spot_img
Tuesday, September 17, 2024
spot_img

Pengolahan Sampah Bakal Meningkat 55 Persen

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mencegah penuhnya TPA Supit Urang yang diperkirakan terjadi pada 2028, Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang melakukan peningkatan pengolahan sampah di Kota Malang dengan serius. Tinggal selangkah lagi, sampah-sampah yang akan masuk ke TPA Supit Urang, bakal diolah sebuah TPST-RDF (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu- Refused Derived Fuel) yang ditargetkan bisa mulai dibangun pada 2025 nanti

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Noer Rahman Wijaya menyampaikan, saat ini pihaknya sudah mampu mengolah sedikitnya 35 ton sampah per hari dengan metode sorting composting. Dengan metode tersebut, sampah diolah menjadi kompos dan sebaginya hingga menjadi sebuah produk bernilai ekonomis. Kemudian, jika nanti TPST-RDF dibangun, maka makin banyak sampah yang akan diolah dan menjadi sumber pendapatan baru.

“Kami sudah melakukan pengolahan persampahan sampai dengan 27 persen. Harapan saya dengan 150 ton yang akan diolah menjadi RDF ini pengolahan sampah di Kota Malang bisa meningkat menjadi 55 persen,” terang Rahman, kemarin.

Produk RDF sendiri diketahui merupakan produk terbarukan yang merupakan pengganti batu bara. Produk itu biasa diperlukan oleh pabrik pabrik besar yang membutuhkan batu bara seperti PLTU Paiton, pabrik semen dan sebagainya.

Rahman menegaskan, melalui pengolahan di TPST baru nanti, bisa memproduksi RDF yang merupakan pengganti batu bara setidaknya 72 ton. Jumlah tersebut merupakan hasil olahan dari 120 ton sampai 150 ton sampah yang dikelola di TPST nantinya.

Meskipun hingga sampai saat ini TPST-RDF ini masih dalam tahap perencanaan, Rahman menegaskan sudah ada sejumlah offtaker atau pihak yang akan memasok ke industri atau pabrik yang membutuhkan RDF.

Menurut Rahman, adanya minat offtaker ini bukan suatu hal yang biasa atau mudah didapatkan. Sebab offtaker hanya mengambil produk RDF dengan kadar kilo kalori yang dibutuhkan oleh industri. Yakni berkisar 3.500 kilo kalori per kilogram hingga 3.800 kilo kalori per kilogram.

“Setidaknya sudah ada tiga offtaker yang tertarik dan sudah komunikasi dengan kami. Tapi kami tidak bisa sampaikan offtakernya, yang jelas mereka sudah menunjukkan keminatan yang bagus untuk RDF ini,” pungkas Rahman. (ian/aim)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img