spot_img
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Cegah PMK Gunakan Cara Tradisional; Produksi Susu Tak Terganggu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih terus bertambah hingga hari ini. Terbaru di Kota Malang, total sudah ada sebanyak 352 kasus PMK yang membuat peternak menyembelih paksa hewan ternaknya hingga mencapai 160 ekor dipotong paksa. Hampir seluruh kecamatan ditemukan adanya kasus yang kebanyakan menyerang ternak sapi tersebut.

Kendati begitu, kasus PMK tampaknya belum menyerang sapi perah di Kota Malang. Seperti sapi perah yang ada di Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun milik Agus warga Jalan Imam Sujono Mulyorejo. Alhasil produksi susu miliknya pun masih cukup banyak dan melimpah

“Biasanya perhari 15 liter sampai 18 liter. Ini masih normal, kalau turun ini karena siklus. Kalau hamil sudah tiga bulan menurun (produksi susunya), lima bulan lebih menurun. Setelah melahirkan banyak,” ujar Agus, Kamis (30/6).

Untuk penjualan atau permintaan pun dikatakan Agus masih relatif normal. Dari segi harga, Agus masih menjual dengan harga normal yakni sekitar Rp 10 ribu per liter. Untuk susu murni matang dijual seharga Rp 12 ribu. Namun untuk pengecer yang biasa membeli partai banyak selama ini, ia masih sama menjual dengan harga Rp 9 ribu per liter.

“Kalau saya banyak setor langsung ke pengecer. Harga susu tetap, soalnya kalau rezeki ya sudah begitulah. Alhamdulillah sementara ini tidak ada (pengaruh PMK ke permintaan susu),” tambah Agus.

Meski dari produksi dan permintaan susu di tempatnya relatif tidak berpengaruh PMK, namun Agus sendiri tak menampik dirinya begitu takut dengan ancaman PMK. Ia sendiri memberlakukan disinfeksi rutin ke kandangnya dan juga pengunjung yang datang ke tempatnya. Sebab yang paling penting untuk saat ini yakni pola makan, kebersihan dan kesehatan. Ia pun belum berani untuk mendatangkan sapi lagi.

“Biasanya saya nyalakan api unggun lalu ditambah belerang supaya asapnya ke kandang karena ada yang bilang itu bisa menghilangkan bakteri. Tiap malam cuma dua kali. Sebelumnya tidak sering, cuma pas banyak sampah saja bakar api unggun. Cuma kalau ada PMK ya jadi tiap hari, takut saya,” tutur Agus.

Sementara itu Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang drh. Anton Pramujiono mengatakan bahwa pasokan dan produksi susu dari sapi perah secara umum di semua sentra sapi perah di Kota Malang memang masih aman dan belum terganggu PMK.

“Kalau sampai saat ini belum ada informasi kita kekuranagan. Kita keliling masih banyak yang  berjualan. Kita kan juga mengawasi ke agen-agen, mereka tetap berjualan juga. Jadi belum ada informasi kekurangan untuk Kota Malang. Stoknya masih bisa dipenuhi,” yakin Anton.

Anton sendiri berharap tren positif ini dapat terus terjaga. Sehingga produksi susu bisa terus terdistribusi dengan baik. “Ya semoga jangan sampai (terpapar PMK) lah karena masyarakat mungkin bisa saja beralih ke susu yang dijual di swalayan,” tandasnya. (ian/udi)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img