spot_img
Monday, May 6, 2024
spot_img

Manifestasi Taqwa dalam Tatanan Sosio-Religius

Berita Lainnya

Berita Terbaru

KEHADIRAN bulan suci Ramadan oleh Mahmud Yunus dikatakan sebagai bukti ke-Maha-Sayang-an Allah kepada hambanya. Setidaknya ada tiga hal pokok dalam bulan Ramadan yang menjadi bentuk kasih sayang Allah. Yakni pada bulan suci Ramadan pahala terhadap amal kebaikan dilipat-gandakan dan setan-setan terbelenggu, pintu-pintu pengampunan dibuka seluas-luasnya serta terciptanya peluang bagi yang berpuasa untuk meraih “gelar” Taqwa sebagaimana perintah berpuasa dalam Q.S Al Baqarah 183.
Lalu apakah hakikat taqwa? Apakah taqwa berkenaan dengan agenda spiritual agama semata? Untuk menjawab pertanyaan tersebut setidaknya sangat relevan dengan pernyataan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Soekarno menyebutkan bahwa “ Islam is not religion of the mosque but Islam is complete civilization.”
Dengan demikian dalam beragama (menjalankan ajaran agama) berupa berpuasa untuk menggapai insan taqwa dapat memunculkan dua nilai kesadaran spiritual secara bersamaan yakni God-Consciousness dan Social-Consciousness. Hal ini sejalan dengan hakikat penciptaan manusia dalam pandangan agama (baca: Islam).
Q.S. 51:56 mewartakan bahwa manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Tidak hanya pada penciptaan, untuk menjalankan hakikat penciptaan manusia, Allah juga memberikan ‘beban’ pada manusia sebagai khalifah fil ard (Q.S. 2:30). Sebagai khalifah, Allah tidak melepaskan begitu saja, namun Allah juga memberikan tuntunan/ panduan bagi manusia untuk menjalankan tugas ke-khalifahan yakni Al-Qur’an (Q.S. 2:185).
Dalam tuntunan tersebut memuat tuntutan-tuntutan yaitu tuntutan untuk melakukan sesuatu dan tuntutan untuk tidak melakukan sesuatu. Inilah yang dalam konsep taqwa disebutkan dengan imtitsalul awamirillahi waj tinabun-nawahi.
Kosekuensi manusia sebagai pemimpin di muka bumi adalah bagaimana seseorang mampu beribadah, bertingkah dan bertindak serta melakukan aktivitas sesuai tuntunan dan tuntutan, sehingga pada diri manusia perlu ditumbuhkan sikap dan sifat berupa Self-awareness. Manifestasi self awareness kemudian melahirkan tiga tanggung jawab pokok yang harus dilakukan oleh manusia dalam kapasitasnya sebagai pemimpin.
Pertama, Self-Trancendence. Merupakan tanggung jawab seorang sebagai pemimpin untuk memimpin dirinya sendiri berkenaan dengan membangun hubungan baik secara vertikal dengan sang pencipta melalui ketaatan-ketaatan sebagaimana tuntunan dan tututan yang dibebankan pada manusia, sinonim dari self-trancendece adalah hablum minallah. Pada level ini manusia dituntut untuk ber-fastabiqul-khairat.
Kedua, Self-Social. Selain tugas individu, kapasitas manusia sebagai pemimpin juga diberikan beban dalam tanggung jawab sosial. Ilmuwan termasyhur Aristoteles menyebutnya dengan zoon politicon. Ketika berhasil memimpin dirinya dengan ketaatan pada sang pencipta, maka langkah selanjutnya adalah mengajak orang lain di sekitar untuk berada pada ketaatan yang sama.
Manusia diharapkan untuk tidak bersikap individualis, sebab nabi diutus tidak semata untuk keselamatan pribadi namun juga keselamatan masyarakat. Ini sejalan dengan ciri-ciri taqwa (Q.S 3:133-134). Perlakuan agama demikian melahirkan apa yang disebut oleh Kenneth Boulding sebagai agama profetis yakni agama yang merespon persoalan konkrit di tengah masyarakat.
Ketiga, Self Social System. Diakui atau tidak, manusia hidup dalam tatanan sistem sosial. Jika self social adalah perilaku individu manusia secara bebas sebagai bentuk personifikasi ketaatan terhadap agama, maka self social system adalah kemampuan individu dalam sebuah struktur sistem sosial. Dimana keshalehan individu dapat diejawantahkan melalui mesin kerja sistem dalam struktur sosial (negara).
Tentu saja pasca Ramadan nilai-nilai keshalehan tersebut harus tetap muncul pada hari-hari selanjutnya. Sehingga ketaatan terhadap Tuhan tidak hanya pada bulan Ramadan, namun Tuhan harus menjadi suatu yang omnipresent. Kontinuitas dan konsistensi nilai, spirit Ramadan agar harus terjaga pasca Ramadan.
Kesinambungan inilah yang diungkakan oleh Charles Glock dan Rodney Stark dengan Concequenses, yakni the effect of religious belief, practice, experience, and knowledge in person day to day lives. (Yinger dalam Syamsul Arifin, 2003)
Ramadan yang juga dikatakan sebagai bulan tarbiyah merupakan suatu momentum melatih diri agar pasca Ramadan terbiasa untuk melakukan kebaikan yang sama, kosekuensi dari kumandang taqbir, tahmid dan tahlil sebagai kegembiraan menyambut kemenangan, memproklamirkan diri sebagai pribadi yang fitri perlu dijadikan sesuatu kebiasaan (be used to).
Artinya, dalam memaknai kefitrahan adalah bagaimana pasca Ramadan kita masih memiliki ketaatan dengan kualitas dan intensitas yang sama. Amanat yang dijanjikan Allah pada dalil kewajiban berpuasa adalah agar kita menjadi orang bertaqwa.
Kata ”tattaquun” sebagaimana akhir dari Q.S Al Baqarah 183 dalam ilmu lughoh mengandung fi’il mudhori.’ Untuk diketahi bahwa sifat fi’il adalah yatajadad au yataqarar. Artinya proses mencapai taqwa tidak berhenti di saat Ramadan. Puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban (kutiba) yang utama sebagai bentuk ke-maha sayangan Allah kepada hamba-Nya dengan memberi suatu momen khusus.
Dengan demikian, wujud ketaqwaan pasca Ramadan adalah istiqomah dengan nilai dan keshalehan selama Ramadan. Kebiasaan sholat tarawih semoga terbiasa dengan sholat malam, kebiasaan berpuasa semoga pasca Ramadan tetap berpuasa melalui puasa-puasa Sunnah. Begitu pun ritual taddrus serta yang terpenting adalah aksi sosial saling membantu antar sesama pada Ramadan terus dipupuk pasca Ramadan.
Terakhir, taqwa merupakan achievment status sehingga label taqwa merupakan hak prerogratif Allah. Tidak seorang pun yang berhak memproklamirkan dirinya atau mengukuhkan orang lain telah bertaqwa. Tugas manusia hanyalah sebatas beribadah sesusuai tuntunan dan tuntutan sebagaimana ungkapan Arab “ ‘alal mar’i yasy’a ila khairi juhda wa laisa ‘alaihi antatimal maqasid.’ Artinya Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan, tetapi tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img