MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Usai rampungnya pembangunan fisik gedung Malang Creative Center (MCC), kini Pemerintah Kota Malang terus mematangkan konsep pengelolaan gedung yang berada di Jalan Ahmad Yani tersebut. Karena itu peresmian yang sedianya September mendatang, mundur sampai dengan kesiapan semuanya rampung.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan, manajemen pengelolaan ini mulai berjalan dan kini tinggal menunggu pengisian kelengkapan gedung hingga bentuk produk ekonomi kreatif di dalamnya. Sutiaji bahkan menyebut, karena hal itu penting, ia mengaku enggan MCC diresmikan oleh presiden apabila belum terlihat adanya aktifitas.
“Sebetulnya dari Sekretariat Negara sudah datang ke kita. Hari Kamis (pekan lalu) didatangi, diminta membuat riwayatnya dan sebagainya, maunya diresmikan Senin kemarin tapi saya tidak mau. Karena harapan saya ini sudah ada produk, jadi masih menunggu untuk pengisian sesuai dengan manajemen pengelolaan dan seterusnya, ada event Malang Mbois, ada event Pagelaran Ekraf dan sebagainya,” kata Sutiaji usai Rapat Pengelolaan MCC, Jumat (26/8) kemarin.
Sutiaji malah berharap ketika MCC diresmikan, nantinya mendatangkan berbagai pihak untuk kerjasama business to business (B to B). Selain itu pelaku Ekraf juga sudah mengetahui bagaimana mekanisme untuk terkoneksi untuk masalah pendanaan bersama pihak perbankan.
“Kami akan lakukan soft launching dan launching insya Allah pada akhir Oktober atau November awal. Insya Allah dalam jeda waktu dua bulan mendatang ini sudah terisi insya Allah 75 persen,” ungkap Sutiaji.
Karena pembangunan MCC merupakan keinginan komunitas atau pelaku Ekraf, maka tentunya di dalam MCC bakal lebih banyak fasilitas layanan non komersil. Karena tujuannya memang untuk menumbuhkan perekonomian, tidak saja untuk 17 sub sektor ekonomi kreatif, tapi juga perekonomian secara umum
Di MCC memang diketahui ada banyak fasilitas yang disediakan. Selain hotel dan bioskop, tersedia juga fasilitas seperti co-working space, kafe, ruang teater, ruang fitnes, ruang workshop, ruang pameran hingga miniatur mini Kota Malang. Saat ini masih terus dikaji mana saja fasilitas yang diarahkan untuk komersial dan mana yang murni layanan.
“Mana yang dikerjasamakan tentu akan segera kami buat kajian. Kami tidak bisa tusi di Diskopindag (Dinas Koperasi Peirindustrian dan Perdagangan) untuk unit bisnis. Makanya ini kita minta dengan Tugu Aneka Usaha mana saja yang memang dikerjasamakan dan mana yang dibawah Diskopindag,” sebutnya.
Di sisi lain, Direktur Utama Perumda Tunas Kota Malang, Dodot Tri Widodo menuturkan pihaknya mulai memetakan pengelolaan MCC dari aspek komersial. Nantinya Perumda Tunas juga akan bekerjasama dengan pihak ketiga agak aspek komersial itu bisa lebih menghasilkan. Sehingga dari situ hasilnya bisa untuk mengurangi biaya operasional pengelolaan MCC.
“Nanti akan menghubungi kami, bagian-bagian mana saja yang bisa disewa. Karena memang ada juga bagian yang untuk public service dan itu free bagi masyarakat. Tapi kayak bioskop itu kan tidak bisa free, termasuk juga hotel capsule,” sebutnya.
Oleh karenanya, Dodot sendiri juga tengah menghitung untuk penambahan SDM yang bakal ditempatkan di MCC. “Kalau dari luasan delapan lantai ya artinya per lantai itu dapat dicover berapa tenaga. Untuk keamanan, kebersihan, maintenance harus terjaga semua. Apalagi bentuknya (MCC) agak semi terbuka ya,” tambahnya. (ian/aim)