? (*)