Pakar: Angkutan Umum Harus lebih Representatif
MALANG POSCO MEDIA– Sudah saatnya menerapkan transportasi publik “Buy The Service” (BTS) di Kota Malang. Namun jenis
angkutan umum yang digunakan harus lebih representatif.
![SMAI](https://malangposcomedia.id/mpm/uploads/2024/05/SMAI-2024-05-13-at-11.51.03_result.webp)
Pakar Transportasi Kota Malang Prof Ir Ludfi Djakfar MSCE, PhD mengatakan memang sudah saatnya menerapkan BTS di Kota Malang. Itu untuk pengoperasian angkutan umum yang lebih representatif.
Dengan target memindahkan sebagian penguna angkutan pribadi ke moda transportasi angkutan umum. Artinya, tambah Ludfi, bukan memindahkan penumpang angkutan umum saat ini.
“Tentu perlu dicarikan alternatif dan inovasi, yang salah satunya adalah dengan memberikan insentif kepada calon pengguna, yaitu kenyamanan. Poin ini susah dicapai kalau sopirnya masih berprinsip kejar setoran. Buy the Service adalah salah satu alternatifnya,” kata akademisi Universitas Brawijaya (UB) ini.
Memang, lanjut dia, biaya yang akan dikeluarkan Pemkot Malang akan besar. Akan tetapi manfaat dalam bentuk lain akan didapatkan.
Seperti penghematan pengeluaran oleh pengguna, penghematan anggaran untuk pembangunan jalan atau fly over baru. Hingga biaya lingkungan dalam waktu panjang.
“Tinggal implementasinya perlu dilakukan bertahap,” tegas Ludfi.
Jika Pemkot Malang tidak berhasil mendapatkan gelontoran dana bantuan dari kementerian, maka menggunakan APBD sendiri pun dirasa masih memungkinkan. Hanya saja kajian yang dilakukan harus lebih komperehensif.
Kemudian, tambah Ludfi, pelaksanannya pun harus dilakukan bertahap tidak bisa sekaligus atau keseluruhan dalam satu waktu.
“Dilakukan bertahap. Dipilih yang prioritas dulu, sehingga secara anggaran tidak membebani. Di awal mungkin bisa minta bantuan pusat atau provinsi. Itu bisa diupayakan juga,” kata dia.
Sementara itu terkait detail teknsi pelaksanaan skema BTS, seperti penempaan halte hingga trayek yang akan diterapkan subsidi, Kadishub Kota Malang R Widjaja Saleh Putra mengaku masih belum bisa membeberkannya.
Pihaknya masih fokus mengajukan konsep besarnya terlebih dahulu dan menyempurnakannya setelah mendapat jawaban dari Kementerian Perhubungan. “Ini masih konsep ya. Kami ajukan dulu yang jelas secara teknis dan lebih detailnya pasti akan kami informasikan nanti,” tegas Jaya sapaannya.
Dikatakan Jaya dengan konsep mengangkat dan meningkatkan fasilitas angkutan umum kota /angkot, hal-hal yang akan berubah akan lebih pada pelayanan angkot sendiri. Terkait trayek hingga halte kemungkinan besar tidak ada yang berubah.
Hanya saja apakah nantinya angkot bisa diakses via aplikasi atau tidak ini akan menjadi bahasan dan dikaji lagi. “Intinya angkot di upgrade, dipasang GPS dan sebagainya. Penumpang akan dipermudah juga untuk mengakses layanan. Ini selanjutnya akan dibahas detail lagi,” pungkas Jaya.(ica/van)