Hari Ketiga Kerahkan Pesawat dan Helikopter
MALANG POSCO MEDIA- Pencarian tiga korban kecelakaan (laka) laut Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap Desa Sumberbening Bantur Kabupaten Malang diperluas. Pasalnya hingga Senin (10/7) kemarin belum membuahkan hasil. Demi keamanan Pemkab Malang melakukan berbagai evaluasi. (Baca grafis di Koran Malang Posco Media Edisi 11 Juli 2023)
Selain perluas area pencarian, armada yang dikerahkan pun ditambah. Salah satunya melakukan pantauan dari udara. Pesawat dan helikopter dikerahkan.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima orang jadi korban ganasnya ombak Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap, Sabtu (8/7) lalu. Mereka disapu ombak. Dua orang selamat. Yakni Ana Brieva Ramirez asal Spanyol dan Muhammad Ruspandi warga Tajinan Kabupaten Malang.
Sedangkan yang belum ditemukan tiga orang. Satu di antaranya mahasiswa asal Swiss Jana Olivia Soland. Dua lainnya I Made Indraprastha, guide asal Tunggulwulung, Lowokwaru Kota Malang dan Bayu Perbangsa Korlap Tim Ciliwung Camp Warga Cemorokandang Kedungkandang, Kota Malang.
Kepala Basarnas Surabaya Muhamad Hariyadi mengungkapkan setelah sebelumnya cuaca sedikit tak menentu, di hari ketiga pencarian kemarin terus dilanjutkan. Diketahui di beberapa titik mengalami hujan intensitas ringan hingga sedang.
“Fokus pencarian di hari ketiga dibagi menjadi tujuh sektor. Sempat hujan ringan dan sedang kemarin, lalu kami pantau hari ini, angin mendominasi. Semua potensi dikerahkan di area yang juga diperluas. Dilakukan penyisiran laut dan udara,” jelas Hariyadi saat ditemui di
Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap, kemarin.
Dikatakan, jukung atau sampan masih dikerahkan untuk penyisiran laut. Ditambah dengan pantauan udara melalui drone untuk menambah keakuratan informasi dan pantauan lebih detil dan efektif. Penyisiran via udara, tambahnya, didukung Lanud Abdurachman Saleh. Yakni mengerahkan pesawat Cassa dan satu helikopter.
“Sampai hari ketujuh kami akan maksimalkan pencarian. Namun jika ditemukan para korban sebelum hari ketujuh maka operasi SAR bisa dinyatakan ditutup. Jika sampai SOP hari ketujuh ditutup, namnu masih ada perkembangan operasi tetap dilanjutkan dengan pemantauan,” terangnya.
Pihaknya juga mengapresiasi Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Malang di lokasi posko induk yang menyediakan cek kesehatan bagi personel dan relawan. Disinggung soal kemungkinan posisi korban menjauh, Hariyadi menyebut sudah berkoordinasi juga dengan SAR di wilayan lain. Yakni Blitar dan Lumajang.
“Dari SAR maping hingga hari ini ada prediksi ke arah barat Kondang Merak dan sekitarnya. Masih nihil, termasuk barang bukti temuan lain,” tambahnya.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Malang Kolonel Laut (KH/W) Dewi Lestari, S.Pd, M.Tr. Hanla MM CHRMP mengatakan wilayah Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap masih masuk wilayah teritorial kerja Lanal Malang. Pihaknya mendukung upaya pencarian dengan bantuan penanganan cek kesehatan bagi personel.
“Support untuk tim dari vitamin dan pengecekan kondisi kesehatan. Kami pastikan stamina tim masih kuat setelah dilaksanakan pemeriksaan. Mayoritas sehat semuanya untuk bisa bertugas tujuh hari ke depan,” jelasnya.
Dikatakan, jika ada personel yang mengalami kendala kesehatan akan dilakukan pergantian. Pengecekan kesehatan tersebut terfokus di posko induk Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap.
Kapolsek Bantur AKP Slamet Subagyo mengatakan pencarian yang dilakukan tim gabungan sempat mendapatkan informasi tanda-tanda temuan benda mengapung. Namun setelah diidentifikasi tidak ditemukan tubuh manusia. “Memang sempat ada informasi tanda merah mengapung, namun bukan manusia,” ujarnya.
Bupati Malang HM Sanusi meninjau lokasi laka laut Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap, kemarin. Ia memberi perhatian serius terhadap keamanan wisata di pantai tersebut.
Menurutnya masih perlu memaksimalkan edukasi keselamatan kepada wisatawan dan warga setempat. Termasuk untuk memberikan penambahan rambu bahaya di sekitar lokasi wisata.
“Tim SAR yang ditempatkan saat ini juga memberikan peringatan kepada warga dan wisatawan. Karena ombak yang berbahaya, orang harus dilarang masuk ke laut,” papar Sanusi.
Sanusi mencatat evaluasi terkait prosedur keselamatan di pantai. Yakni untuk pengelolaan dan wisatawan agar keselamatan menjadi perhatian utama saat berlibur dan menikmati pantai di Kabupaten Malang.
Disinggung mengenai keberadaan lifeguard arau penjaga pantai, Sanusi menyebut akan dikaji. Mengingat selama ini pantai di Kabupaten Malang belum memiliki sumber daya manusia khusus dalam hal lifeguard pantai.
“Ini yang nanti perlu diadakan pembinaan. Terkait pengelolaan, ini belum memenuhi standar tata pengelolaan wisata air. Idealnya ada pengawasan yang mencegah pengunjung masuk ke air. Karena ini area berbahaya. Kalau orang mau mandi jangan dibiarkan, harus ada petugasnya,” tuturnya.
Ia berharap hal ini tidak terulang lagi. “Kami kaji (SDM). Setelah ini untuk evaluasi nanti dirapatkan dengan Forkopimda,” imbuh Sanusi.(tyo/van)