spot_img
Saturday, June 29, 2024
spot_img

Belajar dengan Bermain dan Olahraga

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Slamet Yuliono
Guru PJOK SMP Negeri 1 Turen
Kabupaten Malang

          Pembelajaran PJOK identik dengan pelajaran yang digemari murid. Senangnya murid itu beragam alasan. Ada yang senang berkegiatan di luar kelas karena jenuh di dalam kelas. Ada yang senang karena bisa bermain-main di luar kelas. Atau ada yang karena memang murid itu senang pada kegiatan olahraga.

          Keadaan seperti ini merupakan modal awal yang baik untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran. Namun pada tingkat pelaksanaan menjadi tidak menarik, bahkan cenderung takut terhadap pelajaran ini. Penyebab dari ketidaksukaan murid terhadap pembelajaran PJOK, ada beberapa penyebab.

          Salah satu penyebabnya karena kurang inovasi dan variasi dalam pembelajaran. Guru cenderung monoton, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Murid kurang dilibatkan dalam kegiatan yang menyenangkan itu. Salah satu inovasi dan variasi yang memungkinkan diberikan dalam pembelajaran PJOK adalah kegiatan permainan yang menyenangkan (fun game) di sela-sela pemberian materi pembelajaran.

          Bentuk-bentuk permainan yang menyenangkan bisa diberikan dengan menyesuaikan tingkat usia murid. Dan alangkah indahnya kalau permainan itu terkait dengan materi sedang dipelajari. Sehingga menambah motivasi murid untuk berparisipasi aktif.

          Pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dalam berbagai metode, dengan harapan saat pelajaran diberikan murid tidak bosan. Mereka berproses dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan, sehingga mereka terlibat aktif kegiatan dicapai maksimal.

Pembelajaran Menyenangkan

          Berdasar penelitian, pendekatan pembelajaran PJOK yang menyenangkan dengan pendekatan bermain berdampak positif meningkatkan derajat kebugaran murid. Bukan hanya dari sisi aktivitas pengembangan fisik saja, tetapi juga dalam konteks pendidikan secara umum (general education).

          Bermain juga merupakan sarana sosialisasi yang dapat memberi anak berkesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Bermain dijadikan sebagai salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya.

          Dikatakan menyenangkan karena anak mencoba dan tidak hanya dalam fantasi, tetapi nyata aktivitas yang dilakukan anak. Bermain diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar.

          Melalui bermain, semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Bermain bukan suatu pekerjaan, tetapi bagi anak bermain merupakan sesuatu yang serius baginya.

          Sedikitnya tiga manfaat nyata dari bermain, yaitu manfaat motorik, afektif, kognitif. Manfaat motorik berhubungan dengan nilai-nilai positif yang terjadi pada fisik/ jasmaniah anak. Manfaat afeksi berhubungan dengan perkembangan psikologis anak yang mencakup naluri/ insting, perasaan, emosi, sifat/ karakter/ watak, maupun kepribadian seseorang. Manfaat kognitif berupa berkembangnya kecerdasan anak, berhubungan dengan kemampuan imajinasi, pembentukan nalar, logika, maupun pengetahuan-pengetahuan sistematis.

          Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap melalui serangkaian pengalaman. Belajar tidak sekadar berhubungan dengan buku-buku yang merupakan salah satu sarana belajar, melainkan berkaitan pula dengan interaksi anak dengan lingkungannya, yaitu pengalaman.

          Hal yang penting dalam belajar adalah perubahan perilaku, dan itu menjadi target dari belajar. Guru dapat menerapkan belajar dan bermain menyenangkan sebagai pondasi awal dalam meningkatkan kualitas tumbuhkembang murid.

          Anak dapat mengekspresikan diri dalam menjalani seluruh aktivitas, tanpa adanya paksaan, pengendalian dari para pendidik yang berada di sekitarnya, namun tetap mewujudkan prinsip belajar dan bermain menyenangkan hingga potensi yang ada pada dirinya berkembang optimal.

          Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa yang mengaktifkan dan menyenangkan anak, yang dapat membuat murid aktif, kreatif, mencurahkan perhatian/ konsentrasi penuh dalam suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi anak sehingga proses pembelajaran dapat dicapai secara optimal seiring dengan perkembangan potensi dalam diri murid tersebut.

Bermain dan Berolahraga

          Kurikulum Merdeka yang mulai tahun pelajaran 2024/2025 sah menjadi Kurikulum Nasional membuka wacana lebih egaliter dalam penerapan pembelajaran PJOK. Suasana yang semula membelajaran banyak dilakukan dalam kecabangan, menjadi pendekatan kebugaran melalui bermain dan berolahraga.

          Merubah mindset guru PJOK yang sudah lama terninabobokan dengan gaya ajar lama bukan pekerjaan mudah dan sederhana. Diperlukan terobosan baru yang menjadikan murid menjadi sosok yang gemar melakukan aktivitas jasmani sekaligus bugar dan sehat.

          Berikut langkah nyata yang dapat dilakukan oleh guru PJOK. Pertama, Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat. Menciptakan awal pembelajaran yang berkesan penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan.

          Selalu awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada murid. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan energi positif yang dapat mempengaruhi semangat murid.

          Kedua, Menciptakan suasana rileks. Ciptakanlah lingkungan yang rileks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Aturlah posisi tempat duduk secara berkala sesuai keinginan murid bila itu dalam kelas. Lalu ciptakanlah suasana kelas dimana murid tidak takut melakukan kesalahan.

          Ketiga, Memotivasi siswa. Motivasi adalah konsep dasar yang erat kaitannya dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/ penguatan. Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik.

          Respon yang baik tersebut akan berubah menjadi sebuah motivasi yang tumbuh dalam dirinya, sehingga ia merasa terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias. Guru seharusnya menyadari bahwa pembelajaran dengan bermain dan menyenangkan dapat meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

          Suka tidak suka Kurikulum Merdeka harus dijalankan dan sebagai guru dituntut mengoptimalkan diri sebagai sosok profesional. Lakukan pekerjaan itu dengan profesional, jangan mudah putus asa. Bila tidak mampu akhiri sampai di sini. Semoga Mencerahkan.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img