spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Nanoplastik dalam Air Kemasan: Studi Terkini Temukan Ancaman Besar terhadap Kesehatan Manusia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Suatu penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menilai bahwa air dalam kemasan plastik dapat mengandung hingga 100 kali lipat lebih banyak partikel plastik, yakni sekitar 240.000 fragmen plastik, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan.

Menurut laporan yang dikutip dari Hindustan Times pada Selasa (9/1), penelitian sebelumnya hanya mempertimbangkan adanya mikroplastik, yaitu fragmen plastik dengan ukuran antara 1 hingga 5.000 mikrometer pada satu botol air berkapasitas satu liter.

Jurnal tersebut menjadi yang pertama kali melakukan evaluasi terhadap air kemasan untuk menentukan keberadaan nanoplastik, yakni partikel plastik dengan panjang kurang dari 1 mikrometer, setara dengan sepertujuh lebar rambut manusia.

Ancaman terhadap kesehatan manusia dari nanoplastik jauh lebih besar dibandingkan dengan mikroplastik karena ukurannya yang sangat kecil memungkinkannya menembus sel manusia, masuk ke dalam aliran darah, dan memiliki dampak negatif pada organ-organ tubuh.

Nanoplastik bahkan dapat melewati plasenta dan mencapai tubuh bayi yang belum lahir. Para ilmuwan telah lama mencurigai adanya nanopartikel dalam air kemasan, namun hingga saat ini, teknologi yang diperlukan untuk mengidentifikasi nanopartikel secara individu masih belum tersedia.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, rekan penulis penelitian ini menemukan teknik mikroskop baru, memprogram algoritma berbasis data dan menggunakan keduanya untuk menganalisis sekitar 25 botol air berukuran 1 liter yang dibeli dari tiga merek populer di AS. Mereka menemukan 110.000 hingga 370.000 partikel plastik kecil dalam setiap liternya, 90 persen di antaranya adalah nanoplastik.

“Studi ini memberikan alat yang ampuh untuk mengatasi tantangan dalam menganalisis nanoplastik, yang menjanjikan untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan saat ini mengenai polusi plastik pada tingkat nano,” kata Naixin Qian, penulis utama studi tersebut dan mahasiswa pascasarjana kimia Universitas Columbia.

Para peneliti menargetkan tujuh jenis plastik umum, termasuk polietilen tereftalat (PET), yang banyak digunakan dalam botol air, dan poliamida, yang sering digunakan dalam filter untuk memurnikan air sebelum dibotolkan. Namun mereka juga menemukan banyak nanopartikel tak dikenal di dalam air. Jika salah satu dari produk tersebut juga merupakan nanoplastik, maka prevalensi plastik dalam air kemasan bisa lebih tinggi lagi.

Meskipun polusi plastik ada di mana-mana di bumi, air kemasan menjadi perhatian khusus para ilmuwan karena potensinya memasukkan partikel plastik ke dalam tubuh manusia. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 menemukan bahwa konsentrasi mikroplastik dalam air kemasan lebih tinggi dibandingkan air keran.

Sebuah laporan dari tahun 2021 memperingatkan bahwa membuka dan menutup tutup botol plastik berisi air dapat melepaskan serpihan plastik kecil ke dalam cairan.

Mereka juga berencana untuk menyelidiki nanoplastik dalam sampel air keran dan salju yang dikumpulkan dari Antartika bagian barat.

“Ada banyak sekali nanoplastik yang perlu dipelajari, semakin kecil ukurannya, semakin mudah mereka masuk ke dalam diri kita,” kata rekan penulis lain dan ahli biofisika di Universitas Columbia Wei Min. (ntr/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img