spot_img
Tuesday, May 21, 2024
spot_img

Diduga Terlilit Utang, Guru SD Bunuh Istri dan Anak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Wahaf Efendi Dikenal Baik, Tak Neko-Neko

MALANG POSCO MEDIA- Jenazah Wahaf Efendi, Sulikhah, istrinya dan ARE, anaknya langsung dimakamkan oleh keluarganya, Selasa (12/12) malam. Prosesi pemakaman dilakukan setelah proses otopsi dilakukan IKF RSSA Malang selesai. Keluarga Sulikhah, memilih memakamkan ketiganya di TPU Desa Sekarpuro  Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. “Dimakamkan berjejer,” ujar Dodik Wokanubun, sepupu Sulikhah.

Polisi sendiri, hingga kini masih melakukan penyelidikan motif pembunuhan yang dilakukan Wahaf, panggilan guru SDN Sukun 3 Kota Malang ini kepada istri dan salah satu anak kembarnya itu. Pria ini juga menyusul tewas setelah menyayat tangannya dengan pisau.

Seperti diberitakan sebelumnya, Wahaf diduga meminumkan racun kepada Sulikhah, dan ARE, 13, di rumah kontrakan mereka, Dusun Boro Bugis, Desa Saptorenggo, Pakis, Selasa (12/12) dini hari. Sedangkan AKE, 13, salah satu anak kembarnya dibiarkan tidur di kamar lain. 

Setelah melakukan pembunuhan itu, guru PPPK SDN Sukun 3 Kota Malang itu mengambil pisau dapur dan mengakhiri hidupnya dengan menyayat lengan tangan Peristiwa ini, kali pertama diketahui oleh warga sekitar yang datang ke rumah tersebut, karena teriakan minta tolong AKE.

Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menduga masalah ekonomi menjadi alasan yang melatarbelakangi Wahaf untuk membunuh anak dan istrinya, lalu bunuh diri. “Ini didapat dari beberapa keterangan saksi yang sempat dimintai tolong meminjamkan sejumlah uang namun belum bisa melunasi,” paparnya.

Penyidik Satreskrim Polres Malang, lanjutnya, memeriksa tujuh saksi. Mulai Ketua RW, tetangga, dan AKE, anak korban yang dibiarkan hidup. Dugaan motif ekonomi itu, kata dia, didukung keterangan AKE yang mengingat bila hari Minggu (10/12), Wahaf menyampaikan  tak bisa lagi menggunakan ponselnya karena rusak.

Sehari setelahnya, AKE melihat ayahnya tak lagi menggunakan ponsel hingga peristiwa tragis itu terjadi. “Mengenai jenis utang, hanya dilakukan korban pada perorangan. Bukan pinjaman online. Jumlah nominal utang masih kami dalami karena masih butuh informasi yang lebih akurat,” ungkap dia. 

Penyidik, lanjutnya, juga masih mencari ponsel milik Wahaf, yang diharapkan akan menjadi saksi bisu kenekatan pria yang tekun beribadah ini, membunuh istri dan seorang anaknya. Dari informasi yang didapatkan polisi, Wahaf dikenal lebih banyak diam dan memilih untuk menyelesaikan semua masalahnya sendiri.

Sementara itu, hasil otopsi, menunjukkan indikasi bila Wahaf meninggal dunia terakhir setelah istri dan anaknya ARE mengembuskan nafas terakhir. Hal tersebut juga diketahui dari pesan yang tertulis di kaca meja rias yang identik dengan tulisan tangan Wahaf. Termasuk pada buku agenda Wahaf.

“Tidak ditemukan bercak darah di meja rias dan cermin. Artinya dia menuliskan pesan sebelum menyayat tangannya hingga berdarah. Sedangkan istri dan anaknya lebih dulu meminum cairan obat nyamuk,” kata dia. Bungkus cairan obat nyamuk ukuran 175 mililiter ditemukan di lokasi.

Dari proses otopsi, terang perwira Polri ini, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dari tubuh Sulikhah dan ARE. Gandha juga belum berani menyatakan bila ada indikasi paksaan Wahaf kepada istri dan anaknya untuk meminum racun. “Masih kami dalami. Mengerucut dua hal. Antara pemaksaan atau ada tipu muslihat,” tegasnya.

Sementara itu Kepala SDN Sukun 3 Sri Mursinah masih tak menyangka kepergian salah satu guru terbaiknya itu, Wahaf Efendi. Ia mengenal pria tersebut karena seorang dengan kepribadian yang baik.

Bahkan, sampai kali terakhir ia bertemu tidak ada kejadian aneh yang ditunjukkan Wahaf. “Terakhir bertemu itu Senin (11/12) lalu. Beliau masuk seperti biasa, tapi izin sekitar jam 9 pagi untuk menjemput anaknya,” jelasnya.

Ia mengatakan, bahwa hal ini juga bukan sebuah keanehan. Apalagi saat itu masa ujian sudah berakhir, dan memang yang bersangkutan tidak banyak mencurah kan isi hati (curhat) persoalan pribadi.

“Beliau ini orangnya baik. Ke rekan kerja dan anak-anak (murid) juga sangat baik. Begitu saya mendapat kabar, langsung bergegas memastikan ke kamar jenazah,” katanya.

Ia mengenang sosok Wahaf ini ramah dan tidak neko-neko di sekolah. Bahkan selama ia memimpin di sekolah tersebut, Wahaf juga tidak memiliki masalah dengan sesama rekan kerjanya.

“Setahu saya, beliau ini tidak memiliki masalah di tempat kerja. Kami di sekolah tidak menyangka kejadian ini menimpa korban dan keluarga,” imbuhnya.

Ia juga masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian. Karena itu belum bisa berkata-kata lebih banyak, ketika mengingat kejadian yang menimpa salah satu guru terbaik di sekolahnya itu. (tyo/rex/mar/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img