MALANG POSCO MEDIA – Era berubah, begitu juga moda transportasi. Tuntutan saat ini adalah bagaimana menyediakan transportasi publik yang nyaman, aman dan terjangkau oleh masyarakat. Selain untuk mengurangi tingginya kemacetan di jalan raya akibat jumlah kendaraan yang tiap tahun makin membengkak. Sementara kapastitas jalan tak berubah, meskipun direkayasa lalu lintas.
Karena itulah, hasil studi banding ke Palembang dan Solo yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Malang patut diseriusi di Kota Malang. Paling tidak, tahun 2024 ini, Dinas Perhubungan dengan stakeholder terkait mematangkan konsep transportasi publik yang matang dan bisa merubah wajah Kota Malang.
Tentu konsultasi publik yang akan dilakukan harus melibatkan organda, sopir angkot dan stakeholder terkait. Karena mereka lah yang bakal ditata dan dilibatkan demi kemajuan transportasi publik di Kota Malang. Upaya ini harus didukung banyak pihak, kalau memang Kota Malang ingin berubah lebih baik.
Yang pasti tujuan transportasi publik bukan mematikan keberadaan angkot dan sopir angkot yang sudah ada. Apalagi hingga saat ini jumlah angkot di Kota Malang masih menyentuh 400 mikrolet dari total sebelumnya 1.400 an. Tapi membuat masyarakat kembali menggunakan transportasi publik yang itu keharusan bagi sebuah kota.
Karena persoalannya serius dan demi keberlangsungan transportasi masa depan, maka konsultasi dan kajiannya juga harus sangat matang. Tidak harus tergesa-gesa, namun konsepnya matang dan sempurna. Sehingga saat diwujudkan, semua sudah siap. Kalau pun ada yang kurang, maka kekurangan itu dibenahi dan makin dilengkapi sambal berjalan.
Apapun bentuknya nanti transportasi publik yang diterapkan, maka yang harus dibarengi adalah kebijakan pemerintah daerah terkait kendaraan bermotor. Kenapa ini penting, karena untuk mengembalikan masyarakat ke transportasi publik, maka jumlah kendaraan di Kota Malang dan sekitarnya juga harus dibatasi.
Bila tidak, maka akan sangat sulit bagi masyarakat untuk kembali naik transportasi publik. Apapun nanti bentuknya. Karena masyarakat akan lebih memilih naik motor daripada harus bersusah payah naik angkutan umum. Seperti bis sekolah. Transportasi itu bisa berjalan karena para siswa dibatasi membawa kendaraan bermotor sekolah. Sehingga orang tua lebih nyaman anaknya naik bis sekolah daripada harus naik motor.
Gagasan transportasi publik yang diprogramkan Dinas Perhubungan adalah langkah maju. Karena belakangan banyak gagasan tapi eksekusinya belum riil. Semoga dengan terobosan baru, kerjasama dengan Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan bisa meluncurkan transportasi publik mbois idaman masyarakat Kota Malang.(*)