MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Sutiaji kembali melanjutkan safari ke pondok pesantren dalam rangka Hari Santri Nasional. Senin (7/11) malam tadi, giliran bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Nailul Falaah di Jalan LA Sucipto RT 02 RW 03 Lokpadas Pandanwangi Kecamatan Blimbing.
![](https://malangposcomedia.id/wp-content/uploads/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-08-at-09.28.30-1.jpeg)
Kehadiran Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji disambut antusias para santri dan santriwati. Sutiaji langsung sowan ke pendiri sekaligus pengasuh PP Nailul Falaah Malang, Abuya KH. Misbahul Munir. Di kediamannya dua tokoh tersebut sempat berbincang hangat. Keduanya menuju ke aula untuk mengikuti acara inti.
Dalam sambutannya, KH Misbahul Munir mengingat terkait hakikat seorang santri. Diibaratkan dari nama santri dan diambil dari suku kata terakhir dan satu huruf terakhir dari santri.
“Tri itu artinya tiga, kemudian i itu diibaratkan bahwa santri itu i yang pertama Islam. Kemudian setelah Islam, santri itu harus iman. Dan yang terpenting, setelah itu harus ikhsan. Tiga ini adalah prinsip yang harus diterapkan oleh seorang santri,” jelas KH Misbahul Munir.
![](https://malangposcomedia.id/wp-content/uploads/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-08-at-09.28.30.jpeg)
Menyambung hal tersebut, Drs. H. Sutiaji mengatakan hal itu memang sudah seharusnya ada pada diri santri. Karena sejak dulu, santri itu sudah seharusnya tetap seperti itu.
“Jadi ikhsan ini soal perilaku yang mulia. Kita bisa lihat sendiri bagaimana adab seorang santri, semua itu serba rapi seperti sandal-sandal yang dipakai juga ditata dengan baik,” ujarnya.
Sutiaji juga berharap ke depan adanya kegiatan ini menjadi hal positif untuk bekal santri dalam menimba ilmu. Semangat dan motivasi yang disampaikan bisa mendorong semangat belajar, kemandirian, serta keteguhan para santri.
“Karena santri ini sebetulnya sudah mandiri. Jauh dari orangtua, hidup sendiri. Bahkan sekolah atau tidak, ya dirinya sendiri yang menentukan. Dan itu yang kami dorong agar mereka bersemangat,” terang Sutiaji.
Kunjungan ini dianggapnya sudah menjadi kewajiban bagi seorang kepala daerah. Kehadiran dirinya diharapkan bisa memeberikan warna baru dan semangat baru dalam menjalani kehidupan santri di pesantren. (rex/aim)