spot_img
Saturday, May 18, 2024
spot_img

Tuntaskan Tantangan Program Prioritas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kepala DPKP Kota Batu, Heru Yulianto S.P, MM

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Sektor pertanian dan ketahanan pangan menjadi salah satu pondasi dan tolak ukur perekonomian. Tak terkecuali di Kota Batu sebelum menjadi daerah otonomi, sudah terkenal dengan pertaniannya. Telah melegitimasi sebagai daerah dengan potensi agrowisatanya. 

Meski Kota Wisata Batu terus berkembang pesat, namun masalah kemiskinan, stunting, pengangguran dan ketahanan pangan perlu diantisipasi dengan cermat. Untuk menjawab satu persatu permasalahan itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu sebagai leading sector, telah meramu beberapa program prioritas di tahun 2024.

Kepala DPKP Kota Batu, Heru Yulianto, S.P, MM memaparkan beberapa program prioritas tahun 2024 ini yang akan dijalankan. Tentu hal itu menjadi sebuah tantangan yang harus dituntaskan. Berikut wawancaranya dengan wartawan Malang Posco Media, Kerisdianto.

MPM : “Untuk tahun ini apa saja program prioritas di DPKP dalam masalah kemiskinan?”

Heru : “Ada tiga program prioritas yang akan kami realisasikan tahun ini. Pertama untuk mendukung penurunan kemiskinan kami membaginya dalam lima kegiatan. Yang pertama, kami melakukan pendistribusian bantuan pangan beras pada masyarakat transien untuk menurunkan kerawanan pangan Kota Batu. Program ini ditujukan pada masyarakat miskin rentan rawan pangan yang dibagikan setiap bulan kepada 1.726 KK sebanyak 10 kg per bulan/KK. Ini kami anggarkan Rp 2.940.466.880”.

MPM: “Berikutnya?”

Heru: “Selanjutnya pemberian saprodi budidaya sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan yang berkualitas. Bantuan berupa benih tanaman pangan, bantuan benih Hortikultura, dan bantuan Pupuk Organik Padat kepada Poktan / Gapoktan Kota Batu senilai Rp 1.195.459.640. Yang ketiga, ada pemberdayaan petani dalam pengendalian bencana pertanian beserta pendistribusian saprodi pendukungnya berupa kontrol penanggulangan bencana pertanian sebagai upaya menghadapi dampak perubahan iklim termasuk revitalisasi lahan budidaya apel”.

MPM: “Lebih jelasnya bagaimana?”

Heru: “Poktan / Gapoktan khususnya Kecamatan Bumiaji mendapat Rp 719.708.000. Ini penting dilakukan karena saat ini produktifitas dan area lahan apel terus berkurang. Agar bisa maksimal kami juga tingkatkan penerapan teknologi pertanian melalui fasilitasi alat dan mesin pertanian mendukung peningkatan produktivitas pertanian. Pemberian bantuan alsintan untuk mengatasi penurunan jumlah tenaga kerja pertanian Poktan / Gapoktan Kota Batu senilai Rp 1.232.463.530”.

MPM: “Adakah program lain?”

Heru: “Ada juga pembangunan prasarana pertanian meliputi jalan, irigasi, dan bangunan pertanian untuk kemudahan akses berusaha tani. Serta pembangunan bangunan pertanian lainnya untuk Screen House, Packing House, Gedung PPAH, Pembangunan Kios Tani, Pembangunan kandang kambing/domba dengan total anggaran Rp 2.850.152.564”.

MPM : “Kemudian masalah stunting juga jadi masalah bersama. Di DPKP sendiri apa program untuk intervensi stunting?”

Heru : “Untuk stunting, kami akan menggelar  pelatihan penganekaragaman konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada keluarga resiko stunting(KRS). Program ini dalam bentuk bantuan paket makanan tambahan. Agar tepat sasaran untuk data kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan. Sasaran program ini untuk 60 orang dengan anggaran Rp 9 juta”.

MPM: “Khusus anak SD?”

Heru: “Ada juga program Gemarikan atau Gemar Makan Ikan yang ditujukan padaanak SD pada keluarga rawan stunting (KRS) dengan total 250 paket senilai Rp 130 juta. Harapannya pemenuhan gizi bagi sasaran penerima bisa menyelesaikan masalah stunting”

MPM: “Saat ini banyak permasalahan global seperti perang yang berdampak pada inflasi di Indonesia, tak terkecuali di Kota Batu. Apa peran DPKP dalam pengendalian inflasi?”

Heru : “Terkait inflasi, DPKP telah melaksanakan Gerakan Pangan Murah bagi masyarakat Kota Batu di wilayah Kecamatan Batu. Kemudian selanjutnya di Kecamatan Bumiaji dan Junrejo dengan total anggaran Rp 75 juta. Program ini untuk memberikan harga pangan murah atau penjualan pangan murah dengan harga di bawah pasar. Untuk targetnya warga Kota Batu yang pra sejahtera bisa terbantu dalam membeli pangan dengan harga terjangkau”.

MPM: “Adakah yang melibatkan masyarakat?”

Heru: “Tentu. Ada program Gerakan Tanam Bersama dan Gerakan Panen Bersama dengan Poktan/Gapoktan Kota Batu dibantu oleh penggerak PKK Kota Batu beserta masyarakat desa/kelurahan. Seperti tahun lalu kami tanam cabai di lahan-lahan masyarakat dan aset Pemkot Batu. Program ini kami anggarkan Rp 90 juta. Harapannya ketika terjadi inflasi sewaktu-waktu masyarakat memanfaatkan hasil panen ketika harga cabai melambung tinggi”.

MPM :“Terakhir sebagai daerah agrowisata, telah banyak lahan yang mulai bergeser menjadi tempat wisata. Ini juga karena banyak anak muda enggan terjun ke sektor pertanian. Apa upaya DPKP menyelesaikan masalah ini?”

Heru: “Regenerasi juga jadi sasaran program kita. Salah satunya dengan membentuk Tim Pelopor Petani Muda dengan setiap desa kami mengambil empat sampai lima orang. Program ini telah berjalan sejak tahun 2018 dengan cara memberikan pembinaan dan pendampingan kepada petani muda. Tidak hanya itu, ketika ada kegiatan kami juga melibatkan langsung petani muda di Kota Batu. Kami juga pernah berangkatkan petani muda keluar negeri untuk belajar pertanian dan melakukan kerja sama dengan Jepang untuk pengembangan pertanian di Kota Batu di tahun-tahun sebelumnya”. (eri/mar)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img