spot_img
Sunday, May 5, 2024
spot_img

Lebih Dekat dengan Kepala SMPN 1 Singosari, Drs. Susilo Wardoyo, M.Si

Inspirasi 26 Tahun Kepala Sekolah, Juga Rintis Cabor Anggar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kompetensinya sebagai kepala sekolah tak diragukan lagi. Puluhan tahun  mengabdi sebagai guru dan kepala sekolah. Itulah Kepala SMPN 1 Singosari Drs. Susilo Wardoyo, M.Si. Lebih dari lima sekolah pernah menjadi tempatnya bertugas. Sederet prestasi pun diraih.

Sudah hampir enam tahun Drs Susilo Wardoyo M.Si mengabdi sebagai Kepala SMP Negeri 1 Singosari. Diangkat pada Februari 2017 lalu. Ia akan mengakhiri masa tugasnya.

Jumat (30/9) hari ini adalah hari terakhirnya sebagai Kepala SMPN 1 Singosari. Siapa pun akan melihat hasil jerih payahnya selama masa tugas itu. Prestasi akademik, non akademik, guru maupun prestasi institusi kelembagaan.

Singosari Negeri Satu (SINESA) sebutan lain SMPN 1 Singosari, jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan Wardoyo memimpin sekolah ini, selain karena pengalaman dan kemampuan leadershipnya, juga karena karakter yang menunjang dalam dirinya.

Dia dikenal ramah. Tidak pernah menolak tamu. Supel dan tegas. Malang Posco Media, selalu disambut dengan terbuka. Baik secara langsung maupun saat diwawancara lewat telepon.

Ayah dari dua orang putri ini berbagi cerita tentang tips-tips suksesnya menjadi kepala sekolah. Menurut dia, seorang pemimpin harus memiliki kejernihan hati dan pikiran. Sehingga berimbas pada komunikasi yang dibangun.

Kunci utama dalam sebuah organisasi adalah kekompakan. Sinergi yang kuat. Saling membantu satu sama lain. “Mewujudkan kekompakan itu butuh interaksi dari hari ke hati. Sehingga kita bisa membuat kebijakan yang adil,” katanya.

Selain itu kata dia, kepala sekolah harus berani mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Pun dalam kondisi yang sulit. Dan siap bertanggung jawab terhadap urusan sekecil apapun.

Karena kata Wardoyo seorang pemimpin kerap dihadapkan pada banyak pilihan. Feeling pemimpin juga harus kuat untuk menentukan keputusan. “Harus pandai menentukan skala prioritas. Namun tetap mengutamakan asas demokrasi, kolektif kolegial,” tuturnya.

Suami dari Nanikus Handayani, S.Pd ini menambahkan, dalam hal keuangan seorang pemimpin harus transparan. Tidak lain untuk menjaga amanah dan kepercayaan dari yang dipimpin.

Apalagi kepala sekolah yang memikul tanggung jawab besar dalam mengelola keuangan lembaga. “Yang urusan ini (keuangan) tidak boleh main-main. Integritas dijunjung tinggi,” tegasnya.

Menurut dia, pemimpin atau kepala sekolah juga sering dihadapkan dengan banyak tuntutan. Termasuk dari pihak luar. Karena itu, kata Wardoyo, butuh keberanian. Tidak boleh takut dengan tuntutan pihak  yang berbeda pendapat.

Yang tidak kalah penting adalah berani berinovasi. Bagi seorang pemimpin inovasi menjadi keharusan. Tidak boleh biasa-biasa saja.

Meskipun terobosan dan ide-ide besar kadang kala mendapat tantangan. Tetapi itu harus dihadapi dengan gagah berani. “Harus berani, harus kuat. Memang ada risikonya. Tapi memang harus begitu kalau ingin maju. Kalau mau aman, ya biasa-biasa saja,” tegasnya.

Karena inovasi, keberanian dan strategi kepemimpinanya, Sinesa kini menjelma sebagai SMP terbaik di Kabupaten Malang. Dulu sekolah ini dikenal dengan prestasi akademiknya. Beberapa kali terbaik nilai Ujian Nasional.

Tapi sejak beberapa tahun terakhir,  banyak terobosan dilakukan sehingga prestasi menjadi imbang antara akademik dan non akademik. “Keberhasilan itu, tentu bukan karena diri pribadi kepala sekolah. Tetapi karena perjuangan semua pihak. Guru, orang tua dan siswa-siswi itu sendiri, yang memiliki kemauan keras untuk maju,” paparnya.

Wardoyo menegaskan seseorang harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Apalagi seorang pemimpin. Terlebih lagi kepala sekolah, yang menjadi teladan generasi bangsa.

Kejujuran harus dimulai dari niat yang lurus. Niat yang bersih membuat seseorang mudah menjalani hidup. Dan bagi pemimpin niat yang lurus membuat urusannya menjadi lebih mudah.

“Kami selalu menata niat, bahwa tugas kami sebagai pendidik maupun kepala sekolah untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak,” kata dia.

Drs Susilo Wardoyo, M.Si juga merupakan alumni sekolah ini. Ia lulus tahun 1979.  Ia telah melewati perjalanan panjang dan pengabdian luar biasa di dunia pendidikan.

Selama lima tahun sejak 2006 diangkat menjadi Kepala SMPN 2 Pujon. Tahun 2011 dimutasi menjadi Kepala SMPN 1 Wagir. Di sana bertugas selama empat tahun. Sempat dikembalikan lagi ke SMPN 2 Pujon selama kurang lebih satu tahun.

Lalu pada tahun 2015, ditugaskan menjadi Kepala SMPN 1 Lawang selama dua tahun. Sebelum akhirnya menjadi Kepala SMPN 1 Singosari.

Wardoyo mengatakan, sebelum menjadi kepala sekolah tentu sebelumnya menjadi guru biasa lebih dulu. Pertama kali dia bertugas di SMPN 1 Pagak, tahun 1991 lalu.

Kemudian pindah tugas ke SMPN 3 Singosari sampai tahun 2006.

Sempat juga mengabdi sebagai wakil kepala sekolah dan kepala sekolah di SMP PGRI selama masa 10 tahun. “Jadi saya menjadi kepala sekolah itu kurang lebih 26 tahun,” ungkapnya.

Pria yang sudah memiliki lima cucu ini pernah menjadi pembina guru olahraga. Dia juga aktif di KONI Kabupaten Malang, Wakil Ketua  Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia  (Perbasi) Kabupaten Malang. 

Tahun 2016 bersama pengurus KONI dan guru-guru olahraga merintis Cabor Anggar. Dia dipercaya sebagai Ketua Umum selama satu periode hingga tahun 2020.

Selama satu periode pertama itu banyak prestasi yang diperoleh. Berkat kerja keras dan kerja tim yang baik di kepemimpinannya. “Kami dorong teman-teman untuk terus semangat. Alhamdulillah medali emas di Porprov Jatim melampaui target sebagai cabor yang baru berdiri di KONI Kabupaten Malang,” pungkasnya. (imam wahyudi/van) 

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img