MALANG POSCO MEDIA- MALANG – Sepanjang Jalan Danau Toba sudah tak lagi tampak rapi. Utamanya yang menuju kawasan Jl Ki Ageng Gribig. Bata-bata pembatas taman median di sepanjang jalan ini terlihat berantakan.
Ada pula yang terlihat keluar mengarah ke jalan utama yang sering dilalui pengendara bermotor. Dan tentu selain tidak enak dilihat, juga membahayakan. Menurut pantauan Malang Posco Media, Sabtu (3/2) kemarin sore, pembatas-pembatas median jalan ini berukuran cukup besar.
Terpantau tidak tersusun rapi dan berantakan. Sebagian juga terlihat rusak dan rapuh, kemudian mengarah ke jalan raya.
Sebelumnya, sepanjang 2023 lalu, kawasan Jalan Danau Toba hingga Jl Ki Ageng Gribig mendapatkan peningkatan kapasitas jalan. Yakni adanya pelebaran jalan, peninggian aspal dan perbaikan jalan yang rusak. Kondisi jalan itu kini sudah mulus. Akan tetapi pembatas jalannya yang masih berantakan.
“Iya seperti habis dibongkar tapi tidak dibalikin lagi, tidak dirapikan lagi. Bahaya juga kalau batunya ke jalan terus kita tidak melihat,” tutur Andika, warga sekitar.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Dandung Julhardjanto mengakui bahwa proyek pekerjaan jalan di lokasi tersebut merupakan pekerjaan dari pemerintah pusat. Bukan perangkat daerah Kota Malang.
Termasuk salah satunya memberikan dampak pada pembatas-pembatas jalan yang kini terlihat berantakan tersebut.
“Mohon maaf untuk proyek pengaspalan jalan, mulai dari Jalan M Wiyono (arah rampal), Jl Ranu Grati, Jl Danau Toba dan Jl Ki Ageng Gribig (jalan kembar) adalah pekerjaan atau proyek pekerjaan Balai Jalan Nasional (pusat),” tegas Dandung.
Meski begitu, ia menyadari bahwa pembatas yang berantakan ini perlu ditindaklanjuti. Dandung menegaskan sudah memantau kondisi dan akan segera berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional. Ia juga akan memastikan apakah proyek masih berlanjut atau masih ada tahapan yang dilakukan lagi di kawasan-kawasan tersebut.
“Segera akan kami bantu informasikan (untuk segera dibenahi),” tambahnya.
Hal ini juga mendapat tanggapan legislatif. Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Fathol Arifin menyayangkan kondisi median jalan di sepanjang Jl Danau Toba sampai Jl Ki Ageng Gribig yang tidak rapi tersebut. Menurutnya hal ini bisa menunjukan kurangnya koordinasi perencanaan hingga pelaksanaan proyek yang ada di Kota Malang.
“Semangat membangun jalan itu kan untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat pengguna jalan, walaupun yang membangun itu Balai Jalan Nasional seharusnya ada koordinasi dengan Pemkot Malang juga DPUPRPKP Kota Malang selaku pemangku wilayah,” tegas Fathol.
Bahkan, dilanjutkannya koordinasi tersebut dipastikan mulai dari perencanaan proyek untuk memastikan hal hal yang kemungkinan akan terdampak. Seperti, yang terjadi saat ini yakni akses akibat pembangunan sampai tahap finishing yang terlihat belum tuntas. Proyek tersebut, kata Fathol baik dari pusat maupun perangkat daerah masing- masing memiliki beban dan tanggung jawabnya.
“Terutama terkait dengan batu pembatas yang dibiarkan tergeletak di pinggir jalan itu saya harapkan pihak pemkot atau DPUPRKP segera koordinasi dengan pihak Balai Jalan Nasional agar kenyamanan dan estetika pasca pembangunan semakin bagus,” tegas Politisi PKB itu. (ica/imm)