MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pasca Hari Raya Iedul Fitri 1445 H, sejumlah bahan pokok mengalami penurunan. Seperti harga cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah hingga yang cukup menonjol adalah harga daging sapi.
Samsul Arifin salah satu pedagang di Pasar Besar menyebut, harga daging sapi ini kembali normal setelah sebelumnya saat lebaran harganya mencapai Rp 140 ribu per kilogramnya.
“Sekarang sekilonya sudah normal Rp 130 ribu untuk daging yang bagus. Yang (kualitas) nomor dua Rp 120 ribu, daging rawonan ada gajihnya itu Rp 115 ribu per kilogram. Waktu lebaran kurang dua hari, itu Rp 135 ribu sampai menyentuh Rp 140 ribu per kilogram,” ungkap Samsul kepada Malang Posco Media.
Akibat kenaikan harga yang cukup signifikan itu, Samsul mengaku saat lebaran kemarin penjualannya menurun dibandingkan hari hari biasanya dan juga dibandingkan lebaran sebelumnya. Sebab banyak calon pembeli yang mengurungkan niatnya.
“Lebaran ini agak turun pembeli dibanding tahun kemarin. Hampir 50 persen (penurunannya). Biasanya laku setengah kuintal, kemarin hanya 25 kilogram, pembelinya turun. Harga sekarang sudah normal, semoga penjualan juga normal,” tambah dia.
Begitu juga yang terjadi di Pasar Madyopuro. Saat lebaran, harga daging sapi dijual mencapai Rp 140 ribu, naik Rp 20 ribu dibandingkan hari biasanya.
“Normalnya Rp 120 ribu per kilogram, tapi untungnya warga tetap banyak yang beli karena kebutuhan,” terang Maskanah, salah satu pedagang di Pasar Madyopuro.
Terpisah, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyampaikan, pihaknya telah melakukan pemantauan pasar pasca Hari Raya Iedul Fitri. Hasilnya bahan-bahan pokok ini memang dipastikan sudah terkendali, meski ada beberapa saja yang masih fluktuatif. Pihaknya pun bakal menggencarkan kembali berbagai upaya untuk memastikan inflasi tetap terkendali.
“Kami sudah cek ke pasar setelah lebaran kemarini. Harga-harganya ini akan kami intervensi terus. Kami akan melihat perkembangan harganya, insya Allah dalam minggu-minggi ini kami akan cek lagi ke pasar-pasar lainnya. Intervensinya nanti tetap dengan gerakan pasar murah, operasi pasar serta Warung Tekan Inflasi,” tutup Wahyu. (ian/aim)