MALANG POSCO MEDIA, GIANYAR – Arema FC harus melakoni big match melawan Persebaya Surabaya tanpa penonton. Faktor kondusivitas menjadi alasan pihak kepolisian mengeluarkan rekomendasi pertandingan yang harus digelar tanpa kehadiran Aremania tersebut. Mendapati kondisi demikian, penggawa Singo Edan berharap doa dan dukungan meski tak bisa datang ke stadion.
Laga Arema FC melawan Persebaya telah mendapatkan rekomendasi bisa digelar di Stadion Kapten Dipta di Gianyar Bali, pekan lalu. Akan tetapi dalam rekomendasinya, Polres setempat menetapkan laga tanpa adanya penonton.
Kehadiran penonton alias Aremania sejatinya sangat dinantikan Dedik Setiawan dkk. Sekalipun, di musim ini Stadion Kapten I Wayan Dipta hanya dihadiri puluhan hingga maksimal di kisaran 300 penonton. Akan tetapi, mereka tetap dianggap menjadi pemantik semangat ketika di lapangan.
“Keberadaan suporter, ya penting gak penting. Pemain ke-12 kita. Tapi kita kan gak bisa dengan situasi seperti ini,” kata Pelatih Arema FC Widodo Cahyono Putro.
Dia menganggap penting bila saja diputuskan bisa hadir di stadion. Hanya saja, ketika keputusan ditetapkan tak bisa datang ke stadion, maka klub dan suporter harus bisa menerimanya.
Menurut dia, bila tak bisa datang secara langsung, ada support dengan cara yang lain bisa diberikan. Yakni melalui doa dan kata-kata motivasi bagi para pemain.
“Kalau gak bisa (dilarang) datang, bisa support doa, lalu komentar yang bagus ke pemain. Itu akan sangat membangun tim,” jelasnya.
Pria yang karib dikenal dengan sebutan WCP ini menilai, klub dan suporter tidak bisa berjalan sendiri. Harus semua elemen memberikan dukungan. Terlebih di tengah kebutuhan tim untuk lepas dari jeratan degradasi.
“Karena gak bisa kalau tim support diri mereka sendiri. Hanya dari tim atau manajemen. Kalau semua elemen tidak support, (istilahnya) bumi juga tidak menerima. Artinya kan begitu,” tambahnya.(ley/jon)
