spot_img
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

Gerakan Kembali Membaca Buku Cetak dan Tulisan Tangan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Oman Sukmana
Guru Besar FISIP dan Ketua Program Doktor Sosiologi,
Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagaimana kita ketahui bahwa era revolusi industri 4.0 ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Teknologi informasi dan digitalisasi telah mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan, dengan semakin pesatnya adopsi perangkat digital, kecerdasan buatan, dan teknologi internet untuk mendukung proses belajar-mengajar.      

Perkembangan teknologi digital dalam beberapa tahun terakhir, telah mendominasi sistem pendidikan di banyak negara, khususnya Negara-negara maju. Namun, akhir-akhir ini, beberapa negara maju, seperti Swedia, Swiss, dan beberapa Negara maju lainnya, justru mulai mempertimbangkan kembali pentingnya kemampuan membaca buku cetak dan menulis tulisan tangan bagi para siswa.

Beberapa hasil penelitian dewasa ini, menunjukkan bahwa proses membaca dan menulis secara manual dapat meningkatkan kemampuan kognitif, pemahaman, dan daya ingat siswa (Truckenmiller dan Chandler, 2023). Di samping itu, keterampilan menulis tangan juga dianggap penting untuk pengembangan keterampilan motorik halus dan kreativitas pada siswa (Suggate, dkk., 2023).

Studi lain juga mengungkapkan bahwa menulis menggunakan tangan dapat meningkatkan aktivitas otak yang terkait dengan proses belajar, kreativitas, dan pemecahan masalah, dimana hal ini tidak ditemukan pada saat menulis menggunakan perangkat digital. Penelitian lain menunjukkan bahwa menulis menggunakan tangan memicu aktivitas otak yang lebih kuat dibandingkan mengetik, sehingga berdampak positif pada kemampuan belajar dan kreativitas (Weel dan Meer, 2023).

Hasil penelitian juga memperlihatkan 6bahwa meskipun kemajuan teknologi telah memungkinkan akses yang cepat dalam penggunaan buku digital di sekolah-sekolah, namun terdapat beberapa dampak negatif dari penggunaan buku elektronik bagi siswa. Salah satu masalah utamanya adalah berkurangnya kemampuan konsentrasi dan pemahaman pada saat membaca buku digital.

Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar perangkat digital dapat menyebabkan kelelahan mata dan sakit kepala, sehingga mengganggu proses membaca dan belajar. Selain itu, interaksi yang lebih sedikit dengan teks fisik juga dapat mengurangi kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat informasi secara mendalam.

Oleh karena itu, meskipun buku digital menawarkan beberapa keuntungan praktis, dampak negatifnya terhadap prestasi akademik dan perkembangan kognitif siswa harus dipertimbangkan dengan seksama oleh pihak sekolah dan orang tua.

Di satu sisi, teknologi informasi diakui memberikan manfaat, namun di sisi lain teknonologi informasi ternyata juga dapat merugikan manusia.  Misalnya, telah terungkap adanya dampak negatif penggunaan teknologi yang berlebihan pada siswa di lingkungan pendidikan.

Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang terlalu bergantung pada perangkat digital seperti laptop, tablet, dan smartphone untuk belajar cenderung mengalami penurunan kemampuan kognitif dan akademik. Salah satu temuan kuncinya adalah bahwa penggunaan teknologi dapat mengganggu kemampuan konsentrasi dan daya ingat siswa.

Ketika siswa terus-menerus terpapar oleh berbagai stimulus digital, otak mereka menjadi terbiasa dengan tingkat rangsangan yang tinggi, namun kurang mampu untuk fokus dan memproses informasi secara mendalam. Selain itu, interaksi fisik yang berkurang dengan bahan bacaan cetak juga terbukti menghambat perkembangan keterampilan membaca dan pemahaman konseptual.

Oleh karena itu, meskipun teknologi dapat memberikan banyak manfaat, penggunaannya perlu dibatasi dan diimbangi dengan metode pembelajaran tradisional agar tidak merugikan perkembangan intelektual siswa.

Dalam dimensi sosial, dampak negatif dari teknologi informasi yang perlu diwaspadai adalah melemahnya nilai-nilai solidaritas sosial di kalangan siswa. Fenomena ini dapat terlihat dari semakin tingginya intensitas penggunaan perangkat digital dan media sosial di kalangan pelajar, yang terkadang menggantikan interaksi sosial langsung.

Siswa cenderung lebih nyaman berinteraksi melalui layar gawai daripada melakukan komunikasi dan aktivitas kelompok secara tatap muka. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan bersosialisasi, empati, dan kerja sama yang semakin terkikis.

Oleh karena itu, sekolah dan orang tua perlu secara proaktif mengedukasi siswa tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial langsung, serta menanamkan nilai-nilai solidaritas, empati, dan kerja sama dalam proses pembelajaran. Upaya ini diharapkan dapat membantu siswa tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kecerdasan sosial yang kuat.

Meskipun buku digital telah menjadi tren dalam dunia pendidikan modern, namun ternyata buku cetak masih memiliki beberapa kelebihan yang penting bagi perkembangan siswa. Beberapa kelebihan membaca buku cetak.

Pertama, bahwa membaca buku cetak dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa secara lebih efektif dibandingkan membaca buku digital. Hal ini disebabkan oleh kurangnya gangguan visual dan rangsangan lain yang terdapat pada perangkat digital, sehingga siswa dapat fokus dan terlibat secara mendalam dengan konten bacaan.

Kedua, interaksi fisik dengan teks, seperti mencoret-coret dan membalik halaman, telah terbukti memicu aktivitas otak yang lebih kuat, yang berdampak positif pada proses belajar. Ketiga, kemampuan menulis tangan yang diasah melalui penggunaan buku cetak juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus, daya kreativitas, dan ekspresi diri siswa.

 Memang di tengah perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di era Revolusi Industri 4.0 ini, sektor pendidikan dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai inovasi digital guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, sekali lagi mengingat hasil studi-studi terkini juga mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi perkembangan kognitif dan akademik siswa.

Oleh karena itu, pendekatan yang seimbang antara sumber belajar berbasis digital dan buku cetak menjadi sangat penting. Dengan demikian, lembaga pendidikan perlu merancang kurikulum yang mengintegrasikan kedua jenis sumber belajar ini secara optimal. Sehingga siswa dapat memperoleh manfaat terbaik dari kombinasi metode tradisional dan modern untuk mendukung perkembangan intelektual mereka.

Gerakan kembali membaca bucu cetak dan menulis tangan bagi siswa dalam proses pendidikan merupakan kebijakan integral dalam membangun kurikulum pendidikan. Kebijakan ini bertujuan untuk menyeimbangkan pembelajaran antara teknologi dan keterampilan tradisional, sehingga siswa dapat memperoleh manfaat optimal dari kedua pendekatan ini.(*)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img