spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

SCF 2024 Konsisten Jaga Kerukunan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Tradisi Grebeg Suro,  momen yang ditunggu di beberapa tempat, termasuk di Dusun Sengkaling, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Dalam balutan Sengkaling Cultural Festival (SCF)  digelar  arak-arakan tumpeng sebagai wujud persatuan dan kerukunan.

Jadi tahun keempat untuk penyelenggaraan kegiatan ini, terbagi dalam dua agenda. Yakni doa bersama sebagai rasa syukur  Kamis (11/7) lalu dan ditutup dengan arak-arakan tumpeng dan doa dari perwakilan empat agama pada Minggu (14/7) kemarin.

Ketua Panitia SCF 2024, Nanang Bustanul Fauzi mengungkapkan prosesi arak tumpeng sebagai wujud syukur dan persatuan serta kerukunan ini dilakukan sejauh satu kilometer. Bermula di Kantor Desa Mulyoagung dan finis di Jalan Sidomakmur.

“Ini menjadi agenda rutin yang kami laksanakan setiap tahunnya pada bulan Suro. Dengan harapan sebagai bentuk syukur dan panjatan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk senantiasa mendapatkan keberkahan di sepanjang tahun yang akan datang,” ucapnya.

Berbagai kemeriahan terasa dalam acara tersebut, termasuk juga penampilan dari beberapa komunitas hingga jajaran tenant-tenant UMKM dari warga Sengkaling. Hal ini juga menarik beberapa wisatawan lokal untuk datang dan menyaksikan pertunjukan yang ditampilkan.

Sementara itu, Kepala Desa Mulyoagung Suheri menjelaskan bahwa agenda rutin yang digelar setiap tahunnya ini sebagai langkah ‘Uri-Uri Budoyo’ atau melestarikan budaya di masyarakat. Hal ini juga sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Acara Grebeg Suro yang dikemas dalam bersih dusun dan Sengkaling Cultural Festival ini sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan. Juga sebagai rasa syukur warga Desa Mulyoagung,” ucapnya.

Sengkaling sebagai ‘Desa Rasa Kota’ menurutnya semakin hari kebudayaan akan semakin tergerus jika tidak dilestarikan. Apalagi dari generasi muda. Oleh karenanya keterlibatan generasi muda dalam agenda tersebut juga sebagai wujud untuk membekali para generasi penerus dengan warisan budaya yang harus dilestarikan.

“Harapan saya kedepannya, ini akan berlanjut terus untuk mengenalkan budaya lokal agar tidak sampai hilang. Selain itu juga harapan kami ini bisa menarik wisatawan, di samping ‘uri-uri budoyo’ juga sekaligus menjadi pariwisata tahunan bagi wisatawan,” jelasnya.

Hal tersebut juga didukung dengan hadirnya para tenant pelaku UMKM warga  Sengkaling. Menurut Kepala Dusun Sengkaling, Adi Setiawan ini juga sebagai langkah untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.

“Seperti yang dilihat sepanjang jalan Sidomakmur banyak UMKM dan semuanya warga lokal. Kami mencoba menampilkan stan-stan unggulan yang ada di warga Sengkaling. Apalagi Sengkaling ini juga terkenal dengan batiknya, ada juga Semangkanya. Itu yang ingin kami bawa di acara ini,”imbuhnya. Acara tersebut bisa terwujud karena adanya dorongan batin dari seluruh warga, untuk bersatu dan terus menjaga kerukunan. Dari acara ini, ia berharap kerukunan dan persatuan akan terus terjalin erat untuk menjadi bagian sumbangsih warga bagi Bangsa Indonesia. (adm/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img