MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto mengaku terkesan dengan semangat dan komitmen anak muda di Kota Malang dalam pembangunan bangsa. Hal itu didapatkannya ketika mengisi Dialog Kebangsaan yang digelar di MAN 2 Kota Malang, Sabtu (30/7). Siswa-siswi MAN 2 Kota Malang bergantian tanya jawab dengannya untuk masalah kebangsaan secara mendalam.
Hal inilah yang menunjukkan indikasi luar biasa dari anak muda yang nantinya bakal menggantikan posisi-posisi penting di Republik Indonesia ini.
“Dari dialog tadi saya melihat bahwa komitmen anak muda untuk terus berjibaku sama sama membangun republik ini sangat tinggi. Tapi harus kita akui banyak anak muda di luar sana yang banyak persoalan. Diantaranya narkoba, anak putus sekolah, anak berhadapan dengan hukum, dan sebagainya. oleh karena itu kehadiran pemerintah kemudian DPR selalu dinantikan baik kebijakan legislasi maupun anggaran,” kata Yandri, usai mengisi dialog.
Lebih jauh, Yandri sendiri selama ini juga telah melihat bahwa MAN 2 Kota Malang sudah berkiprah sungguh luar biasa dan bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain. Artinya, lanjut Yandri, hal ini bisa jadi lumbung sumber pemimpin masa depan.
“Saya pantau selama ini beberapa tahun terakhir MAN 2 Kota Malang banyak prestasinya. Saya penasaran apa yang terjadi, ternyata gurunya hebat, di sekelilingnya cara membentuk karakternya bagus. Maka saya penting memastikan bahwa proses ini benar dan bisa menjadi kebanggaan kita semua,” ungkap Yandri.
“Bilamana nanti saya berkunjung ke daerah lain bisa saya jadikan contoh, kebanggaan bahwa apa yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala MAN 2 Kota Malang M Husnan mengatakan, kontribusi membangun bangsa salah satu upayanya adalah membentuk siswa-siswi yang unggul. Selama ini, MAN 2 Kota Malang memang identik dengan science dan lima tahun terakhir selalu meraih prestasi dan mengalahkan sekolah umum.
“Kehadiran beliau kesini yang jelas bisa memberikan inspirasi kepada anak anak. Saya tergugah sekali dia orang biasa terus bisa sampai menjadi seperti itu dan paling tidak menjadi figur untuk anak anak. Artinya tidak ada yang tidak mungkin, itu yang perlu digaris bawahi,” tutupnya. (Ian/jon)