.
Friday, December 13, 2024

Jaga Kualitas, Gunakan Kedelai Lokal Madiun

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menggunakan bahan-bahan lokal menjadi komitmen dari Dwi Prihartono. Pembuat kecap asal Jabung tersebut sudah menekuni pekerjaannya sebagai pembuat kecap sejak tahun 2016 lalu. Brand Kecap Tugu Jawa khas Malang kini sudah dikirim ke berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Papua, Sulawesi dan sekitarnya.

Kepada Malang Posco Media ia menceritakan awal merintis usahanya di tahun 2016 lalu, setelah resign dari pekerjaannya di suatu perusahaan di Surabaya, Dwi yang notabene lulusan dari STIBA Malang tersebut banting setir menjadi seorang pengusaha.

“Background saya bukan pengusaha sebenarnya, dulu bekerja di sebuah perusahaan interior. Kemudian 2015 resign dan coba untuk usaha. Yang menginspirasi itu rekan kerja saya dari Jepang, mereka sangat bangga dengan produk-produk lokal. Sedangkan kita tahu Indonesia banyak sekali Sumber Daya Alam yang bisa dimanfaatkan,” ujar Dwi.

Ia sebelum menekuni bisnis pembuatan kecap sempat melakukan beberapa pekerjaan, mulai dari usaha kayu sampai berjualan kue bersama dengan istri. Ia memantapkan diri untuk mulai berbisnis kecap setelah belajar membuat kecap kepada seseorang yang ia temui.

“Ada seorang ibu dulu, ketemu saat acara UMKM. Beliau ini biasa mengajarkan membuat kecap kepada ibu-ibu sekitar. Tapi tidak ada yang meneruskan. Hanya sekadar belajar saja. Saya melihat kecap ini punya potensi, akhirnya saya belajar dengan beliau dan saya tekuni. Alhamdulillah bisa bertahan sampai dengan sekarang,” jelasnya.

Salah satu yang membuat Kecap Tugu Jawa buatannya istimewa terletak dari bahan-bahan yang digunakan, terutama bahan utamanya yakni kedelai hitam. Bekerjasama dengan petani dan BSIP (Badan Standarisasi Instrumen Pertanian) dari Kementerian Pertanian, Dwi hanya menggunakan kedelai hitam lokal yang berasal dari Madiun. Begitu juga dengan gula kelapa dan beberapa rempah lainnya yang dijadikan campuran.

“Semua bahannya dari lokal. Kita tahu Indonesia itu kaya, sangat sayang kalau tidak dimanfaatkan. Dan tentu saja cita rasa yang dihasilkan juga berbeda, lebih gurih dan sehat pastinya. Karena tidak ada campuran bahan kimia di dalamnya. Masalah rasa pasti bisa di adu,” katanya.

Saat ini sudah ada empat varian kecap yang dikeluarkan, yakni kecap manis, kecap asin, kecap pedas serta kecap jamur. Tantangan terbesar yang dihadapi nya tentu saja dalam pengadaan bahan-bahan pembuatan kecap. Persaingan pasar antara produk impor dan lokal cukup tinggi.

“Masuknya produk-produk impor ini kan membuat petani was-was. Terutama di bahan pokok kami seperti kedelai hitam ini. Untuk mengatasi kelangkaan alhamdulillah kami dibantu dengan BSIP ini. Mereka yang menyediakan bibit kemudian ditanam oleh petani, dan hasilnya kami yang membeli,” terangnya.

Setiap harinya, Dwi dibantu dengan dua karyawannya bisa memproduksi kurang lebih 50 liter kecap. Sementara itu, itu pasarannya sendiri, ia menyasar secara langsung ke konsumen, terutama di komunitas-komunita kesehatan.

“Mengenalkan produk ke masyarakat itu kan cukup susah. Sebenarnya dari segi harga juga kami tidak terlalu tinggi, ada di tengah-tengah dari produk kecap yang terkenal dan tersebar di masyarakat. Namun kembali lagi, masih perlu proses mengenalkan produk ke masyarakat. Saat ini sementara sasarannya langsung ke konsumen, terutama ke komunitas-komunitas kesehatan. Paling banyak dari Jakarta,” imbuhnya.

Harganya untuk botol kecil banderol Rp 8 ribu, untuk botol dengan ukuran besar di bandrol dengan harga Rp 17 ribu. Inovasi-inovasi terus ia lakukan, terutama dengan mengembangkan bahan-bahan lokal yang ada di sekitar. Selain memanfaatkan kedelai, ia juga mulai berinovasi dengan membuat kecap berbahan Kacang Koro.

“Sempat kemarin itu dari Pak bupati untuk memanfaatkan kacang koro, sudah kami lakukan uji coba juga dan di buat. Sudah kami lab kan dan ternyata untuk kandungannya juga tidak terlalu berbeda dengan kacang kedelai. Rencana pas Hari Jadi Kabupaten Malang akan di launching,” tandasnya. (adm/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img