spot_img
Tuesday, May 14, 2024
spot_img

Angka Stunting Turun Menjadi 17,3 Persen

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kota Malang turun dari 18 persen menjadi 17,3 persen. Tren penurunan ini selaras dengan hasil survei pada bulan timbang yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Malang yang juga mengalami penurunan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif menyebut, pada pertengahan tahun 2023 lalu, angka stunting di Kota Malang berdasarkan bulan timbang sekitar 9,65 persen. Lalu pada akhir tahun 2023 lalu, sudah menurun menjadi 9,5 persen. Tren itu berlanjut hingga awal tahun ini yang sudah menyentuh angka 8 persen.

“Bulan timbang Maret itu 8,34 persen. Itu sekitar 2.000 (kasus). Yang paling banyak itu di Kelurahan Pandanwangi, dan Kelurahan Tunjungsekar,” ungkap Husnul kepada Malang Posco Media, Minggu (28/4) kemarin.

Dengan kondisi itu, Husnul menegaskan pihaknya berupaya terus melakukan intervensi. Terutama kepada kedua kelurahan tersebut yang menjadi perhatian utama. Menurut Husnul, berdasarkan penanganan stunting berbasis wilayah, sudah ada beberapa kelurahan yang terpantau sudah tidak ditemukan penambahan kasus stunting.

“Yang menuju ke Zero Stunting ini masih kami konfirmasikan. Kalau tidak ada penambahan stunting, kami sudah ada beberapa calon, seperti Kelurahan Rampak Celaket. Itu dari Desember Januari Februari Maret, empat bulan ini tidak ada penambahan resiko stunting baru. Stuntingnya tinggal dua atau satu kasus,” tambah dia. 

Sementara itu, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersyukur angka stunting sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Yakni dari sebelumnya sebesar 18 persen, kini menjadi 17,3 persen. Menurut Wahyu, capaian ini sudah luar biasa sebab, proses yang dijalankan selama ini sudah berlangsung sesuai dengan rencana.

“Tetap akan kami genjot persentase ini. Alhamdulillah di provinsi, kita sudah di tengah-tengah, ada daerah kota lain yang di bawah. Termasuk provinsi saja diatas kita. Saya nanti akan beri apresiasi apa yang dilakukan Dinkes, Puskesmas Camat dan Lurah, karena mereka sudah melakukan berbagai program untuk menekan stunting dan terbukti sudah menurun,” ujar Wahyu.

Menurut Wahyu, konsep dan mekanisme penanganan stunting saat ini sudah sesuai dan cukup bagus. Hanya saja memang perlu terus ditingkatkan, karena ia menyadari masih ada banyak keterbatasan. Misalnya seperti keterbatasan pembiayaan, sarana prasarana hingga keterbatasan SDM. Yang jelas, dengan konsep penanganan stunting berbasis kewilayahan ini, Wahyu berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya pengentasan stunting dari tingkat paling bawah di tiap kawasan.

“Konsepnya nanti ada kelurahan yang zero stunting itu kami tetapkan per kawasan, tidak pada ‘by person’. Sehingga lebih jelas dan ada tanggung jawab dari puskesmas atau pejabat setempat,” tutupnya. (ian/aim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img