MALANG POSCO MEDIA- Pemberdayaan para penyintas Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah Posyandu Gerdu Sawah di Wonorejo Singosari Kabupaten Malang terus dilakukan. Penyintas ODGJ di daerah tersebut dilatih membuat produk yang bernilai jual di tengah-tengah masyarakat.
Sekretaris Posyandu Gerdu Sawah, Siti Aminah mengatakan kegiatan ini rutin digelar setiap satu bulan sekali. Produk yang dibuat dan dihasilkan pun cukup beragam.
“Produknya kurang lebih ada lima saat ini, mulai dari kemoceng, pengesat kaki, bros dari kain perca, ada juga batik ciprat. Dari total 20 orang yang rutin datang untuk tetap menerima perawatan bulanan di sini dan belajar untuk membuat berbagai kerajinan tersebut,” jelasnya.
Kegiatan itu rutin digelar setiap satu bulan sekali. Dengan adanya pelatihan pembuatan berbagai produk banyak manfaat yang bisa di dapat oleh para penyintas ODGJ tersebut.
“Manfaatnya banyak, selain juga bisa dapat uang, melalui kegiatan ini juga menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi individu penyintas tersebut. Sehingga nantinya harapan kami mereka bisa kembali percaya diri ketika bergabung dan berinteraksi di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya.
Bukan tanpa tantangan, butuh banyak kesabaran yang dilakukan agar para penyintas bisa paham dalam pembuatan produk tersebut. Menurutnya perlu banyak kesabaran untuk bisa melatih para penyintas itu.
Untuk membatik, para penyintas tersebut menggunakan lilin dan menyipratkannya ke atas kain. Sehingga membentuk suatu motif abstrak sehingga dikenal dengan batik ciprat.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wedyodiningrat, Lawang, dr Yuniar Sunarko SpKJ(K) MMRS mengungkapkan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan tersebut. Menurutnya para penyintas ODGJ perlu dukungan dari berbagai pihak.
“Saya sangat bersyukur untuk semua penyintas ODGJ di seluruh Indonesia, karena banyak pihak yang saat ini sudah aware terhadap mereka dan mendukung dan membantu teman-teman ODGJ menuju pemulihan,” terangnya.
Dari kegiatan tersebut, ia berharap kedepannya lebih banyak orang yang paham dan mengerti bahwa ODGJ bukanlah beban, mereka juga bisa berkarya untuk menjadi tulang punggung dan pahlawan bagi keluarganya masing-masing. Para penyintas juga bisa menghasilkan suatu karya yang bernilai jual dan bisa menghidupi keluarganya.
“Semoga mereka juga bisa bergaul di tengah-tengah masyarakat sebagaimana individu pada umumnya. Mereka bisa berkarya dan mengembangkan potensinya. Tentu besar harapan kami bahwa mereka dapat diterima di masyarakat, bisa terus berkarya kedepannya,” tandasnya.
Hal ini pun menarik perhatian salah satu start up asal Malang, Mebiso terhadap UMKM yang memberdayakan para penyintas ODGJ di Desa Wonorejo. Bekerjasama dengan Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wedyodiningrat, Lawang, mereka menggelar kegiatan CSR yang dilaksanakan Selasa (23/4) kemarin yang berlokasi di Posyandu Gerakan Peduli Jiwa Sehat (Gerdu Sawah) di Wonorejo, Singosari Kabupaten Malang.
Mebiso berkomitmen membantu UMKM agar produk-produk yang dihasilkan bisa level up, bahkan menembus pasar impor. Salah satunya berupa pemberian hak merek utuk salah satu unit UMKM Penyintas ODGJ yang ada di desa tersebut dengan nama Dana Kirti.
“Ini merupakan rangkaian acara, dimana setiap tanggal 26 April diperingati sebagai Hari Kekayaan Intelektual (KI) sedunia. Dalam rangka memperingati hal tersebut, kita melihat untuk beberapa desa yang memang punya banyak produk yang menjanjikan tapi belum ada nama produk yang dipatenkan. Nah kami membantu di sana,” ungkap CEO Mebiso, Hesti Rosa.
Dilanjutnya, pada kegiatan CSR tersebut, Mebiso membantu usaha UMKM yang dikelola oleh desa untuk mendapatkan fasilitas nama yang sudah terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual.
“Uniknya, mereka juga turut memberdayakan para penyintas ODGJ yang ada di desa ini. Sehingga teman-teman penyintas ini ikut andil di dalamnya. Kami ingin hasil karya mereka dapat diakui oleh masyarakat luas dan bisa tersebar, bahkan ke pasar mancanegara,” paparnya. (adm/van)