Dugaan Human Trafficking Gadis Sumawe Ada Kesalahpahaman
MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Nazwa Aulia, gadis asal Desa Ringinkembar Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang sempat menggegerkan publik karena diduga hilang, kini telah kembali ke keluarganya. Setelah enam hari lamanya dia ditemui di Surabaya. Pemerintah desa mengatakan bahwa dia terduga korban bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART).
Kepala Desa Ringinkembar, Subaidi menuturkan ada kesalahpahaman dibalik kasus yang melibatkan Nazwa. Hal itu diketahui setelah ia dipulangkan dan dilakukan mediasi serta klarifikasi pihak keluarga dengan dua orang yang memperkerjakan Nazwa.
“Ada yang harus diluruskan sesuai dengan fakta-fakta yang kami temukan selama pencarian Lia (panggilan Nazwa Aulia, red) hingga akhirnya ketemu di Surabaya kemarin. Bahwa memang sang anak dibawa untuk bekerja di Surabaya,” ujar Kades Ringinkembar Subaidi kepada Malang Posco Media, Jumat (20/5).
Subaidi mengungkapkan Nazwa Aulia yang ditemukan di salah satu rumah kawasan Barata Jaya, Kota Surabaya. Saat itu, ia langsung dibawa pulang menuju Polres Malang bersama dua orang keturunan Tionghoa yang menawarkan pekerjaan sebagai ART, Jumat (13/5) pekan lalu.
Berdasarkan klarifikasi yang dilakukan di Polres Malang Kamis malam, terungkap bahwa Nazwa Aulia memang bekerja sebagai ART dan mengaku betah untuk tetap tinggal. Alasannya karena perlakuan baik sang majikan dan janji gaji yang lumayan untuknya.
“Saat ketemu kami, Lia mengatakan betah dan sempat tidak mau pulang. Dia memang bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan gaji Rp 2 juta. Karena sudah masuk penyelidikan polisi, kami kemudian membawanya pulang dan dilakukan klarifikasi,” ujar Subaidi.
Dikatakannya, bahwa ada kesalahpahaman dari orang tua NA. Orang tuanya menduga putrinya telah hilang pasca 2 orang yang mendatangi rumahnya untuk menawarkan pekerjaan pekan lalu. Kedua orang tersebut mengaku bahwa mereka sudah menyampaikan bahwa Nazwa Aulia diminta tak mengaktifkan telepon seluler untuk sementara waktu. Tujuannya agar dia bisa fokus bekerja.
“Itu sudah disampaikan dua orang itu saat ke rumahnya. Saat sudah betah, Lia bisa kembali menghubungi orang tuanya. Begitu juga dengan alamat rumah yang ada di Araya, ternyata yang diingat orang tua Lia keliru. Ini murni kesalahpahaman dari orang tua Lia sendiri,” ujar Subaidi.
Di samping itu, dua orang yang menjemput Nazwa ke rumahnya tidak memberikan alamat lengkap dan nomor kontak yang dapat dihubungi. Orang tuanya pun tidak menanyakan atau melibatkan RT/RW setempat saat keduanya datang. Bagi Subaidi, ini menjadi pelajaran penting bagi warganya.
“Ke depan, jika ada masalah seperti ini atau kehadiran orang asing, warga bisa memanggil RT/RW dan perangkat desa. Agar tidak terjadi lagi seperti ini,” tandasnya. Pihak keluarga dan kepala desa akhirnya membuat video klarifikasi dan meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi.
Subaidi menambahkan, kepanikan laporan orang tua Nazwa Aulia membuat dirinya tak melakukan pengecekan secara detail. Sebelumnya, dirinya mengatakan bahwa Nazwa di bawah umur. Ternyata, NA telah berusia 17 tahun sesuai data Kartu Keluarga (KK).
“Lia usianya 17 tahun sesuai KK, sekarang sudah di rumah. Kedua orang itu juga tak mau lagi merekrut kerja. Meskipun masalah ini sudah selesai setelah kedua belah pihak diklarifikasi di Polres Malang malam kemarin,” tukasnya. (tyo/ggs)