spot_img
Wednesday, May 8, 2024
spot_img

Hingga Triwulan III 2022, Ada 8.130 Proyek Baru Serap 34.630 Tenaga Kerja

Dinas PMPTSP Jatim Gaet Investasi Rp 25,9 T

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Kinerja investasi cukup meyakinkan dicatatkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PMPTSP) Jatim. Hingga triwulan III tahun 2022, Dinas PMPTSP Jatim mampu menggaet investasi sedikitnya Rp 25,9 triliun.

‘’Investasi di Jatim pasti untung. Karena itu, investor dalam dan luar negeri, masih cukup tertarik menanamkan modalnya di Jatim,’’ jelas

Kepala Dinas PMPTSP Jatim Dr  Ir Aris Mukiyono MT  MM kepala Malang Posco Media di kantornya, Senin (7/11) kemarin.

Dirinci Aris, dari investasi sebesar itu sektor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) masih cukup mendominasi. Hingga akhir triwulan III tahun 2022, PMDN di Jatim tembus diangka Rp 14,3 triliun. Sisanya dibukukan Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp 11,6 triliun.

‘’Dalam perhitungan quater to quater (Q to Q) investasi di Jatim memang mengalami minus 13,4 persen. Tetapi dalam perhitungan year on year (Y on Y) justru naik 43,9 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2021 lalu,’’ kata Aris.

Menurut Aris, tingginya investasi PMDN dan PMA di Jatim tersebut sangat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Hingga triwulan III tahun 2022, tenaga kerja baru yang terserap di Jatim mencapai 34.630 orang.

Perhitungannya investasi PMDN dengan kekuatan 8.130 proyek baru menyerap sebanyak 24.094 tenaga kerja. Sedangkan PMA dengan dukungan 1.357 proyek baru menyerap 10.354 tenaga kerja.

‘’Selama triwulan III tahun 2022 di Jatim total ada 9.487 proyek baru. Kehadiran mereka secara positif menyumbang jumlah tenaga kerja baru sebanyak 24.094 orang,’’ papar Aris dengan menyebut realisasi PMA di Jatim mengalami pelonjakan 114,8 persen dibanding tahun 2021 lalu.

Dari data yang dihimpun Malang Posco Media dari  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi di Jatim triwulan III tahun 2022 masih didominasi sektor pertambangan yaitu Rp 4,7 triliun.

Kemudian urutan kedua pada industri makanan Rp 3,5 triliun. Ketiga transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 2,6 triliun, keempat industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 2 triliun dan kelima industri lainnya Rp 1,5 trilun.

Sementara itu sebaran lokasi investasi PMA terbesar dibenamkan di Kabupaten Gresik yaitu Rp 5,6 triliun atau 48,6 persen. Kedua Kabupaten Malang sebesar Rp 1,3 triliun atau 11,3 persen; ketiga Kabupaten Pasuruan Rp 0,9 triliun atau 8,0 persen; keempat Kabupaten Sidoarjo Rp 0,7 triliun atau 6,0 persen dan terakhir Kabupaten Mojokerto Rp 0,6 triliun atau 4,7 persen.

Sedangkan lokasi investasi PMDN di Jatim pertama ada di Surabaya sebesar Rp 4,7 triliun atau 32,9 persen. Disusul Kabupaten Gresik Rp 2,5 triliun atau 17,2 persen, ketiga Sidoarjo Rp 2,2 triliun atau 15,2 persen, keempat Kabupaten Mojokerto Rp 0,9 triliun atau 6,2 persen dan juru kunci Kabupaten Pasuruan Rp 0,7 triliun atau 4,9 persen.

‘’Untuk realisasi investasi PMA pertama masih investor Amerika Serikat sektor pertambangan Rp 4,3 triliun, disusul Hongkong Rp 1,0 triliun industri makanan,  kemudian Jepang Rp 0,8 Triliun sektor industri logam, Singapura Rp 0,5 triliun sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dan Korea Selatan Rp 0,4 triliun sektor industri lainnya,’’ urai Aris.

Ditambahkannya, secara nasional investasi di Jatim menduduki peringkat ke empat dibanding provinsi lain di Indonesia. Investasi terbesar pertama diraih Jawa Barat Rp 44,9 triliun, DKI Jakarta Rp 28,4 triliun, Riau Rp 27,5 triliun, Jatim Rp 25,9 triliun dan urutan kelima Sulawesi Tengah Rp 24,3 triliun.

‘’Khusus Kabupaten Malang investasi PMA dimiliki PT Otsuka Indonesia, Lawang, di bidang industri kimia dengan senilai Rp 0,25 triliun,’’ pungkas Aris. (has/van)

Ikuti Juga Berita Malang Hari Ini dan Info seputar Arema FC, Arema dan Aremania di Youtube dan Tiktok Kami

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img