spot_img
Friday, May 17, 2024
spot_img

Produktivitas Susu Menurun, Koperasi SAE Pujon Merugi Hingga Rp 3 Milyar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Malang mengakibatkan dampak serius di masyarakat. Termasuk peternak sapi perah hingga koperasi yang menaungi. Seperti dialami Koperasi SAE Pujon yang harus mendera kerugian hingga Rp 3 Milyar. Kerugian tersebut lantaran turunnya produktifitas susu dari hasil perahan sapi masyarakat Pujon dan sekitarnya.

Sekretaris Koperasi SAE Pujon, Nur Kayin menjelaskan kerugian tersebut dikalkulasi sejak wabah PMK ini terjadi di Pujon pada 18 Mei 2022 lalu. Ia merinci, penurunan produktifitas susu mencapai 40 persen. Dari yang semula sebanyak 120 ton susu dapat diproduksi per hari, saat ini hanya tinggal 70 ton per hari nya.

“Kerugian mencapai Rp 3 Milyar antara bulan Mei sampai Juni, jadi penurunan bertahap sejak PMK muncul, dari 120 menjadi 116 dan turun terus sampai hari ini titik terendahnya 70 ton,” jelas Kayin.

Ia menerangkan, hal tersebut lantaran pihaknya hingga saat ini berkomitmen untuk tetap membeli susu hasil perahan peternak dengan harga normal. Yakni di harga sekitar Rp 6.100 per liternya. “Kenapa demikian? karena memang dalam hal ini peternak dalam kondisi sulit, makanya kita berkomitmen memberi pelayanan yang terbaik kepada peternak,” terangnya.

Sementara, pihaknya masih harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan bagi sapi yang sakit. Berdasarkan hitungan, biaya pengobatan yang dikeluarkan per harinya mencapai Rp 28.500.000.

Berdasarkan catatan, dari populasi sapi di Pujon yang mencapai 21.286 ekor, kurang lebih sekitar 5.400 ekor diantaranya terpapar PMK. Sementara itu, selain melakukan pengobatan pada sapi yang sakit, pihaknya juga berupaya untuk memastikan nutrisi bagi sapi agar tetap terjaga. Hal tersebut agar sapi yang masih sehat tetap dalam kondisi prima dan tidak turut tertular PMK.

“Kita lagi mengadakan perbaikan pakan, yang selama ini kita untuk konsetrat vitaminnya itu satu dosis dan saat ini kita gunakan double dosis, ditambah vitamin C yang menambah daripada imun sapi. Untuk pengobatan semuanya ditanggung oleh koperasi,” jelas Kayin.

Yang sangat disayangkan, di sisi lain susu yang disetor oleh peternak, tidak semuanya dapat digunakan. Pasalnya, ada sebagian susu hasil perahan tersebut mengandung atau terkontaminasi residu antibiotik. Yang kemungkinan dihasilkan dari sapi yang sedang dalam treatment karena gejala PMK.

“Dari yang diproduksi separuhnya susu terkontaminasi residu antibiotik, yang notabene tidak bisa dijual. Oleh sebab itu kerugiannya koperasi itu sangat besar,” beber Kayin.

Untuk menutupi kerugian operasional yang sangat besar, pihaknya pun terpaksa harus memutar otak. Salah satunya dengan menjual aset yang dinilai kurang begitu bermanfaat.  “Karena pada dasarnya aset ini milik anggota dan dalam hal ini membutuhkan, ya kita akan lakukan itu untuk menutupi,” tandas Kayin. (tyo/ggs)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img