spot_img
Thursday, May 2, 2024
spot_img

Belajar Asyik dengan Media TikTok

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Sesungguhnya hakikat pembelajaran adalah peserta didik belajar. Aktor utama belajar adalah peserta didik sendiri. Ini berarti proses pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik (students oriented learning). Tugas guru menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik aktif mengembangkan segenap potensi dirinya. Dengan kata lain, peran utama guru yaitu menciptakan suasana belajar yang aktif (students active learning), menyenangkan, kreatif dan dinamis sehingga peserta didik mudah belajar, terpaut hatinya pada belajar, tenggelam dalam aktivitas belajar, senang belajar dan bahagia dalam belajar. Ringkasnya, peserta didik belajar asyik.

Sayangnya, sudah dua tahun dan entah sampai kapan Covid-19 memaksa dunia pendidikan khususnya lembaga pendidikan formal (sekolah) untuk tetap melaksanakan pembelajaran online dengan sejumlah keunggulan dan keterbatasannya. Yang pasti, tercipta gap antara kondisi ideal dan kondisi riil. Kondisi ideal menghendaki adanya pembelajaran yang aktif, partisipatif, menantang, menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas. Namun kondisi riil menyajikan pembelajaran yang sebaliknya. Proses pembelajaran kurang relevan, kurang menantang, dan kurang menumbuhkan kreativitas.

Kondisi riil lain yaitu pelaksanaan pembelajaran online dirasa monoton dan menjenuhkan. Suasana rumah yang kurang mendukung dikarenakan masih sering adanya interaksi dengan anggota keluarga yang menyebabkan sulitnya fokus dalam belajar. Sementara itu, dalam realitas pembelajaran selama online, masih banyak menggunakan bahan ajar yang konvensional.

Yaitu bahan ajar yang tinggal pakai, tinggal beli, instan, serta tanpa upaya merencanakan, menyiapkan, dan menyusunnya sendiri. Risikonya sangat dimungkinkan bahan ajar yang dipakai itu tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, tidak mengembangkan kreativitas dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Bentuk-bentuk bahan ajar konvensional seperti buku-buku dan LKS.

Jelas kiranya bahwa implikasi penggunaan bahan ajar konvensional dan inovatif dalam proses pembelajaran sangat signifikan. Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika hanya terpaku pada bahan-bahan ajar yang konvensional tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar  tersebut secara inovatif. Jika sepanjang hari hanya menggunakan buku-buku atau LKS saja, maka sudah dapat dipastikan pembelajaran kurang menarik dan monoton.

Akibatnya peserta didik enggan untuk belajar karena jenuh dan bosan. Hasilnya, peserta didik mulai merasa tertekan dan minat belajar pun menjadi berkurang. Buktinya, setelah presensi, satu persatu peserta didik menghilang dari percakapan saat google meet  atau di google classroom. Tidak mengerjakan tugas dari guru dengan berbagai alasan. Kalaulah mengerjakan tugas, yang aktif hanya peserta didik tertentu. Hal ini merupakan indikasi kuat, bahwa peserta didik bosan, karena tidak ada daya tarik dalam proses pembelajaran.  

Menyiasati hal tersebut, diperlukan adanya penataan lingkungan belajar yaitu inovasi dalam pembelajaran sehingga peserta didik lebih efektif dan efisien dalam belajar, merangsang minat dan partisipasi serta kreativitas belajar dalam pembelajaran online.

Dibutuhkan adaya motivasi baik dari dalam maupun dari luar diri peserta didik dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Pertanyaannya, bagaimanakah caranya agar minat belajar peserta didik meningkat dalam pembelajaran online?

Menurut hemat penulis, guru perlu mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dalam menerapkan pembelajaran secara online dengan menggunakan media pembelajaran inovatif. Inovatif artinya membuat sesuatu yang baru, berbeda dari sebelumnya dan yang lebih kreatif.  Dalam pembelajaran sistem daring online guru bisa memanfaatkan platform TikTok sebagai media pembelajaran inovatif.

TikTok merupakan salah satu aplikasi video singkat yang sering digunakan orang untuk pembuatan video di handphone dengan durasi 15 detik sampai 1 menit. Biasanya dilengkapi dengan berbagai jenis musik terkini, tulisan, suara, memiliki fitur challenge, dan lain-lain. Dalam pemanfaatannya TikTok digunakan untuk menyampaikan pesan baik yang bersifat lipuran atau hiburan maupun edukasi.

Mencermati keunggulan-keunggulannya, aplikasi TikTok sangat efektif dan efisien untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, menghibur, penuh kreativitas dan partisipatif. Media pembelajaran ini sangat membantu dalam menghibur, mencegah rasa bosan karena tidak bertele-tele dan menarik sebab di dalamnya memiliki dukungan musik serta gaya ataupun tarian yang mendorong kreativitas penggunanya menjadi content creatore.

Bagaimana memanfaatkan TikTok sebagai media pembelajaran? Mudah saja. Kuncinya, cara guru mengarahkan peserta didik menggunakan TikTok dengan benar sehingga mendapatkan dampak positif. Contoh, apabila mengajarkan pelajaran bahasa Indonesia dengan media TikTok, maka guru bisa mengunggah konten-konten ringan yang bersifat edukatif.

Misalnya: manual dan tips, teks prosedur, tutorial menulis cerpen, puisi, dongeng, dan lain-lain. Manfaat lain, media TikTok dapat digunakan sebagai sarana mendorong peserta didik untuk selalu menjaga kesehatan, rajin berolahraga, cara belajar yang efektif, membantu mencegah penyebaran Covid 19, dan lain-lain.

Dalam pemberian tugas, guru bisa memberikan tugas kepada peserta didik menggunakan aplikasi TikTok, kemudian diunggah di medsos. Dengan demikian, penugasan lebih menarik, peserta didik menjadi aktif, kreatif, partisipatif, menantang dan menyenangkan (enjoymen). Manfaat untuk peserta didik, dengan media ini, peserta didik bisa lebih percaya diri (confidence), melatih mental dan psikis serta lebih produktif. Intinya, pemanfaatan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia tergantung pada kemampuan guru menemukan peluang yang mendorong aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik.

TikTok memang bukan segalanya karena masih ada youtube, instagram, facebook, dan lain-lain sebagai alternatif. Namun, kemanfaatannya yang khusus dalam memungkinkan terciptanya suasana belajar yang menarik minat (attention) dan “menggairahkan” (partisipatif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik) tidak dapat diabaikan.

Dengan media TikTok peserta didik tidak merasa terbebani dalam pembelajaran online karena tidak menimbulkan kebosanan. Abdul Majid (2013:312) mengemukakan bahwa siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Dengan media TikTok pembelajaran online tidak menjadi masalah asal bagaimana cara guru menerapkannya melalui sikap kreatif dan inovatif.

Ditinjau dari strategi pembelajaran, media TikTok memang menantang namun realistis karena peserta didik dapat melihat tujuan dari belajar. Hal ini selaras dengan pandangan Aris Shoimin (2013:23) bahwa strategi pembelajaran yang dikembangkan diharapkan dapat melayani dan memfasilitasi peserta didik untuk mau berbuat dan melakukan sesuatu.

Melalui media TikTok terbangun pula sebuah horizon bahwa adanya sebuah ancaman seperti Covid-19, tidak harus menjadikan kita ketakutan yang berlebihan melainkan membawa hikmah karena ketika pandemi berakhir, salah satu hal yang menjadi kebiasaan baru masyarakat adalah kemampuan untuk bisa tetap beraktivitas dan produktif dimana saja. Ringkasnya dengan Tiktok belajar menjadi lebih asyik.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img