MALANG POSCO MEDIA- Selalu ada yang menarik di Rumah Kita (Kantor Malang Posco Media). Terbaru Kamis, (29/2) sore. Mendadak seluruh karyawan berbaris tertib bergantian menimbang berat badan tanpa terkecuali.
Mereka melakukan ini dengan sadar diri. Bukan karena paksaan atau sekadar mendapatkan susu dan makanan ringan setelah timbang badan. Ini murni untuk mengontrol berat badan.
Ini merupakan pertama kalinya dilakukan oleh Manajemen Malang Posco Media (MPM). Terobosan ini muncul dari ide Komisaris Utama MPM, Juniarno Djoko Purwanto yang terus mengajak para karyawan untuk selalu hidup sehat.
Saya Miftakhul Huda, sore itu juga kaget dengan kegiatan ini. Maklum, berat badan saya tidak terkontrol dan jarang olahraga. Saya yakin teman-teman lainnya pasti juga kaget untuk menimbang berat badannya. Ini terlihat dari kelakar mereka yang tidak mau duluan di timbang.
Pak Pur, sapaan akrab Juniarno Djoko Purwanto mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk menyongsong dan mensukseskan program pemerintah mendatang dengan penuh semangat. Menurutnya, saat ini banyak karyawan MPM yang usianya hampir masuk umur 40 tahun dan rawan muncul masalah yang ada di dalam tubuh. Ia juga mengajak para karyawan muda yang usianya menginjak 30 tahun hidup sehat dengan memulai mengontrol berat badannya.
Pak Pur memang suka berolahraga setiap pagi. Olahraganya berjalan kaki sekitar kantor MPM selama satu jam dan dibagikan ke Grup WhatsApp (WA) perusahaan. Ini merupakan bagian dari kampanye hidup sehatnya kepada para karyawan. Dengan harapan para karyawan bisa menyempatkan olahraga sebelum berangkat bekerja.
Waktu selama pandemi dulu, Pak Pur juga sangat “ketat” mengingatkan kepada karyawan untuk terus selalu menjaga imun. Ia tidak mau jika karyawan sakit. Meskipun ada fasilitas BPJS Kesehatan. Dia tetap berharap semua tetap bisa hidup sehat.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah kita harus hidup sehat selalu. Untuk diri sendiri maupun perusahaan. Ini juga bagian dari komunikasi kepada masyarakat. Karena para pembaca adalah teman kita. Sehingga mereka tahu segala aktivitas perusahaan ini,” ucap Pak Pur.
Adanya timbangan berat badan digital ini, memudahkan karyawan bisa mengontrol berat badannya. Apalagi, ini merupakan challenge (kompetisi) bagi semua karyawan yang bisa menurunkan berat badan minimal 3 Kilogram, akan mendapatkan hadiah smartphone sebagai bentuk apresiasi.
Dari sini, semua karyawan akhirnya mengetahui berat badanya. Karena dicatat dan disimpan. Setelah hari raya semua karyawan akan ditimbang kembali dan dicocokan dengan catatan sebelumnya. Jika berhasil menurunkan berat badan, mereka berhak mendapatkan apresiasi dari manajemen.
Bagi saya, ini merupakan program kesehatan sederhana tapi memiliki dampak yang sangat luar biasa. Program ini seimbang dengan adanya program makan siang gratis di kantor MPM setiap harinya. Jadi, setelah makan siang bisa mengontrol berat badan.
Saya sendiri ketika awal bekerja di MPM tahun 2020 lalu, berat badan saya 72 Kg. Masih ideal dan masih menggunakan baju ukuran M. Adanya program makan siang gratis untuk karyawan setiap hari, saat ini berat badan saya 80 Kg. Sangat luar biasa pertumbuhannya tanpa disadari. Ukuran baju saya sekarang langsung XL tanpa melewati ukuran L.
Kesadaran untuk hidup sehat memang sangat diperlukan. Apalagi saya sebagai wartawan yang ngepos di pendidikan. Setiap liputan pasti ada jamuan dari pihak sekolah. Tentu saya tidak menolak jamuan tersebut. Karena bagian dari rezeki.
Saya juga masih ingat apa yang dikatakan oleh Direktur Utama, Sudarno Seman. Tubuh yang gemuk mempengaruhi kinerja. Katanya, orang gemuk jika bekerja tidak akan lincah dan gampang mengantuk. Ini benar dan sudah saya buktikan.
Begitu juga, setiap ke kantor MPM dan bertemu dengan Abah Darno (sapaan akrab Sudarno Seman) yang dinilai dari awal adalah perut saya yang semakin buncit.
“Huda, perutmu kok tambah gendut. Apa bajumu yang kekecilan,” tanya Abah Darno.
Abah Darno juga sering mengingatkan kepada karyawannya untuk selalu hidup sehat. Jika di persentase, para pimpinan MPM lebih banyak membahas tentang kesehatan daripada capaian target perusahaan. Ini menarik, mungkin perusahaan lain tidak akan sepeduli ini dengan kesehatan para karyawannya.
Saya sadar betul, kesehatan sangat bernilai. Berat badan naik tidak hanya dipengaruhi oleh makanan. Ada banyak faktor. Bisa dari pola makan, pola tidur dan lainnya. Tapi harus diingat. Gemoy merupakan indikator capaian dari Kesuksesan, Kesejahteraan dan Kebahagiaan (K3). Mari hidup sehat. Berawal dari karyawan yang sehat. Perusahaan akan ikut sehat. Salam sehat K3. (miftakhul huda/van)