spot_img
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

AirNav Indonesia Tanam 1.000 Bibit Pohon Nangka di Kota Batu

Lumbung Stroberi Jadi Pilihan TJSL

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – AirNav Indonesia tanam 12 ribu bibit pohon nangka secara serentak di 12 provinsi. Kota Batu menjadi salah satu tempat penanaman bibit pohon nangka mewakili Provinsi Jawa Timur bertempat di Lumbung Stroberi, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Selasa (3/9) pagi ini.

Lumbung Stroberi


Kepala Divisi Umum AirNav Indonesia, Ari Budi Prasetyo menyampaikan bahwa emisi karbon telah menjadi salah satu faktor utama yang mempercepat perubahan iklim di seluruh dunia. Dampaknya tidak hanya terasa pada lingkungan alam, tetapi juga pada kesehatan manusia dan kestabilan ekonomi global.


“Perubahan iklim yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer telah memicu berbagai bencana alam, seperti peningkatan suhu global, mencairnya es di kutub dan peningkatan frekuensi serta intensitas badai dan banjir. Selain itu, kualitas udara yang memburuk akibat tingginya emisi karbon telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan hingga penyakit kardiovaskular,” ujar Ari kepada Malang Posco Media, kemarin.


Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa navigasi penerbangan, AirNav Indonesia tidak bisa lepas dari tanggung jawab moral atas dampak yang ditimbulkan oleh emisi karbon dari pesawat terbang. Terlebih AirNav Indonesia memiliki core business yang berfokus pada pelayanan jasa navigasi lalu lintas penerbangan.


“Semakin banyak pesawat yang terbang, semakin besar pula pendapatan perusahaan ini. Menurut laporan terbaru dari Global Carbon Budget, emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil telah mencapai rekor tertinggi sebesar 36,8 miliar ton CO2 per tahun. Dari jumlah tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 19,9 persen terhadap total emisi karbon dunia, menempatkannya sebagai salah satu negara penghasil emisi terbesar,” bebernya.


Sedangkan untuk sektor penerbangan, meskipun hanya menyumbang sekitar 2,5 persen dari emisi karbon global, tetap menjadi salah satu sektor yang signifikan karena sifatnya yang tidak terhindarkan dalam ekonomi global yang semakin terhubung. Emisi karbon yang dihasilkan oleh pesawat terbang, terutama dalam penerbangan jarak jauh, menambah beban lingkungan yang harus ditanggung oleh planet kita.


Dalam konteks ini, peran sektor penerbangan menjadi semakin penting untuk diperhatikan. Penerbangan adalah salah satu pendorong utama globalisasi ekonomi, namun di balik manfaatnya, ada konsekuensi lingkungan yang signifikan.


“Jika kita melihat sebuah study dimana satu pesawat yang mengudara selama lebih dari 24 jam, jumlah emisi karbon yang dihasilkan dapat mencapai lebih dari 48 ton CO2 (Karbon dioksida). Jumlah itu sebuah angka yang cukup besar untuk memberikan dampak buruk pada atmosfer. Emisi ini, yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar avtur, menambah jumlah gas rumah kaca di atmosfer, mempercepat proses pemanasan global, dan mengancam ekosistem di seluruh dunia,” urainya.


Sebagai Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) AirNav Indonesia melakukan tanam 12 ribu bibit pohon nangka secara serentak di 12 provinsi. Kota Batu menjadi salah satu tempat penanaman 1000 bibit pohon nangka mewakili Provinsi Jawa Timur bertempat di Lumbung Stroberi, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji Selasa (3/9) pagi.


“Lumbung Stroberi di Desa Pandanrejo, yang terletak di Kecamatan Bumiaji, Batu – Malang merupakan salah satu desa di Provinsi Jawa Timur yang dijadikan sebagai lokasi penanaman dari 12 Provinsi lainnya. Pemilihan lokasi ini memanfaatkan potensi alam yang dimiliki dan diharapkan bisa menjadi model pengembangan ekowisata yang berbasis pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” ungkapnya.


Pemilihan pohon nangka karena berkontribusi dalam produksi oksigen, diperkirakan mampu menghasilkan 59 kg oksigen per tahun. Atau cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen sekitar 50 orang setiap harinya.


“Kami juga berharap penanaman ini tidak hanya bermanfaat bagai lingkungan. Tapi pohon nangka juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama bagi masyarakat setempat yang nantinya dari buah nangka yang dihasilkan dapat diolah menjadi berbagai produk turunan yang bernilai ekonomis, seperti keripik nangka, dodol, dan bahan baku industri makanan lainnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” paparnya.


Selain menambah ruang hijau dan mengurangi jejak karbon, program ini juga mendukung upaya peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui pemberdayaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan demikian, AirNav Indonesia tidak hanya berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, tetapi juga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang lebih inklusif dan berkelanjutan.


Sementara itu, Direktur Lumbung Stroberi, Mukhlas Rofik mengapresiasi program TJSL AirNav Indonesia. Menurutnya penunjukkan Lumbung Stroberi yang merupakan Badan Usaha Milik Desa ini juga memiliki komitmen dan konsen terhadap kelestarian lingkungan.


“Ini artinya gayung bersambut. Sehingga kami sangat terbuka ketika ada perusahan yang menjalankan TJSL dengan tanam pohon. Dengan adanya tanam bibit pohon nangka diharapkan jadi energi positif terhadap lingkungan dan perekonomian masyarakat,” harapnya.


Apalagi, lanjut Mr. Roo, sapaan akrabnya, pembangunan fisik saat ini sangat massif. Sehingga pembangunan tersebut harus diiringi dengan pelestarian lingkungan oleh semua pihak agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dan lestari. (eri/udi)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img