spot_img
Friday, May 10, 2024
spot_img

Debat Terlalu Banyak Gimmick

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) Minggu (21/1) tadi malam belum memperlihatkan visi misi strategis. Khususnya pada isu yang diangkat yakni tentang energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat.

Bahkan cenderung monoton dan menimbulkan gimmick politik yang bisa memberi respons negatif publik.

Ini disampaikan Dekan FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.Comm, saat dikonfirmasi Malang Posco Media.

“Saya masih belum menemukan dalam paparan visi misi di debat kemarin yang strategis. Padalah isu yang diangkat sangat strategis. Soal sumber daya alam, dan diketahui penambangan illegal, penguasaan lahan pada masyarakat adat memang ada dan terlihat jelas,” tegas Anang sapannya.

Ia memperhatikan pola debat cawapres kali ini masih cenderung repetitive atau melakukan pola yang sama dengan debat cawapres sebelumnya. Dimana cawapres 02 masih terlihat mempertahankan kebijakan yang saat ini berjalan.

Sementara cawapres 01 dan 03, lebih banyak mengkritisi kebijakan saat ini. Terlihat salah satunya dengan isu Food Estate yang selalu dibawa oleh cawapres 01 dan 03. Meski begitu pola mengkritisi akan lebih mendapat perhatian publik.

“Ditambah dengan 01 dan 03, terutama pola cawapres 01 yang banyak memberi data-data. Ini, mengkritisi kebijakan saat ini baik. Karena kenyataannya memang ada yang benar harus diperbaiki. 03 seperti sebelumnya, tetapi saat menjawab kemarin lebih berani,” tegas Anang.

Hal yang juga diperhatikan Anang, adalah pola debat yang dilakukan cawapres 02. Yang cenderung melakukan gimmick politik. Yakni kembali melakukan pola pertanyaan “sulit”. Seperti menggunakan diksi yang menyulitkan atau sulit dimengerti.

Terlebih saat memberikan pertanyaan kepada cawapres 03. Pemilihan kata “bapak adalah professor seharusnya tahu” menurut Anang cenderung merendahkan.

“Ini dilakukan lagi ya. Seperti sebelumnya. Dan ini menurut saya memang gimmick politik dari 02. Tetapi pemilihan kata seperti debat kemarin itu menurut saya merendahkan. Ditambah cawapres 03 menanggapi agak emosional. Ini terlihat publik akan sangat negatif, 02 bisa dianggap tidak punya etika,” ungkap Anang.

Secara umum, Alumnus S3 University of South Australia ini mengaku kecewa dengan kualitas debat cawapres tadi malam.

Kembali ia menegaskan permasalahan tentang masalah lingkungan, energi hingga adat masyarakat yang diangkat harusnya bisa menjadi ajang perang gagasan. Terutama gagasan mengenai solusi terhadap  masalah yang ada.

“Yang 01 terus mengkritisi kebijakan dibawa data meski masih belum terlihat substansi visi misinya. 02 bermain gimmick terus dan diksi yang dipakai selalu meneruskan yang saat ini. Sementara 03 juga masih berpegang pada pengalaman terdahulunya saja. Intinya strategi dan solusi yang diharapkan muncul tidak terlihat,” pungkas Anang. (ica/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img