MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menambah jumlah Guru Besar. Rabu (30/11) kemarin, Prof. Dr. Eng. Aryuanto Soetedjo, ST, MT dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI). Prof Aryuanto Soetedjo menjadi profesor ke 10 ITN Malang sekaligus profesor ketiga Prodi Teknik Elektro. Pengukuhan dilaksanakan secara luring di Aula Kampus 1 ITN Malang.
Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE menyatakan rasa bangganya dipenghujung tahun 2022 ITN Malang bisa menghasilkan profesor di Bidang Teknik Elektro. Dengan bertambahnya profesor, ITN Malang diharapkan bisa memposisikan diri setingkat dengan perguruan tinggi papan atas di Indonesia.
Karena, salah satu indikator pemeringkatan perguruan tinggi adalah jumlah doktor dan profesor. Untuk mendukung hal tersebut ITN Malang saat ini sedang menunggu beberapa dosen yang tengah berproses mengajukan profesor.
“Kami sangat senang dengan pengukuhan Profesor Aryuanto. Ini akan menjadi motivasi dan mendorong kolega-kolega kami (para dosen) yang masih yunior untuk terus meningkatkan publikasinya. Sehingga bisa mencapai puncak jabatan fungsional akademik profesor,” ujar Prof Lomi sapaan akrabnya.
Prof Lomi menambahkan, untuk mencapai jenjang fungsional profesor persyaratan yang harus dilalui tidaklah mudah. Dosen harus menghasilkan karya publikasi internasional masuk Q1, dan terindeks scopus.
Menurutnya, Prof Aryu merupakan sosok yang low profil. Namun, memiliki kinerja, publikasi, dan aktivitas pembelajaran yang sangat luar biasa. Hal ini tentunya akan memberi motivasi kepada dosen di lingkungan ITN Malang untuk meningkatkan publikasi.
“Tentu mahasiswanya akan bangga diajar seorang profesor yang berkompeten. Prof Aryu juga kepala laboratorium yang biasa bekerja hingga larut malam dalam melaksanakan proyek, baik kompetisi-kompetisi yang dilaksanakan oleh kemdikbudristek maupun penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa,” bebernya.
Sebagai profesor Bidang Teknik Elektro, Prof Aryu sangat konsen dengan penelitian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), sistem yang berusaha menirukan kecerdasan manusia. Maka roadmap penelitiannya disampaikan pada pidato pengukuhan guru besar berjudul “Implementasi Kecerdasan Buatan pada Piranti Tertanam untuk Transformasi Teknologi di Era Digital”.
Penelitian Prof Aryu merupakan implementasi kecerdasan buatan/artificial intelligent khususnya pada perangkat tertanam (embedded devices). Kecerdasan buatan itu yang sudah berhasil diimplementasikan pada piranti tertanam.
Umumnya AI (kecerdasan buatan) banyak digunakan pada aplikasi internet. Seperti komputer, mesin pencarian google, aplikasi friend suggestion pada media sosial, fitur rekomendasi lagu pada layanan musik Spotify, atau rekomendasi judul film pada layanan film Netflix.
Tapi, dengan perkembangan teknologi elektronika ada istilahnya piranti tertanam. Semacam komputer mini atau mikro yang bisa ditanamkan (ditempelkan) ke berbagai perangkat, misalnya mesin cuci, televisi, hp, dan lain-lain.
“Penelitian saya mengimplementasikan AI ke perangkat-perangkat yang tertanam tadi. Sehingga harapannya mesin cuci, TV, serta rumah kita menjadi pintar. Kategori pintar adalah hemat energi, pemakaian listrik bisa teroptimalkan,” jelas pria kelahiran Sragen ini. (imm/bua)