spot_img
Monday, May 20, 2024
spot_img

Harmoni Kehidupan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si

Rektor Universitas Islam Malang

Kehidupan sosial yang harmoni adalah idaman setiap manusia dalam keberagaman yaitu keserasian dalam hidup berdampingan. Kehidupan manusia selalu berdampingan manusia lainnya, di sini letak pentingnya harmoni yang akan menjaga hubungan antarsesama menjadi rukun dan bersatu padu meskipun memiliki banyak perbedaan antarindividu.

Harmoni dapat diartikan sebagai kondisi yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat. Tanda harmoni sudah tercapai bisa dilihat di masyarakat saat keberagaman individu yang ada, tidak dipermasalahkan. Setiap individu sadar bahwa keberagaman merupakan hal yang wajar. Rasa toleransi terhadap perbedaan juga menjadi hal yang menandakan terciptanya harmoni dalam kehidupan sosial.

Di dalam harmoni ditemukan adanya hubungan timbal balik antara satu hal dengan hal lainnya. Misalnya timbal balik antara perbedaan itu sendiri dengan masyarakatnya. Harmoni juga memiliki pola integrasi, yaitu usaha untuk mempertemukan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat yang kemudian perbedaan tersebut bisa dicari solusi bersama. Perbedaan itu akan selalu ada, dan untuk menyatukan keberagaman yang sangat bervariasi itu, tentunya tidak mudah. Banyak pertentangan yang bahkan tidak mungkin disatukan, namun bisa diambil jalan tengahnya dengan saling menerima dan memahami setelah duduk bersama.

Setelah solusi itu ditemukan, terbentuklah harmoni dalam keberagaman yang ada di masyarakat. Sikap saling menghormati juga tidak kalah penting. Sikap inilah yang akan membangun kerukunan antar warga. Kunci dari terbentuknya harmoni adalah rasa toleransi, penerimaan dan kemauan antar individu untuk saling menghargai perbedaan yang ada di antara sesama manusia.

Pandangan manusia yang hidup di dalam lingkungan sosial tertentu juga perlu diperluas sehingga bisa melihat banyak persoalan dari berbagai sudut pandang. Sehingga individu di dalamnya tidak mudah menghakimi orang lain dan memudahkan terciptanya harmoni. Harmoni dalam keberagaman yang telah dijelaskan di atas adalah gambaran umum mengenai apa itu harmoni. Diuraian tersebut juga dijelaskan bagaimana harmoni bisa dicapai dalam kehidupan masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah masyarakat ada banyak sekali perbedaan latar di antara warga-warganya, baik berupa perbedaan sosial maupun budaya. Perbedaan tersebut bisa saja menciptakan suatu harmoni dalam keberagaman sosial budaya. Keragaman budaya di Indonesia ialah wajah penuh warna yang tidak dapat dimanipulasi. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 275 juta, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, mereka mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang beragam, mulai pegunungan, pesisir pantai, tepian hutan, hutan belantara, dataran rendah hingga tinggi, perdesaan hingga perkotaan.

Kondisi itu lalu memunculkan beberapa pendapat. Mereka yang tinggal di padang gersang cenderung temperamental, sama seperti yang tinggal di pesisir. Sementara itu, yang menghuni perbukitan hijau, penuh kebun teh, dengan suhu dingin, cenderung memiliki sifat pendiam. Tidak ada yang salah dengan penilaian-penilaian tersebut selama dapat hidup berdampingan serta saling memahami perbedaan, kekayaan warna bangsa akan semakin indah dan harmoni.

Kenyataannya, keragaman di Indonesia bukan hanya dalam hal budaya, melainkan juga agama dan keyakinan-keyakinan transendental, termasuk kehidupan manusia, tata cara, pola pikir, kebiasaan, dan praktik-praktik interaktif antar anggota masyarakat. Sedemikian beragamnya bangsa ini, tidak akan mudah menghindari konflik budaya, tetapi bukan berarti tidak bisa. Berkaitan dengan keragaman budaya, dewasa ini kerap kali konflik mengemuka sebagai reaksi keragaman yang tidak dipahami sebagai kemajemuk¬an dan keharmonisan. Padahal, kesadaran atas budaya yang berbeda memungkinkan untuk saling mempelajari cara-cara berkomunikasi yang unik sehingga semangat keragaman budaya terus bertunas dan menjadi benih harmoni.

Keberagaman Sosial Budaya

Harmoni dalam keberagaman sosial budaya adalah adanya keserasian, dan keselarasan dalam keberagaman budaya dan dalam kekayaan sosial atau hal tersebut adalah cerminan dari Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetap satu jua. Sebagai contoh masyarakat Samin, secara sosiologis membaur dengan masyarakat konvensional nonbudaya di Blora. Bagi kalangan aktivis pluralis, masyarakat Samin lebih dikenal dengan nama Sedulur Sikep. Samin memiliki arti sama, kesamaan, sama saja, setara, atau senasib sepenanggungan.

Hal itu melahirkan makna tentang kehidupan yang tidak memiliki perbedaan di mata alam dan Tuhan. Tidak ada yang bisa membedakan antara satu individu dan individu lain, kecuali kebaikan serta nilai ketuhanan dalam diri atau ketakwaan. Lain halnya dengan masyarakat Badui, selain lebih populer bagi masyarakat Indonesia, masyarakat Badui juga termasuk komunitas budaya yang masih terus menjaga nilai luhur kebudayaan asli dan mulai membaur dengan masyarakat luar. Bahkan secara politis mulai mengakui adanya pemerintahan dalam hal ini adalah gu¬¬bernur. Setiap tahun masyarakat Badui melakukan ritual serah upeti kepada gubernur. Kondisi ini hanya terjadi di Badui. Harmoni dalam keberagaman sosial budaya adalah keselarasan atau keserasian dalam kekayaan sosial dan budaya yang bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan.

Berangkat dari contoh itu lalu lahirlah komunikasi lintas budaya. Yakni komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda, baik dalam bentuk ras, entitas budaya, kelas sosial, ekonomi, gender, dan politik. Komunikasi lintas budaya dimaknai sebagai kajian kolaboratif yang menggabungkan semua unsur perbedaan menjadi satu kesatuan. Sebab ketika perbedaan dimusuhi, masyarakat dari lintas pembeda tidak jarang bertemu dalam ketegangan, saling memandang sinis, dan penuh kecurigaan.

Perlu ditegaskan, lintas budaya bukan semata memahami bahwa kita berbeda, lalu selesai. Lebih dari itu, lintas budaya berbicara bagaimana kita menerima perbedaan sebagai bagian dari jati diri bangsa. Lintas budaya juga tidak semata bicara pembeda budaya ritualistis, misalnya lintas agama, ras, suku, dan adat istiadat, tetapi juga memahami perbedaan pemikiran, ideologi, sikap, serta pandangan hidup majemuk. Ketika kita kehilangan kesadaran pluralitas tersebut, akan mudah melahirkan friksi-friksi sebagai embrio kekerasan budaya Kelompok mayoritas merasa dominan menguasai minoritas dengan dalih penghormatan.

Betapa pentingnya komunikasi lintas budaya, dapat diurai dari hal sederhana, sebelum Indonesia dilegalkan sebagai sebuah negara, kita hidup di satu komunitas besar yang disebut komunitas budaya, ada masyarakat dayak, masyarakat Samin, masyarakat Anak Dalam, masyarakat Badui, masyarakat Bugis, masyarakat Minang, semuanya telah mapan dengan kebudayaannya yang kemudian menyatukan mereka menjadi Indonesia. (*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img