spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Satu SDN Tak Gelar MPLS

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Karena Tahun Ini Tak Ada Murid Baru

MALANG POSCO MEDIA-Salah satu SD negeri di Kota Malang tak menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada awal tahun ajaran baru 2024/2025, Senin (15/7) kemarin. Yakni SDN Jatimulyo 4. Itu karena SD negeri ini tak memiliki siswa baru.  Berbeda dengan sekolah lainnya, siswa baru antusias. Sekolah baru semangat baru.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana mengatakan, SDN Jatimulyo 4 tak menggelar MPLS karena sebelumnya hanya mendapatkan satu siswa. Tapi siswa tersebut berpindah ke SDN Jatimulyo 1.

“Hanya SDN Jatimulyo 4 saja, kalau yang lainnya sudah terpenuhi semua. Terpenuhi itu begini, kan mestinya pagunya diangka 28-30 kan SD itu, cuma mereka 15-20 itu saja sudah dianggap bisa melakukan pembelajaran,” terang Suwarjana.

Dijelaskan dia, sampai saat ini juga masih dibuka  PPDB offline. Pendaftaran PPDB offline ini akan dibuka sampai semuanya memenuhi atau paling terakhir pada Agustus saat pengunggahan data Dapodik. Khusus untuk SDN Jatimulyo 4, jika hingga waktu tersebut tetap tidak ada peserta didik baru, Suwarjana menyampaikan pihaknya tidak akan langsung menutupnya.

“Kami ada langkah-langkah, karena kan ada kelas  2 sampai kelas 6. Jangan khawatir, saya yakin pasti penuh. Banyak masyarakat yang luar kota belum dapat, yang secara online belum bisa,” kata Suwarjana.

Sementara itu  keceriaan tampak di berbagai sekolah. Tak ada ketegangan saat MPLS berlangsung.  Tidak hanya  di sekolah-sekolah yang banyak siswanya. Keceriaan juga tampak di SMP Waskita Dharma yang pada tahun ini menerima tiga orang peserta didik baru.

Hal itu terlihat saat MPLS hari pertama yang digelar  kemarin. Materi MPLS disampaikan dengan menyenangkan dan bersahabat. Meski ketiga peserta didik tersebut masih tampak malu-malu karena baru pertama kali kenal, para guru di SMP Waskita Dharma begitu semangat dan totalitas memberikan materi MPLS.

Bukan tanpa sebab, penerimaan peserta didik baru di SMP Waskita Dharma tahun ini lebih bagus dibandingkan penerimaan tahun lalu. Tahun lalu sama sekali tidak mendapatkan peserta didik baru.

“Anak-anak antusias, tetap semangat, karena kami juga berikan motivasi. Mungkin harapan anak-anak pada umumnya, inginnya ke sekolah negeri dengan siswa yang banyak. Maka kami sebagai guru berikan motivasi. Kami tunjukkan meski jumlahnya terbatas, tapi bisa bersaing dengan sekolah lain,” terang Kepala SMP Waskita Dharma, Dedik Eriyanto.

Sesuai arahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, materi MPLS yang disampaikan meliputi materi anti perundungan, materi Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP), Gerakan Sekolah Sehat (GSS) hingga materi pencegahan HIV/AIDS dari Puskesmas Gribig.

Walaupun masih ada anggapan sekolah swasta merupakan pilihan kedua, Dedik menegaskan bahwa SMP Waskita Dharma terus berupaya memberikan yang terbaik. Selain guru-guru yang berkompeten dan program-program yang unggul, SMP Waskita Dharma juga ditunjang dengan sarana prasarana yang representatif. 

“Sebenarnya kami punya banyak kelebihan dibandingkan lainnya. Misalnya dari sisi gedung, kami gedung sendiri, kemudian lingkungannya pun yang kondusif dan aman karena di tengah pemukiman, tidak di pinggir jalan raya. Sarana dan prasarananya representatif,” tegas dia.

Dedik berharap, pada kesempatan penerimaan peserta didik baru selanjutnya, sekolah-sekolah swasta difasilitasi dan diberi ruang yang lebih luas oleh pemerintah untuk bisa bersaing. Ia pun sedikit menyayangkan saat PPDB Zonasi kemarin, sekolah swasta sempat tidak masuk dalam pilihan yang tercantum dalam web ppdbkotamang.id.

“Tapi ya meskipun tahun ini sedikit (peserta didik barunya), tetap disyukuri. Saat ini kami masih tetap menunggu siswa yang akan mendaftar di sekolah kami,” tutur Dedik.

Sementara di  SDK Kolese Santo Yusup 3, mulai pukul 06.00 WIB sudah terlihat siswa berdatangan. Baik siswa lama maupun yang baru. Bagi yang baru rata-rata diantarkan orang tuanya sampai ke kelas masing-masing.

“Tidak kok, anak saya tidak rewel. Bahkan semangat dari kemarin ingin masuk sekolah barunya. Semuanya lancar-lancar saja berangkat dari rumah sampai masuk kelas,” ucap Risna, saat mengantar putranya, Aditia Jonas.

Waka Humas SDK Kolese Santo Yusup 3, Antonius Widitrianto, SS mengatakan di hari pertama sekolah siswa baru mengikuti  MPLS. Lalu ada pengenalan pembiasan dan budaya yang ada di sekolah. “MPLS di sekolah kami selama seminggu. Di situ kami juga melakukan diagnostik pada anak-anak, kedepan kami dapat memberikan penanganan yang tepat pada anak-anak,” katanya.

Suasana yang sama terlihat di SD Islam Sabilillah Malang 1. Siswa baru terlihat percaya diri di hari pertama. Beberapa orang tua siswa tampak membuat rekaman video untuk hari pertama anak mereka masuk sekolah.

Di Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA) sendiri sebelumnya juga sudah dilakukan Orientasi Sistem Pendidikan Islam Sabilillah (OSPIS). Kegiatan ini digelar sejak Rabu, pekan lalu. Sehingga mental siswa lebih siap di hari pertama kemarin.

Sementara itu, di sekolah negeri MPLS berjalan sesuai jadwal yang ditentukan Dinas Pendidikan. Seperti di SMP Negeri 3 Malang. Hari pertama MPLS di sekolah ini memperkenalkan siswa baru dengan guru dan tenaga kependidikan. Siswa baru dan lama berbaur jadi satu di lapangan.

Kepala SMP Negeri 3 Malang, Dra  Mutmainah Amini, M.Pd mengatakan kegiatan MPLS fokus pada pengenalan sekolah. Tidak ada yang muluk-muluk. Yang utama pada kesiapan siswa belajar. “Materi selama MPLS itu meliputi visi misi sekolah, program kerja dan tata tertib. Lalu nanti ada pengenalan guru, tendik, sarpras dan lingkungan sekolah,” paparnya kepada Malang Posco Media.

Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE  MM  mengapresiasi kondisi dan situasi MPLS yang ada di SMPN 3 Malang. “Saya lihat kondusif. Siswa lama dan baru berbaur. Ini dalam rangka menghindari bullying,” katanya.

Suwarjana juga mengungkapkan, bahwa dirinya telah mengintruksikan kepada seluruh kepala SD dan SMP Kota Malang, untuk menggelar MPLS secara sederhana. Tidak merepotkan masyarakat dan orang tua siswa baru.

Tidak lagi menerapkan pakaian yang aneh-aneh, asesor, pita warna dan sebagainya. “Jangan ada aturan yang menyulitkan. Kalau dulu masih boleh. Sekarang tidak. Kami monitoring. Kalau sampai ada laporan maka kami tegur keras,” tegasnya.

Di hari pertama masuk sekolah Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membagikan seragam gratis kepada siswa baru dari kalangan keluarga tidak mampu. Baik negeri maupun swasta.

Dari sekolah negeri diambil siswa baru yang masuk melalui jalur afirmasi. Ada 968 siswa. Ditambah dari sekolah swasta. “Kalau yang swasta masih belum final. Kami masih menunggu pengajuan,” kata Suwarjana.

Pj Wali Kota Malang Dr  Ir  Wahyu Hidayat, MM memberikan secara simbolis bantuan seragam tersebut. Ada sekitar 95 siswa. Bertempat di lapangan SMPN 3 Malang. Selain dari SMPN 3 sendiri juga ada siswa dari SMPN 5 dan SMPN 20.

“Kami memberikan bantuan seragam biru putih dan Pramuka untuk siswa baru SMP. Bantuan ini untuk mereka dari keluarga yang kurang mampu. Untuk menumbuhkan semangat belajar anak-anak dan tidak terkendala dengan keterbatasan seragama mereka,” ujar Wahyu.

Dia menjelaskan, mereka yang masuk jalur afirmasi bukan pemerintah yang menentukan. Tetapi menggunakan sistem. “Tentu dengan syarat tertentu. Sehingga akurat. Tidak salah sasaran memberikan bantuan,” kata dia.

Di SMA-SMK Wisnuwardhana memulai MPLS  di hari pertama dengan penuh semangat dan edukasi. Kegiatan yang digelar pada Senin,(15/7) ini diisi  erbagai materi penting untuk membekali siswa baru dengan pengetahuan dasar.

Di hari pertama MPLS, siswa diberikan materi mengenai bahaya narkoba dan pentingnya menjaga kesehatan.  Siswa juga diajak berdiskusi dan diberikan informasi mengenai cara-cara menghindari penyalahgunaan narkoba serta pentingnya gaya hidup sehat.

“Ini  materi yang penting bagi siswa untuk diketahui. Mengingat bahaya narkoba tidak mengenal usia. Materi ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada siswa kandungan apa saja yang dilarang,” ucap Waka Kurikulum SMA – SMK Wisnuwardhana, Nining Soehariyati, S.Pd

Selain itu, beberapa materi lain akan diberikan oleh siswa sesuai arahan dari Dinas Pendidikan Kota Malang. Salah satu materi yang mendapat perhatian khusus adalah tentang anti-bullying dan kekerasan.  

Nining menjelaskan bahwa kegiatan MPLS ini sangat penting untuk membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai positif kepada siswa baru.

MPLS kali ini juga dilaksanakan sangat sederhana. Selain diberikan materi juga mengenalkan lingkungan sekolah. Mengenalkan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan. Dengan harapan, MPLS ini bisa dimaknai betul oleh siswa.

MPLS di SMA-SMK Wisnuwardhana akan berlangsung selama satu minggu dengan berbagai kegiatan menarik lainnya. Termasuk pengenalan budaya sekolah, tata tertib, serta berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh siswa. (ian/imm/hud/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img