Malang Posco Media-Wartawan Malang Posco Media Jon Soeparijono bersama istri Ihda Khairun Nisa traveling sehari ke Gunung Bromo, Senin (23/1) lalu. Dari Kota Malang ke gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu jaraknya hanya sekitar 55 kilometer dan ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam. Menuju Gunung Bromo kami melalui jalur Pakis-Tumpang–Gubuk Klakah–Ngadas–Gunung Bromo.
Awalnya kami berdua ingin naik mobil. Namun mengingat medannya cukup terjal, akhirnya memutuskan naik motor saja. Berboncengan berdua dengan kondisi jalan naik turun dan meliuk-liuk rasanya lebih asyik.
wisatawan bisa naik jeep dan dijemput di wilayah Kota Malang ke Gunung Bromo. Per paket satu orang antara Rp 250 ribu hingga Rp 350 ribu. Jika sewa satu jeep sekitar Rp 800 ribu hingga Rp 1,2 juta.
Sebelum berangkat, kami memastikan bensin motor full serta kondisi motor baru saja diservis. Karena menggunakan motor matic, harus ekstra hati-hati di medan pegunungan. Berbeda jika menggunakan motor trail yang memang digunakan untuk medan pegunungan.
Tarif masuk kawasan TNBTS untuk wisatawan lokal di hari biasa Rp 29 ribu dan hari libur Rp 34 ribu. Untuk tarif turis mancanegara hari biasa Rp 220 ribu sedangkan di hari libur lebih mahal yakni Rp 320 ribu.
Kendaraan roda empat dikenakan biaya Rp 10 ribu, roda dua Rp 5 ribu dan sepeda pancal Rp 2 ribu. Loket masuk TNBTS berada di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo dan pengunjung harus booking online terlebih dahulu di https://bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
Sebelum masuk kawasan Gunung Bromo tepatnya di Jemplang Desa Ngadas terdapat kafe Bromo Hillside yang lagi viral karena bentuknya yang unik dan bisa melihat view 360 derajat dari ketinggian. Masuk kafe ini ada tiga jenis tiket masuk. Yakni Silver untuk anak-anak Rp 25 ribu, Diamond (dewasa) Rp 35 ribu hanya tiket masuk saja dan Platinum (dewasa) Rp 50 ribu berupa tiket masuk serta mendapatkan teh panas dan kentang parutan kelapa.
Selain itu masih ada paket Platinum Happy Meals seharga Rp 95 ribu. Paket ini pengunjung mendapatkan welcome drink, snack dan makan prasmanan. Menu prasmanannya ada nasi goreng, nasi putih, cap jay, ayam asam manis dan buah. Kami berdua pilih paket Diamond saja, karena sebelum berangkat sudah sarapan.
Pengunjung di kafe ini bisa ambil spot indoor maupun outdoor. Spot indoor tetap bisa melihat pegunungan yang ada di sekelilingnya karena dindingnya terbuat dari kaca. Sedangkan di outdoor pengunjung seperti berada di alam bebas di atas ketinggian. Pengunjung bisa naik tangga ke tempat paling atas dengan view 360 derajat melihat kawasan TNBTS.
Setelah hampir dua jam menikmati keindahan dari atas kafe ini, kami berdua melanjutkan perjalanan ke kawah Gunung Bromo. Dari pertigaan Jemplang ambil jalan turun ke kiri ke arah lautan pasir. Di lautan pasir hanya diperbolehkan mobil jeep saja sedangkan mobil pribadi tidak boleh. Sehingga pengendara mobil pribadi hanya bisa sampai di Jemplang.
Sepanjang lautan pasir di sebelah kiri akan tampak Bukit Teletubbies. Bukit ini merupakan sabana yang luasnya mencapai 382 hektare terdapat bukit-bukit yang tampak hijau. Di padang pasir ini pula, banyak pengunjung yang berhenti untuk berfoto ria. Termasuk kami menyempatkan berfoto-foto.
Melintas di lautan pasir harus ekstra hati-hati karena roda sering selip terkena pasir. Apalagi, banyak mobil jeep riwa-riwi dengan kecepatan cukup tinggi.
Setelah melewati lautan pasir akhirnya tibalah di parkiran Gunung Bromo. Di tempat ini banyak warung yang berjulan makanan dan minuman.
Dari parkiran mobil ini menuju ke kawah Gunung Bromo masih sekitar satu kilometer. Pengunjung harus jalan kaki atau naik kuda dengan tariff Rp 100 ribu sekali jalan untuk menuju anak tangga Gunung Bromo. Sedangkan kami yang naik motor, bisa parkir dekat tangga naik Gunung Bromo.
Setelah puas di atas Gunung Bromo, kami langsung pulang dan makan malam di Warung Lombok berada di Rest Area Desa Tulusayu Kecamatan Tumpang. Kami sampai di rumah sekitar pukul 19.30 WIB. (jon)
