MALANG POSCO MEDIA – Belum genap seminggu, setidaknya tiga nyawa melayang di air. Sabtu (9/11) lalu, lima mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terseret ombak Pantai Mondangan di Donomulyo. Satu orang meninggal dunia. Senin (11/11), dua bocah kelas 1 SD ditemukan tewas saat mencari ikan di Kali Mewek Kelurahan Balearjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Dua kecelakaan air di atas menjadi warning untuk semua masyarakat agar lebih berhati-hati dalam berkegiatan. Utamanya saat cuaca tak bisa ditebak seperti saat ini. Bisa jadi kondisi awalnya cerah kemudian tiba-tiba berubah mendung lalu hujan deras turun. Kondisi ini yang rawan menimbulkan bencana.
Terseretnya ombak lima mahasiswa UIN Malang juga tak terprediksi. Karena sebelumnya ombak tidak besar. Namun alam tak bisa diprediksi. Apalagi saat itu kondisi sedang turun hujan. Kalau di pantai sudah ada larangan mandi atau bermain di areal yang berbahaya, maka larangan ini harus ditaati.
Kalau dilanggar, maka bahaya akan mengintai dan siapa pun tak bisa mengetahui kapan bahaya itu datang. Dan bila bahaya itu sudah datang, maka rawan menelan korban jiwa. Begitu juga dengan tewasnya dua bocah yang masih berumur 6 dan 7 tahun di Kecamatan Blimbing. Apa yang dilakukan dua korban memang wajar. Namanya anak-anak, pulang sekolah kemudian main ke sungai. Kedua korban juga berpamitan mencari ikan. Namun kondisi yang belakangan tak menentu, yang harus diwaspadai.
Seperti laut, sungai atau kali juga tak bisa diprediksi kapan tenang dan kapan tiba-tiba berbahaya arus sungainya. Mungkin biasanya sungai tenang, tak berbahaya dan aman-aman saja. Namun dalam kondisi musim hujan, arus sungai tiba-tiba berubah membesar akibat di daerah atasnya hujan turun dengan deras.
Berkegiatan dan berwisata di laut harus hati-hati. Tak perlu memaksakan mandi. Sungai atau kali juga patut diwaspadai. Lebih baik keras dan tegas melarang anak main di sungai. Apapun kegiatannya kecuali didampingi. Jangan ada lagi korban di sungai, kali atau pun laut.(*)