.
Wednesday, December 4, 2024

Pasar Comboran: Tak Seramai Dulu, Dampak Penjualan Online!

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media-Setiap kali mendengar kata Pasar Comboran, selalu identik dengan barang-barang bekas. Ya, Pasar Comboran memang menjual barang-barang bekas segala kebutuhan masyarakat. Mulai onderdil motor, peralatan rumah tangga, hingga baju bekas, sepatu, tas dan lainnya semuanya ada di pasar tersebut.

Pasar Comboran menjadi jujugan masyarakat jika ingin membeli barang bekas. Namun seiring perkembangan jaman, pasar ini perlahan-lahan mulai sepi ditinggalkan pembelinya. Dengan adanya perdagangan secara online,  dianggap menjadi salah satu penyebab kawasan ini tidak seramai dulu lagi.

Seperti yang dikatakan Slamet, 56  salah satu penjual sepeda bekas di kawasan Jalan Prof Moh Yamin. Laki-laki yang berjualan di kawasan tersebut sejak tahun 1986 ini mengatakan penjualan sepeda bekas sekarang ini sangat -sangat sepi.

“Anda lihat sendiri sekarang ini, apa melihat ada pembelinya,” katanya kepada Malang Posco Media sambil menunjukkan sepeda angin yang dijejer di tepi Jalan Prof Moh Yamin.

Menurut pria asal Ngawi ini, anak-anaknya sudah berkeluarga sehingga kebutuhan sehari-hari tidak telalu banyak seperti saat masih menyekolahkan mereka.  “Beda dengan tahun-tahun sebelumnya di tempat ini sangat ramai pembelinya,” katanya pria yang mengawali usaha dengan berjualan sepeda baru.

Menurutnya, pedagang juga butuh perhatian dari pemerintah. Pasalnya, saat adanya relokasi pedagang beberapa tahun lalu, para pedagang sepeda di kawasan Jalan Prof Moh Yamin ini sangat dirugikan.  “Dua tahun relokasi, kami tidak bisa berjualan karena di depan kami dibangun bedak-bedak. Sebelumnya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu,” kenangnya.

Sepinya kawasan Comboran ini juga dikatakan  Manshur, 30 tahun yang berjualan di kawasan Jalan  Sartono SH. Pria yang meneruskan usaha orang tuanya jualan tas kulit dan barang bekas ini merasakan kawasan Comboran tidak seramai dulu lagi.

“Sekarang ini terkena jualan online semuanya. Sekarang sepi tidak seperti dulu. Orang sekarang bisa menjual barangnya melalui HP. Membeli barang juga melalui HP,” katanya.

Begitupula yang dikatakan Mustofa, 52 tahun yang berjualan barang-barang bekas seperti kompor gas. “Sekarang ini jualan sak dapatnya saja,” kata pria yang beralamat di kawasan Gadang ini.

Begitupula yang diungkapkan H Hasan yang berjualan barang-barang Rp 10.000 dapat tiga di pertigaan Comboran. Pria yang juga membuka beberapa bedak di Pasar Dampit, Turen dan Landungsari ini mengaku tidak seramai dulu lagi.  “Kita berjualan dengan harga Rp 10 ribu ini, labanya hanya Rp 1.000 saja. Sekarang tidak seramai dulu lagi, kalah dengan berjualan lewat HP,” tandasnya. (jon/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img