Sibuk bekerja sebagai abdi negara melayani publik tapi masih sempat mengukir prestasi. Itulah Mirza Ronald Adisaputra SE MM. Namun Lurah Bunulerjo Kecamatan Blimbing Kota Malang ini tetap utamakan tugasnya sebagai ASN.
Mirza, sapaan akrabnya, mungkin dikenal masyarakat umum karena sering menjadi Master of Ceremony (MC) di beberapa kegiatan Pemkot Malang. Tetapi tidak hanya itu, ia juga dikenal di level Provinsi Jawa Timur.
Karena Mirza atlet Cabor Tenis Lapangan Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI).
Tahun ini, pria kelahiran 1982 ini menyabet dua medali emas pada dua kategori di Cabor Tenis Lapangan pada Pornas XVI KORPRI 2023 Juli lalu di Semarang. Mirza saat itu mewakili kontingen Pemprov Jatim. Yakni pada Kategori Beregu Putra dan Ganda Esekutif.
Lalu pada September lalu, ia juga mendapat juara dalam ajang yang prestisius. Yakni Seman Widjojo Cup XX di Yogyakarta. Mirza berhasil mengharumkan Pemprov Jatim menjadi Juara I di Kategori Beregu.
“Yang Seman Widjojo Cup saya mewakili Pemprov Jatim di Kategori Beregu. Juara I, dan itu sudah tujuh kali berturut-turut Jatim menang,” cerita Mirza puas.
Tidak itu saja, sekitar Mei lalu, ia juga menjadi Juara III pada turnamen tenis lapangan yang diadakan Kodim 0809 Kediri di Kategori Ganda Veteran.
Dan banyak turnamen-turnamen lainnya yang ia ikuti dan menang. Seluruhnya dilakukan Mirza sambil bertugas menjadi ASN di lingkungan Pemkot Malang.
Mirza mewakili Pemprov Jatim dalam ajang-ajang bergengsi olahraga di kalangan KORPRI karena kegigihannya. Melewati berbagai proses seleksi, akhirnya dia diakui dan diminta mewakili Pemprov Jatim dalam tiap kejuaraan olahraga tingkat nasional.
Kepada Malang Posco Media, pria kelahiran Nganjuk ini menjelaskan bahwa ia memang sudah melalang buana mengikuti ajang lomba dan kompetisi tenis sejak berusia 11 tahun. Kala itu sering diajak sang kakek bermain tenis.
Lama kelamaan ia pun mencintai olahraga tersebut dan menjadi mahir. Pada kelas 3 SD, Mirza sudah bergabung dalam klub tenis anak-anak. Kemudian mencoba mengikuti ajang TDP (Turnamen Diakui PELTI) sekitar Tahun 1990-an.
“Saya dulu itu pertama kali ikut kejuaraan Piala Pahlawan Surabaya kategori kelompok umur 12 tahun. Saat itu turnamennya skala Jatim, dapat Juara 3. Nah dari situ ikut-ikut terus lomba-lomba,” jelas Mantan Kepala UPT PS (Pengelolaan Sampah) Kota Malang itu.
Sewaktu SD hingga SMP ia terus berkompetisi dalam berbagai kesempatan kejuaraan tenis. Tiba saatnya masuk ke jenjang kuliah, alumnus S1 dan S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dihadapkan kenyataan.
“Jadi setelah lulus kuliah, orang tua minta saya coba CPNS. Kenapa kok tak mengejar karir di olahraga? Ya karena zaman itu untuk ikut kejuaraan butuh biaya besar. Saya tidak mau membebani orang tua. Akhirnya ikut tes CPNS, masuk,” cerita Mirza.
Pada tahun 2009 masuk sebagai CPNS di Kota Probolinggo. Di ditugaskan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Barulah setelah proses panjang pada Juni tahun 2012 dimutasi ke Pemkot Malang. Pertama kali masuk ke lingkup Pemkot Malang bertugas sebagai staf Badan Lingkungan Hidup (sekarang DLH). Setelah bertugas di BLH ia ditugaskan selama 8,5 tahun di Bappeda Kota Malang.
“Setelah itu sekitar satu tahun tugas sebagai Seklur Kiduldalem. Lalu di UPT PS baru di sini Lurah Bunulrejo. Ini jadi lurah baru dua bulanan,” jelas Mirza.
Meski senang dengan olagraga tenis, ia tetap mengutamakan tugasnya sebagai abdi masyarakat. Beberapa kali, diakuinya, ada kompetisi tenis yang bisa diikutinya tetapi tidak diikutinya. Karena memilih tugasnya sebagai ASN Pemkot Malang.
“Seharusnya di bulan-bulan ini ada turnamen tingkat nasional juga tapi saya tak ikut. Utamakan tugas kantor saja, ini lebih penting,” pungkas Mirza. (sisca angelina/van)
